Ketua Panitia Wicaksana Ari Wibawa
Masyarakat Indonesia belakangan ini banyak mengalami persoalan yang cukup serius, di mulai dari kekerasan fisik dalam pendidikan, seorang guru yang memukul muridnya dengan kayu rotan hanya karena tidak bisa menjawab soal-soal pelajaran. Kekerasan dalam rumah tangga, kemudian kekerasan dalam masyarakat dengan mengucilkan suatu keluarga karena tidak mengikuti kebiasaan masyarakat setempat. Fenomena tersebut masih menjadi momok bagi bangsa ini. Pembelaan-pembelaan terhadap mereka terkadang putus di tengah jalan karena persoalan sedikit masyarakat yang peduli terhadap hal-hal semacam itu.
Suatu data menyebutkan sepanjang kwartal pertama 2007 terdapat 226 kasus kekerasan terhadap anak disekolah. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan kwartal yang sama tahun lalu yang berjumlah 196. Ketua Umum Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak Seto Mulyasi mengatakan selama Januari-April 2007 terdapat 417 kasus kekerasan terhadap anak. Rinciannya, kekerasan fisik 89 kasus, kekerasan seksual 118 kasus, dan kekerasan psikis 210 kasus. Dari jumlah itu 226 kasus terjadi di luar sekolah, ujar Seto Mulyadi. Sedangkan dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga, pada tahun 1997, Rifka Annisa Women’s Crisis Center di Yogyakarta telah menangani 188 kasus kekerasan dalam rumah tangga. Dari penduduk berjumlah 217 juta, 11,4 persen diantaranya atau sekitar 24 juta penduduk perempuan, terutama di pedesaan mengaku pernah mengalami tindak kekerasan, dan sebagian besar berupa kekerasan domestik, seperti penganiayaan, perkosaan, pelecehan, atau suami berselingkuh (kompas, 27 April 2000).
Dengan itu, bidang hikmah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah fakultas psikologi berusaha menjawab kebutuhan masyarakat tersebut. Sebagai langkah awal, mahasiswa perlu dibekali dengan kemampuan untuk melakukan pendampingan di masyarakat terhadap persoalan-persoalan sebagaimana diatas. Mengapa mahasiswa, karena merekalah yang diharapkan mampu mengadakan perubahan dan perbaikan di dalam masyarakat. Penguatan peran mahasiswa di masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang didapat di ruang perkuliahan. Selain sebagai ajang pembelajaran mahasiswa untuk mengasah kepekaan sosial yang nantinya mampu diimplementasikan di dataran masyarakat sebagai bentuk kerja nyata kaum intelektual dalam mengabdi dan mengembangkan masyarakat.
Pelatihan Advokasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta alhamdulillah telah dilaksanakan pada:
Hari/ tanggal : Ahad, 29 Maret 2009
Tempat : Ruang Serba Guna (SG) Kampus 1 UAD
Jam : 08.00-12.10 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar