Oleh: Laeli Wahidatul Hidayati (2008)
Manusia adalah makhluk yang senantiasa untuk mencari kebanaran. Dalam realitanya sendiri khusunya dunia perguruan tinggi orang selalu disibukan dengan aktivitas mencari kebanaran yang obyektif. Demikianlah masa lalu hingga seterusnya untuk masa yang akan dating. Dengan aktivitas itu, manusia akan sampai pada tiga eksistensi  yaitu : ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama yang ketiganya bersumber pada kebenaran yang mutlak yaitu Allah Yang Maha Beesar. Dalam bahasa filsafat sendiri, filsafat menyebutkan dengan istilah kausa prima. Ketiga macam pengetahuan inilah yang akan selalu dikembangkan dengan sekuat tenaga oelh umat manusia, sejak pendidikan terendah sampai pada pendidikan tertinggi, secara umum dengan tujuan mencapai kebahagiaan.
Namaun, dalam realitanya juga, mahasiswa fakultas filsafat sendiri masih sering kali memberikan kesan buruk. Sebagian dari lulusan filsafat, mereka justru menjadi lemah imannya bahkan seperti orang yang tidak mempunyai akal sehat. Hal inilah yang masih dijadikan doktrin orang bahwa mempelajari filsafat akan merusak keimanan kita. Padahal justru filsafat memberikann fungsi-fungsi dan mempunyai kedudukan tersendiri dalam ilmu dan agama. Filsafatlah yang menjadi motor penggerak kehidupan sehari-hari baik sebagai manusia pribadi maupun kolektif dalam bentuk masyarakat atau bangsa.
Lalu,bagaimana relasi antara filsafat, ilmu pengetahuan, dan agama??
Oleh Louis kattsoff dikatakan: bahasa yang dipakai dalam filsafat dan ilmu pengetahuan dalam beberapa hal saling melengkapi. Pada bagian lain dikatakan , filsafat dalam usahanya mencari jawaban atas pertanyaan –pertanyaan yang pokok yang kita ajarkan harus memperhatiakn hasil-hasil l ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dalam usahanya menemukan rahasia alam dan kodrat haruslah mengetahui kefalsafahanmengenai alam kodrat tersebut.
Ilmu pengetahuan telah banyak membantu manusia dalam mencapai tujuan hidup dan kehidupannya. Yaitu kehidupan yang selalu lebih baik. Namun padakenyataanya tidak dapat dipungkiri bahwa selain mendatangkan dampak positif ilmu pengetahuan seperti teknologi juga sering kali disalah gunakan manusia. Maka untuk mengantisipasi itu ilmu pengetahuan perlu dikaji lebih lanjut oleh filsafat yaitu bahwasanya dalam pengembangan dan penerapan ilmu harus didasarkan pada nilai-nilai yang mencakup kehidupan manusia itu sendri, sedangkan nilai dikaji dalam filsafat sehingga tidak bersifat distributive bagi manusia. Dengan kata lain filsafat memberikan dasar-dasar bagi pengembangan dan penerapan ilmu agar pengembangan dan penerapan ilmu tetap sesuai dengan visi dan misi umat yaitu untuk menegakkan harkat dan martabat manusia.
Sedangkan kontribusi ilmu sendiri kepada filsafat adalah bahwasanya ilmu memberikan berbagai permasalahan-permasalahan yang baru yang harus dikaji oleh filsafat sehingga filsafat tidak akan pernah ketinggalan terhadap pemikiran-pemikiran manusia.
Dalam perspektif falasifah, filsafat dan agama merupakan dua pendekatan yang mendasar menuju pada kebenaran.secara kongkrit, agama mempunyai kontribusi kepada filsafat. Yaitu: bahwasanya filsafat harus berdasarkan pada agama, karena jika filsafat berdasarkan akl fikiran saja, maka filsafat tersebut tidak akan memuat kebenaran yang obyektif, karena yang memberikan pandangan dan putusan adalah akal pikiran. Sedangkan kesanggupan akal pikiran itu terbatas, sehingga filsafat yang hanya berdasarkan kepada akal fikiran semata-mata tidak snggup memberi kepuasan bagi manusia, terutama dalam tingkat pemahanman terhadap yang ghaib.
Filsafat sendiri membantu merasionalkan berbagai ajaran agama yang memeang mungkin dapat dirasionalkan. Agama harus dirasionalkan karena:
1. Agar manusia dalam menjalankan agama tidak hanaya sebagai warisan, tuntutan ataupun kebiasaan saja. Namun, kita harus tau dasar-dasar dan kesadaran kenapa kita harus menjaalnkanya.
2. Filsafat juga mampu memperkuat/ meningkatkan keimanan.
Jika kita telah mengadakan perenungan tentang pengertian yang sedalam-dalamnya dari ketiga buah sumber atau wadah kebenaran, yaitu filsafat, ilmu pengetahuan , dan agama, maka kita mengetahui bahwasanya agama bertujuan untuk kebahagiaan umat manusia dunia akhirat dengan menunjukkan kebenaran asasi dan mutlak, baik mengenai mikro-kosmo (manusia), makro-kosmo(alam), maupun Tuhan/ Allah itu sendiri. Ilmu, filsafat, dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan manusia. Dikatakan terkait kaerena ketiganya tidak dapat bergerak dan berkembang apabila tidak ada tiga alat itu dengan tenaga utama yang berada di dalam dirir manusia. Tiga alat dan tenaga manusia adalah : akal pikiran, rasa dan keyakinan, sehingga dengan ketiga hal tersebut manusia akan dapat mencapai kebahagiaan bagi dirinya.
Ilmu dan filsafat dapat bergerak dan berkembang berkat akal pikiran manusia. Juga agama dapat berkembang dan bergerak berkat adanya keyakinan. Akan tetapi ketiga alat dan tenaga utama tersebut tidak akan dapat berhubungan dengan ilmu, filsafat , dan agama jika tidak didorong dan dijalankan oleh kemauan manusia yang merupakan tenaga tersendiri yang terdapat dalam diri manusia. Dikatakan reflektif, karena ilmu, filsafat, dan agama baru dapat dirasakan faedahnya dalam kehidupan manusia, apbila ketiganya merefleksi dalam diri manusia itu sendiri.
(Artikel ini dibuat dalam rangka memenuhi persyaratan mengikuti DAD cabang Jasman Al-kindi kota yogyakarta)
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar