Peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 rabiulawal disebut maulid Nabi. Umat Islam memperingati maulid Nabi sebagai ekspresi kecintaan untuk mengikuti jejaknya. Dalam Al-Qur’an ditegaskan, dalam diri Rasulullah terdapat teladan untuk diikuti (QS. 33:21). Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan satu dari empat peristiwa besar dalam sejarah agama Islam. Tiga peristiwa lainnya adalah pengangkatan Muhammad menjadi nabi dan rosul, isra mi’raj, dan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah.
Salahuddin al-Ayyubi adalah orang pertama yang memperingati maulid. Namun ada pula yang mengatakan, ide maulid Nabi tidak hanya berasal dari Salahuddin saja, al-Mu’izz Lidinillah (341 H/953 M-365 H/975 M), Dinasti Fatimia di Mesir dikatakan sebagai pencetus ide maulid Nabi. Ketika Perang Salib, Salahuddin menganggap motivasi umat Islam menurun, sedangkan motivasi tentara Salib meningkat. Untuk memotivasi tentara Islam, maka Maulid Nabi Muhammad SAW dijadikan salah satu spirit dalam membangkitkan semangat juang tentara Islam dalam menaklukan musuh Islam.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia kini muncul sudah tidak relevan lagi, karena sudah terjadi pergeseran makna sesungguhnya yang berakibat pada ketidakbenaran dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan berbagai tambahan-tambahan yang justru kontra dengan Al-Qur’an dan Sunah. Maulid Nabi yang menyimpang dengan puji-pujian yang berlebihan bercampur dengan budaya setempat sehingga terkadang memposisikan Nabi Muhammad SAW setara dengan Sang Kholik. ”Binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan dalam beribadah. (HR. Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar