Senin, 27 April 2009

Sang Revolusioner Sejati

Sejak dulu hingga sekarang manusia selalu merindukan sosok pemimpin yang berkualitas, yang sesuai dengan kriteria, dan tentunya mempunyai idealisme dalam gaya kepemimpinannya. Bagi umat Islam, sosok pemimpin yang ideal telah diteladankan oleh manusia berakhlak Al-Quran, sang rosul pilihan, Muhammad SAW. Beliau dengan cemerlang menunjukkan profil seorang pemimpin yang mampu mengemban amanahnya, dipercaya karena kejujurannya, teruji kecerdasannya dan terbukti transparansinya. Ada 4 sifat yang bisa dirumuskan dari gaya kepemimpinan Rosulullah, agar mudah mengingatnya saya buat sebuah akronim, yaitu “STAF”.

S adalah SIDIQ. Dalam konteks sederhana, sidiq dapat diartikan sebagai suatu kejujuran. Ya, kejujuran. Suatu kriteria yang sekarang ini dirindukan oleh seluruh elemen bangsa, yang sudah bosan dengan segala kebohongan, yang sudah muak melihat ‘topeng’ yang dipakai segelintir orang untuk menarik simpati masyarakat. Kejujuran adalah suatu kriteria yang selalu ada pada berbagai teori kepemimpinan. Karena tidak jujur, para pemimpin mau melakukan korupsi. Karena tidak jujur, pemimpin mau menerima suap. Karena tidak jujur, bermacam-macam pungutan liar dilakukan oleh para penegak hukum. Ada sebuah pepatah Jawa tentang kejujuran, “wong jujur bakale luhur”. Sebenarnya sejak dulu nilai kejujuran ini telah tertanam kuat di hati masyarakat. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, berkembangnya konsep bahwa suatu tujuan itu harus bisa dicapai, bagaimanapun caranya atau dalam istilah mudahnya, dengan menghalalkan segala cara. Hal ini telah menggerogoti nilai mulia kejujuran, bahkan muncul kalimat sebagai pengganti konsep pepatah Jawa yang saya sebut di atas, yaitu “wong jujur bakale ajur/ancur”. Orang yang jujur akan hancur, suatu pernyataan yang seharusnya tidak pernah ada, akan tetapi ini adalah fakta dari perkembangan dunia modern sekarang ini. Oleh karena itu, profil pemimpin yang jujur mutlak diperlukan agar dengan kejujurannya para pemimpin bisa menyentuh hati umatnya, agar bisa merubah pola pikir rakyatnya, agar dapat menghantarkan masyarakatnya menuju kemakmuran dan kesejahteraan.
T adalah TABLIGH, menyampaikan atau dalam istilah sekarang bisa disebut transparansi, keterbukaan. Bukan zamannya lagi rakyat tidak boleh ‘menyentuh’ segala sesuatu yang berbau istana, bukan eranya lagi umat ‘buta’ terhadap sistem administrasi negara. Rosulullah selalu terbuka, selalu menyampaikan wahyu yang beliau terima. Beliau juga terbuka untuk menerima pendapat dari para sahabatnya. Tanpa transparansi, bisa dilakukan berbagai penggelapan dana. Tanpa keterbukaan informasi, bisa terjadi berbagai manipulasi data. Mutlak dibutuhkan suatu keterbukaan dalam diri pemimpin, agar umatnya tahu apa yang terjadi dalam organisasinya, tahu apa yang terjadi dalam negaranya sehingga bisa memberikan kontribusi dan aspirasi positif demi kemajuan dan kemaslahatan bersama.
A adalah AMANAH, dapat dipercaya. Rosululloh dengan gemilang memberikan teladan dalam hal ini. Sejak kecil beliau telah menjadi sosok yang dapat dipercaya dalam segala hal, bahkan musuh-musuhnya pun (dalam hal ini kaum Quroisy) sangat percaya pada beliau hingga bila menitipkan suatu barang atau yang lain mereka lebih yakin bila dititipkan pada Muhammad. Sikap amanah akan menimbulkan kewibawaan bagi seorang pemimpin. Dengan adanya kewibawaan maka pemimpin akan dipatuhi oleh rakyatnya sehingga dengan ini akan lebih mudah bagi pemimpin untuk menciptakan kondisi yang kondusif untuk melaksanakan program-program pembangunannya.
F adalah FATHONAH. Tanpa kecerdasan sulit bagi pemimpin untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Nilai kecerdasan ini telah melekat dalam pribadi Rosululloh. Tanpa kecerdasan ini mustahil bagi Rosululloh menjadi pedagang sukses pada usia 25 tahun dan sekaligus mampu menikahi wanita terhormat di kalangan Quroisy, Khadijah r.a. Para sahabat juga mewarisi kecerdasan ini. Contoh kecilnya adalah kecemerlangan akal Salman Al Farisi yang mengusulkan strategi membuat parit pada perang Khandaq, padahal strategi seperti ini tidak pernah dikenal oleh bangsa Arab.
Untaian kalimat berikut cukup menggambarkan pemimpin yang ideal, yang meneladani kepribadian Rosul dan para sahabat. “Apabila ditakdirkan Allah menjadi seorang pemimpin umat, hendaknya ia berlaku amanat, berbuat adil terhadap rakyat, kasih sayang dan mencintai mereka, memenuhi kebutuhan mereka dan lebih mementingkan hajat mereka daripada urusan pribadi dan keluarganya. Seorang pemimpin umat sejati adalah manakala manusia merasa aman dari gangguan tangannya, tentram dan damai dalam hidupnya, jauh dari kerusuhan dan kekacauan, rakyat mencintainya karena keadilan dan kebijaksanaan hukumnya. Ia dicintai bukan karena harta yang dimiliki, disegani karena wibawa dan ketaqwaannya kepada Allah. Ia betanggung jawab di hadapan Allah jika ternyata ada rakyatnya yang kekurangan, hidupnya dalam ketakutan, selalu melarat dan ditimpa kemiskinan. Itulah yang dilakukan Umar bin Khatab dalam kepemimpinannya, beliau tidak tidur di malam hari, agar hak-hak Allah tidak luput darinya, begitupun di siang hari, ia tidak banyak tidur agar hak-hak rakyatnya dapat dipenuhi. Seorang pemimpin harus menjamin kebutuhan hidup rakyatnya, sandang pangannya, keamanannya, akidah dan ibadahnya, prinsip dan keyakinannya, hak bersuara dan berpendapat. Dan yang lebih penting lagi adalah memberi jaminan lima unsur pokok dalam hidupnya yaitu agamanya, akalnya, jasmaninya, kehormatan dan keturunannya. Ia selalu membersihkan diri dan kelurganya dari harta umat yang tidak halal bagi mereka. Tidak halal bagi seorang pemimpin menjadikan kekuasaan dan jabatannya sebagai jalan menumpuk harta kekayaan dan kepentingan pribadinya. Tidak halal bagi dirinya menngunakan fasilitas Negara/ milik rakyat untuk kepentingan pribadi dan keluarganya dengan cara yang tidak dibenarkan hukum dan syar’i. tidak ada nepotisme dalam kepemimpinnya, tidak juga memberikan jabatan pada orang yang rakus dan berambisi untuk mendudukinya. Ia selalu menepati janji, akad dan persetujuan yang telah disepakati dengan rakyat ataupun orang lain. Memiliki peran yang kompleks dalam seluruh aspek kehidupan bagi rakyatnya. Ia harus menghidupkan kewajiban jihad dan memberikan semangat pada umatnya untuk melaksanakannya, memberikan peringatan bagi mereka yang malas melakukannya. Memperhatikan fasilitas dan sarana Negara, terutama menyangkut kepentingan umum bagi umatnya. Bertanggung jawab atas kemakmuran negaranya. Bertanggung jawab atas berlakunya hukum-hukum Allah, bersihkan Negara dari segala bid’ah dan khurafat, terbebasnya umat dari segala bentuk kejahiliyahan dan kemaksiatan. Bertanggung jawab atas kepemimpinannya, berbaur dan menyatu bersama umatnya tanpa ada jarak yang memisahkannya. Dia dapat memberikan tauladan yang baik bagi rakyatnya tentang kehidupan keluarganya, rumah tangganya, pendidikan anak-anaknya dan qudwah dalam seluruh kepribadiannya secara umum.”*
Para sahabat telah mewarisi idealisme kepemimpinan Rosululloh Muhammad SAW. Khulafaur Roshydin yang pertama, Abu Bakar r.a. memiliki profil yang mulia sebagai seorang khalifah, pemimpin umat Islam. Beliau berjuluk Ash-Shidiq, yang jujur dan selalu mengatakan kebenaran serta tak pernah ragu dalam membela Rosululloh. Beliau mempunyai karakter-karakter unggul dalam kepemimpinannya, antara lain : sangat mencintai Rosululloh sehingga Abu Bakar juga meneladani sifat-sifat mulia Rosululloh. Selain itu, Abu Bakar adalah sahabat yang unggul dalam kebaikan, dermawan, teguh pada ajaran Rosul dan memiliki ketenangan jiwa. Kepribadian ini telah menghantarkan Abu Bakar sebagai pemimpin umat Islam yang mengukir sejarah mulia.
Bukan hanya Abu Bakar yang mempunyai karakter pemimpin ideal, tetapi juga Umar bin Khatab dengan sifat mas’uliyahnya yang tinggi, keadilannya, kecerdasannya. Begitu juga Utsman bin Affan dengan sifat saja’ahnya dan kedermawanannya. Tidak ketinggalan juga Ali bin Abi Thalib dengan kepercayaan diri dan kezuhudannya. Profil para sahabat ini telah cukup, bahkan lebih dari cukup untuk memberikan teladan bagi para pemimpin dari tingkat pemimpin organisasi sampai pemimpin negara.
Karakter umat yang heterogen dengan membawa idealisme masing-masing memang sangat membutuhkan sosok mas’ul dakwah yang mampu memahami, mampu mengerti dan paham akan apa yang dibutuhkan oleh umat serta mengetahui celah-celah untuk memasukkan nilai-nilai Keislaman.
(dari berbagai sumber)
"Brain is the home of your mind, your memory, your personality.
Brain is where you feel hunger and thirst, exhaustion and excitement, fear and joy. It's what makes you: You!"


Ketika kita berbicara Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah akan berkaitan dengan IMM sebagai gerakan mahasiswa, IMM sebagai gerakan intektual, dan IMM sebagai Ortom Muahanmmadiayah (IMM sebagai organisasi Perkaderan), tapi kali ini kita coba membedah apa yang menjadi dasar itu semua, yaitu pribadi dan apa yang ada dalam pribadi-pribadinya.

(Pesan: Immawan Agung Nugroho, Ketua Cabang IMM Djazman Alkindi Periode 2008-2009 dan Ketua IMM Komisariat Fakultas Psikologi UAD Periode 2005-2006)

Peringatan Hari Bumi

oleh: Immawati Tri Hartati Puspitasari
Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April , menandai hari jadi lahirnya sebuah perubahan pergerakan kepedulian terhadap lingkungan tahun 1970-an. Hari Bumi lahir diprakarsai oleh seorang senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson. Saat itu ia melakukan protes secara nasional terhadap kalangan politik terkait permasalahan lingkungan. Ia mendesak agar isu-isu tersebut dimasukkan dalam agenda nasional.
Perjuangan Gaylord Nelson dimulai sekitar lebih dari 7 tahun sebelum Hari Bumi pertama. Pada awalnya Gaylord berharap pemikirannya tercapai melalui kunjungan yang dilakukan Presiden Kennedy ke-11 negara bagian pada September 1963, namun dengan beberapa alasan kunjungan tersebut tidak mampu membawa isu lingkungan ke dalam agenda nasional. Upaya terus dilakukan Gaylord untuk merealisasikan idenya. Setelah tur Kennedy, Gaylord melakukan kampanyenya sendiri ke beberapa negara bagian. Di seluruh pelosok negara, bukti penurunan kualitas lingkungan terjadi di mana-mana. Semua orang menyadarinya, kecuali kalangan politik.
Pada tanggal 22 April 1970, akhirnya sekitar 20 juta warga Amerika turun ke jalanan serta memenuhi sejumlah taman dan auditorium untuk mengkampanyekan kesehatan dan keberlangsungan lingkungan. Ribuan mahasiswa berkumpul menentang kerusakan lingkungan. Kelompok-kelompok yang sudah sejak lama menentang adanya tumpahan minyak di lingkungan, pabrik-pabrik dan pembangkit listrik penyebab polusi, buruknya saluran pembuangan, pembuangan bahan-bahan berbahaya, pestisida, jalan raya, hilangnya hutan belantara, serta semakin punahnya kehidupan liar menyadari adanya kebersamaan atas perjuangan mereka dari masyarakat.
Jadi, Hari Bumi adalah hari untuk menggalakkan individu dan masyarakat untuk lebih perihatin kepada alam sekitar. Hari bumi disambut pada 22 APRIL setiap tahun. Bumi kita dianggarkan berusia 3.8 bilion tahun. BUMI SUDAH TIDAK SELAMAT LAGI merupakam kesan- kesan dari sikap manusia yang sensitif terhadap bumi dan alam sekitar. Kita sebagai manusia yang tinggal dan menggunakan segala sesuatu yang ada di bumi ini seharusnya kita menjaga bumi kita dari segala macam hal yang dapat merusak bumi kita. Sebenarnya ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga bumi kita ini antara lain: dengan membuang sampah pada tempatnya, mengurangi polusi udara dengan mengurangi mengendarai kendaraan bermotor jika jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh, dll.
Di Indonesia sendiri, masalah lingkungan merupakan suatu masalah yang termasuk baru mulai dirasakan dampaknya, yang perlahan tapi pasti akan menyusul permasalahan – permasalahan turunannya yang merupakan hasil dari kesalahan pembangunan ekonomi selama ini. Lingkungan hanya menjadi etalase dalam konteks pembangunan bangsa ini, betapa tidak berjuta hektar hutan tiap tahunya harus di tebang hanya untuk segelintir orang, dengan mengorbankan ribuan bahkan jutaan orang yang harus mati karena perusahaan tambang, jutaan hektar tanah adat terampas dan sebagainya yang berdampak langsung maupun tidak langsung dari aktivitas tersebut. Padahal puluhan peraturan pemerintah dan Undang–undang lingkungan telah disahkan.

Permasalahan lingkungan di seluruh Dunia, pada prinsipnya memiliki akar permasalahan yang sama yaitu rendahnya kesadaran (awareness), pengetahuan dan cara pandang kita terhadap permasalahan–permasalahan lingkungan hidup itu sendiri. Langkah awal dan utama yang seharusnya dilakukan pemerintah secara sungguh–sungguh dan nyata dalam mengurangi kerusakan lingkungan yaitu melakukan penyadaran bersama atas pentingnya arti sebuah lingkungan hidup yang lestari dengan melakukan peningkatan kapasitas (capacity building) di tingkat masyarakat dimulai dari tingkatan terendah, sambil tetap berupaya mencari solusi terbaik dari permasalahan yang ada, dalam hal ini pemerintah seolah gagal hidup harmonis (berharmonisasi) dengan rakyatnya sendiri dengan sering tidak berorientasi pada kepentingan rakyat dan bersikap arogan dalam menyikapi permasalah, terutama masalah lingkungan.
Peringatan hari bumi setiap 22 April jangan hanya dijadikan sebagai celebration tapi peringatan hari bumi itu dari tahun ke tahun diharapkan bisa berkontribusi terhadap upaya–upaya penyelamatan lingkungan hidup yang nyata dan berkesinambungan. Kita sebagai penghuni bumi mari bersama-sama menyelamatkan bumi kita ini yang semakin tahun semakin tua dengan mengubah hal- hal kecil yang tidak kita sadari dapat merusak bumi kita ini. Tanggung jawab kita sebagai manusia yang tinggal di bumi harus menjaga dan melestarikan bumi misalnya dengan gerakan menanam sejuta pohon untuk mengurangi polusi, dll.
Jika bukan kita yang menjaga Bumi kita ini dari segala hal yang mengancam siapa lagi yang akan menjaga???. Mari Dengan Kesadaran Bersama-sama Kita Selamatkan Bumi Kita Dari Kerusakan, Kehancuran dan Segala sesuatu Yang Mengancam BUMI!!!
LET’S SAVE OUR EARTH TOGETHER

Rabu, 22 April 2009

”Mendengar, Melihat dan Bertindak dalam Membangun Kepekaan Sosial Mahasiswa"

Ketua Panitia Wicaksana Ari Wibawa
Masyarakat Indonesia belakangan ini banyak mengalami persoalan yang cukup serius, di mulai dari kekerasan fisik dalam pendidikan, seorang guru yang memukul muridnya dengan kayu rotan hanya karena tidak bisa menjawab soal-soal pelajaran. Kekerasan dalam rumah tangga, kemudian kekerasan dalam masyarakat dengan mengucilkan suatu keluarga karena tidak mengikuti kebiasaan masyarakat setempat. Fenomena tersebut masih menjadi momok bagi bangsa ini. Pembelaan-pembelaan terhadap mereka terkadang putus di tengah jalan karena persoalan sedikit masyarakat yang peduli terhadap hal-hal semacam itu.
Suatu data menyebutkan sepanjang kwartal pertama 2007 terdapat 226 kasus kekerasan terhadap anak disekolah. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan kwartal yang sama tahun lalu yang berjumlah 196. Ketua Umum Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak Seto Mulyasi mengatakan selama Januari-April 2007 terdapat 417 kasus kekerasan terhadap anak. Rinciannya, kekerasan fisik 89 kasus, kekerasan seksual 118 kasus, dan kekerasan psikis 210 kasus. Dari jumlah itu 226 kasus terjadi di luar sekolah, ujar Seto Mulyadi. Sedangkan dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga, pada tahun 1997, Rifka Annisa Women’s Crisis Center di Yogyakarta telah menangani 188 kasus kekerasan dalam rumah tangga. Dari penduduk berjumlah 217 juta, 11,4 persen diantaranya atau sekitar 24 juta penduduk perempuan, terutama di pedesaan mengaku pernah mengalami tindak kekerasan, dan sebagian besar berupa kekerasan domestik, seperti penganiayaan, perkosaan, pelecehan, atau suami berselingkuh (kompas, 27 April 2000).
Dengan itu, bidang hikmah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah fakultas psikologi berusaha menjawab kebutuhan masyarakat tersebut. Sebagai langkah awal, mahasiswa perlu dibekali dengan kemampuan untuk melakukan pendampingan di masyarakat terhadap persoalan-persoalan sebagaimana diatas. Mengapa mahasiswa, karena merekalah yang diharapkan mampu mengadakan perubahan dan perbaikan di dalam masyarakat. Penguatan peran mahasiswa di masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang didapat di ruang perkuliahan. Selain sebagai ajang pembelajaran mahasiswa untuk mengasah kepekaan sosial yang nantinya mampu diimplementasikan di dataran masyarakat sebagai bentuk kerja nyata kaum intelektual dalam mengabdi dan mengembangkan masyarakat.

Pelatihan Advokasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta alhamdulillah telah dilaksanakan pada:
Hari/ tanggal : Ahad, 29 Maret 2009
Tempat : Ruang Serba Guna (SG) Kampus 1 UAD
Jam : 08.00-12.10 WIB

Sabtu, 11 April 2009

Tinjauan Umum Tentang Psikoterapi Dalam Islam

A. Definisi Psikoterapi Islam
Dalam perspektif bahasa kata psikoterapi berasal dari kata “psyche” dan “therapy” mengandung beberapa arti:
1. Jiwa dan hati.
2. Dalam mitologi Yunani, psyche adalah seorang gadis cantik yang bersayap seperti sayap kupu-kupu. Jiwa digambarkan berupa gadis dan kupu-kupu simbol keabadian.
3. Ruh, akal, diri (dzat).
4. Menurut freud, merupakan pelaksanaan-pelaksanaan kegiatan psikologis, terdiri dari bagian dasar (Conscious) dan bagian tak sadar (Unconscious).
5. Dalam bahasa Arab psyche dapat dipadankan dengan nafs dengan bentuk jama’nya “anfus” atau “nufus”.
Dalam bahasa Inggris therapy bermakna pengobatan/penyembuhan, sedangkan dalam bahasa Arab yaitu syifa yaitu obat, menyembuhkan.
Allah berfirman:
Q.S. Yunus, 10 : 57
Artinya: Wahai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh untuk penyakit yang ada di dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman (percaya/yakin).
Q.S. Al Isra’, 17 : 82
Artinya: Dan Kami turunkan dalam Al Qur’an ini apa yang menjadi penawar 1) dan rahmat bagi orang-orang yang mu’min, sedang terhadap orang-orang yang durhaka hanya akan menambah kerugiannya saja.

Psikotherapy ialah pengobatan penyakit dengan cara kebatinan/penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental/pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri atau penyembuhan lewat keyakinan agama dan diskusi personal dengan para guru/ teman.
Psikotherapy Islam : proses pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit, apakah mental, spiritual, moral, maupun fisik dengan melalui bimbingan Al Qur’an dan As-Sunnah Nabi SAW.
Kata-kata syifa’ atau istisyfa mengandung beberapa makna seperti:
1. Ahsana ( ﺃَﺣْﺳَﻥَ ) artinya mengadakan perbaikan.
Firman Allah : Q.S. Al Isra’, 17 : 7
Artinya : Jika kamu mengadakan suatu perbaikan, berarti kamu telah berbuat baik untuk diri kamu sendiri, sebaliknya jika kamu berbuat jahat, maka balasannya kamu pikul pula sendiri. Maka apabila datang jatuh tempo yang kedua sebagaimana yang diperingatkan, Kami kerahkan pula pasukan lain, untuk mengganyang musuh kamu 1), untuk memasuki Kuil sebagaimana dahulu dan untuk menghancurkan apa saja yang dapat mereka tangani 2).
2. Ashlaha (َ ﺃََﺻْﻟَﺢ ) artinya melakukan perbaikan.
Firman Allah : Q.S. Al Maidah, 5 : 39
Artinya : Barangsiapa di antara pencuri-pencuri itu yang bertobat, sesudah melakukan kejahatan lalu berbuat kebajikan, maka sesungguhnya Allah menerima tobatnya. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi dan Penyayang.
3. Zakkaa ( ﺯَﻛَﻰ ) artinya mensucikan, membersihkan dan memperbaiki.
Firman Allah : Q.S. Al Baqarah, 2 : 151.
Artinya: Sebagaimana Kami telah mengutus seorang Rasul dari golonganmu sendiri; dibacakannya kepadamu ayat-ayat Kami, dibersihkannya kamu dari kebiasaan-kebiasaan burukmu, diajarkannya kepadamu kitab dan ilmu pengetahuan dan diajarkannya pula sesuatu yang belum kamu ketahui.
4. Thahhara ( ﻁَﻬَّﺭَ ) artinya mensucikan dan membersihkan.
Firman Allah : Q.S. Al Ahzab, 33 : 33.
Artinya : Tinggallah di rumahmu dan janganlah kamu berdandan seperti wanita-wanita di zaman jahiliah, kerjakanlah shalat, tunaikanlah zakat, serta patuhlah kepada Allah dan RasulNya. Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan noda-noda dosamu, hai keluarga Nabi, dan membersihkanmu sebersih-bersihnya.
5. Akhraja ( ﺍَﺧَﺭَﺝَ ) artinya mengeluarkan, mengusir, membuang dan meniadakan.
Firman Allah : Q.S. Al Baqarah, 2 : 257, Q.S. Q.S. Al Ahzab, 33 : 43
Al Maidah, 5 : 16.
Artinya : Dengan Kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan. Dan dengan kitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap-gulita kepada cahaya terang-benderang dengan izin-Nya, serta menunjukinya ke jalan yang lurus.
6. Syaraha (ﺷَﺭَﺡَﺍ ) artinya menjelaskan, membuka, meluaskan dan melapangkan.
Firman Allah : Q.S. Alam Nasyrah, 94 : 1
Q.S. Az Zumar, 39 : 22, Q.S. Al An’am, 6 : 125, Q.S. Thoha, 20 : 25
Artinya : Bukankah Kami telah melapangkan dadamu?
7. Wadha’a’an artinya hilangkan, cabut dan menurunkan.
Firman Allah : Q.S. Alam Nasyrah, 94 : 2 - 3
Artinya : Dan Kami telah menurunkan bebanmu. Yang telah melentikkan punggungmu.
8. Ghafara ( ﻏَﻔَﺭَ ) artinya menutupi, mengampuni, memperbaiki.
Dalam firman Allah : Q.S. Al Imran, 3 : 31
Artinya :Katakanlah: Jika kamu benar-benar cinta kepada Allah, turunlah aku Muhammad, pasti Allah mencintaimu pula dan sekaligus mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
9. Kaffara’ ( ﻛَﻔَﺭَ ) artinya menyelubungi, menutupi, mengampuni, dan menghapuskan.
Firman Allah : Q.S. Muhammad, 47 : 2
Artinya : Orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengerjakan kebajikan, serta beriman pula kepada Kitab yang diturunkan kepada Muhammad, yang benar-benar dari Tuhan mereka. Tuhan menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaannya.
10. Naza’a ( ﻧَﺯَﺍَ ) artinya mencabut, memecat, melepaskan, mengeluarkan dan menjauhkan.
Firman Allah : Q.S. Al Hijr, 15 : 47
Artinya : Lalu Kami kikis habis biang dendam ke sumat yang bersarang dalam hatinya, sehingga mereka berada dalam suasana kasih - sayang, bertemu muka, bercengkerama di atas kursi-kursi otomat.

B. Objek Psiko therapi Islam
Sasaran/objek yang menjadi fokus penyembuhan/perawatan dari psikoterapi Islam adalah manusia (insan) secara utuh yang berkaitan/menyangkut gangguan pada:
1. Mental, yaitu berhubungan dengan fikiran, akal ingatan atau proses yang berasosiasi dengan pikiran.
Seperti mudah lupa, malas, sulit konsentrasi, tidak mampu membedakan yang hak dan yang batil (halal - haram).
Allah Ta’ala mengharamkan orang-orang beriman merusak dan menyia-nyiakan mentalnya dengan khamr, judi dan sesajian kepada berhala.
Q.S. Al Maidah, 5 : 90.
2. Spiritual.
Berhubungan dengan masalah ruh, semangat/jiwa, religius yang berhubungan dengan agama, keimanan, kesalehan, dan menyangkut nilai-nilai transedental seperti syirik, nifaq, fasiq, munafik, dan lain-lain. Penyakit batiniyah/spiritual sangat sulit untuk disembuhkan/diobati karena ia sangat tersembunyi di dalam diri seseorang. Oleh karena itu tanpa ada pertolongan dan petunjuk serta bimbingan dari Allah Ta’ala, Rasul-Nya, dan hamba-hamba-Nya yang berhak.
3. Moral (Akhlak)
Yaitu suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melalui proses pemikiran.
Akhlak/moral merupakan tingkah laku/ekspresi dari kondisi mental dan spiritual yang muncul secara spontan dan otomatis.
Tingkah laku kadang-kadang sering tidak disadari oleh subyek bahwa tingkah lakunya menympang dari norma-norma agama Islam akhirnya dapat membahayakan diri dan orang lain. Lalu datanglah Nabi dan Rasul yang di utus Allah sebagai pendidik, pensuci, dan penyembuh terhadap berbagai penyakit di tengah-tengah jiwa umat.
4. Fisik (Jasmaniyah)
Tidak semua gangguan fisik dapat disembuhkan dengan psikoterapi Islam, kecuali atas izin Allah SWT. Tetapi sering dilakukan therapy kombinasi yaitu dengan ilmu kedokteran, seperti penyakit jantung, liver, dan lain-lain.
Terapi fisik (jasmaniyah) yang paling berat dilakukan oleh psikoterapi Islam, apabila penyakit itu disebabkan karena dosa-dosa kedurhakaan atau kejahatan yang telah dilakukan oleh seseorang, seperti wajah dan kulit tampak hitam, bahkan lebih kotor seperti kudis atau bintik-bintik hitam, padahal sudah melakukan berbagai usaha setelah di psikoterapis ternyata penyakit dan gangguan itu akibat penyakit spiritual, karena murka Allah, seperti yang terjadi pada zaman/masa kenabian atau umat-umat terdahulu.

C. Metodologi Psikoterapi Islam
Ada 4 metode :
a. Metode ilmiah (Method of Science).
b. Metode keyakinan (Method of Tenacity).
c. Metode otoritas (Method of Authority).
d. Metode intuisi (Method of Intuition).
Metode ilmiah.
Adalah metode yang selalu dan sering diaplikasikan dalam dunia
pengetahuan pada umumnya untuk membuktikan suatu kebenaran dan hipotesa dalam penelitian di lapangan.
Metode keyakinan.
Metode berdasarkan suatu keyakinan yang kuat dimiliki oleh seorang peneliti keyakinan tersebut diraih melalui:
1. Ilmul Yaqin
Suatu keyakinan yang diperoleh berdasarkan ilmu secara teoritis.
Q.S. At-Takasur : 1 - 5.
2. ‘Ainul Yaqin
Suatu keyakinan yang diperoleh melalui pengamatan mata kepala secara langsung.
3. Haqqul Yaqin
Suatu keyakinan yang diperoleh melalui pengamatan, penghayatan, pengalaman empiris, artinya si peneliti sekaligus menjadi pelaku dan peristiwa dari penelitiannya.
Q.S. Al Waaqi’ah, 56 : 88 - 96.
4. Kamalul Yaqin
Keyakinan yang sempurna dan lengkap karena dibangun di atas keyakinan berdasarkan hasil pengamatan, dan penghayatan teoritis.
Metode otoritas.
Suatu metode dengan menggunakan otoritas yang dimiliki oleh seorang
peneliti yaitu berdasarkan keahlian, kewibawaan dan pengaruh positif.
Atas dasar itulah seorang psikoterapis memiliki hak penuh untuk melakukan tindakan secara bertanggung jawab, apabila seorang psikoterapis memiliki otoritas yang tinggi, maka sangat membantu dalam mempercepat proses penyembuhan terhadap suatu penyakit/gangguan yang sedang diderita oleh seseorang.
Metode intuisi/ilham.
Metode berdasarkan ilham/yang bersifat wahyu yang datangnya dari Allah SWT. Metode ini sering digunakan oleh para sufi dan orang-orang yang dekat dengan Allah dan mereka memiliki pandangan batin yang tajam (bashirah) serta tersingkapnya alam keajaiban.
Metode tasawuf.
Metode ini digunakan oleh para kaum Sufi.
Metode peleburan diri dari sifat-sifat, karakter-karakter dan perbuatan yang menyimpang dari kehendak Tuhan.
Ada 3 :
a. Takhalli
Merupakan metode pengosongan diri dari bekasan-bekasan kedurhakaan dan pengingkaran dosa terhadap Allah Ta’ala dengan jalan melakukan pertaubatan yang sesungguhnya (nasuha).
Fase takhalli adalah fase penyucian mental, jiwa, akal, fikiran, qolbu dan moral.
Metode ini secara teknik ada lima :
Mensucikan yang najis dengan melakukan istinja dengan baik, teliti dan benar dengan menggunakan air/tanah.
Mensucikan yang kotor dengan cara mandi.
Mensucikan yang bersih dengan wudhu.
Mensucikan yang suci (fitrah) dengan mendirikan sholat taubat untuk memohon ampunan kepada Allah SWT.
Mensucikan yang Maha Suci dengan berdzikir dan mentauhidkan Allah.
b. Tahalli
Yaitu pengisian diri dengan ibadah dan ketaatan, aplikasi tauhid dan akhlak terpuji dan mulia. Dalam upaya mencapai esensi tauhid ada beberapa hal penting yang harus dilakukan:
Perbaikan pemahaman dan aplikasi ilmu tauhid.
Pemahaman terhadap esensi ilmu tauhid harus benar-benar menyentuh akal pikiran, Qalbu dan tingkah laku.
Perbaikan pemahaman dan aplikasi syari’at.
Pemahaman terhadap syari’at harus lebih luas mendalam dan tidak hanya terbatas pada tekstual saja, tetapi konstektualnya, mengenai aturan hidup (syari’at) untuk mencapai kebahagiaan, ketentraman, ketertiban dan kedamaian di dunia hingga akherat.
Perbaikan pemahaman dan aplikasi thariqat.
Thariqat arti secara etimologi ialah jalan/cara, metode, aliran, haluan. Thariqat sebagai suatu metode aplikasi syari’at (ibadah) secara sistematis, objektif dan argumentif dalam rangka penyucian diri lahiriyah dan batiniyah agar tersingkap hijab-hijab ketuhanan dan kebenaran hakiki sebagai indikasi hadirnya kedekatan dan kecintaan Allah kepada hambanya.
Perbaikan pemahaman dan aplikasi hakikat.
Hakikat menurut terminologi sufisme adalah ketersingkapnya kebenaran yang terang seterang yang meyakinkan karena ia merupakan kebenaran Allah Ta’ala yang datang dari dzatnya, sifat-sifatnya, nama-namaNya.
c. Tajalli
Secara makna dapat berarti tampak, terbuka dan menampakan/menyatakan diri pada tingkat inilah Allah Ta’ala menampakkan dirinya seluas-luasnya kepada hambaNya yang dikehendakiNya.
Semua hijab yang lahir, batin, dan dia telah terbuka lebar, kemunculan itu akan hadir dalam wujud martabat secara empiris, yakni:
• Martabat Ahadiyah
Yaitu wujud mutlak Allah yang tidak bernama, tidak berbentuk, tidak bersifat.
• Martabat Wahidiyah
Yaitu penampakan diri awal/pertama.
• Martabat Tajalli Syuhudi
Penampakan diriNya yang kedua. Pada martabat ini Allah bertajalli melalui nama-nama dan sifat-sifatNya dalam kenyataan empiris.
• Martabat Alam Arwah.
Yaitu Nur Muhammad yang dijadikan Allah SWT dari Nur Nya, dan
dari Nur Muhammad inilah muncul ruh segala makhluk.
• Martabat Alam Mitsal.
Difrensiasi dari Nur Muhammad dalam rupa ruh perseorangan seperti laut melahirkan dirinya dalam citra kembali.
• Martabat Alam Ajsam.
Yaitu alam makhluk yang terdiri dari empat unsur yaitu api, angin, tanah dan air.
• Martabat Insan Khamil (alam paripurna).
Merupakan tumpunan semua martabat sebelumnya.

D. Fungsi dan Tujuan Psikoterapi
Fungsi dan ilmu (psikoterapi) adalah:
1. Fungsi pemahaman.
2. Fungsi pengendalian.
3. Fungsi peramalan.
4. Fungsi pengembangan.
5. Fungsi pendidikan.
Disamping fungsi-fungsi utama ada beberapa fungsi yang bersifat spesifik:
1. Fungsi pencegahan.
2. Fungsi penyembuhan dan perawatan.
3. Fungsi pensucian.
4. Fungsi pembersihan.

Fungsi pemahaman.
Yaitu memberikan pemahaman dan pengertian tentang manusia dan problematikanya dalam hidup dan kehidupan serta bagaimana mencari solusi dari problematika itu secara baik dan bersumber pada Al Qur’an dan As Sunnah.
Fungsi pengendalian.
Memberikan potensi yang dapat mengarahkan aktivitas setiap hamba Allah agar tetap terjaga dalam pengendalian dan pengawasan Allah Ta’ala.
Fungsi peramalan (prediction).
Dengan ilmu seseorang akan memiliki potensi dasar untuk dapat melakukan analisa ke depan tentang segala peristiwa, kejadian dan perkembangan.
Fungsi pengembangan (development).
Pengembangan ilmu keislaman, khususnya tentang manusia dan seluk beluknya baik yang berhubungan dengan problematika ketuhanan menuju keinsanan baik yang bersifat teoritis, aplikatif maupun empirik.
Fungsi pendidikan.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia misalnya dari keadaan tidak tahu menjadi tahu, dari buruk menjadi baik dan dari baik menjadi lebih baik.
Tujuan Psikoterapi Islam:
1. Memberikan pertolongan kepada setiap individu agar sehat jasmani dan rohani atau sehat mental, spiritual dan moral.
2. Menggali dan mengembangkan potensi esensial sumber daya insani.
3. Menghantarkan individu kepada perubahan konstruksi dalam kepribadian dan etos kerja.
4. Meningkatkan kualitas keimanan, keislaman, keihsanan, dan ketauhidan dalam kehidupan sehari-hari dan nyata.
5. Menghantarkan individu mengenal, mencintai dan berjumpa dengan esensi diri/jati diri serta dzat yang Maha Suci yaitu Allah SWT.

E. Paradigma Psikoterapi Islam
Berakar pada Al Qur’an dan As Sunnah (normatif), Empiris (pengalaman) dan science (ilmu pengetahuan).
1. Al Qur’an
Adalah wahyu Allah Ta’ala yang diturunkan kepada Rasulnya melalui Malaikat Jibril. Konsep penyembuhan, pengobatan atau perawatan dari suatu penyakit yang terdapat dalam Al Qur’an asalnya mengandung makna untuk:
Menguatkan keimanan dengan Al Qur’an.
Membenarkan suatu keyakinan bahwa barang siapa ditimpa suatu penyakit, maka sesungguhnya ia mampu mengobati penyakit itu kapan saja ia kehendaki dengan mencari metode/penyembuhannya.
Keyakinan orang yang mempercayai (beriman) kepada Rasulullah SAW. Al Qur’an sebagai penyembuh dibagi menjadi 2 :
• Bersifat umum
Yaitu seluruh isi Al Qur’an secara maknawi, surat-surat, ayat-ayat
maupun huruf-hurufnya memiliki potensi penyembuh/obat.
• Bersifat khusus
Bukan seluruh Al Qur’an melainkan hanya sebagian bahwa ada dari ayat -ayat atau surat yang dapat menjadi obat penyembuh terhadap suatu penyakit secara spesifik bagi orang-orang yang beriman dan meyakini akan kekuasaan Allah Ta’ala.
Beberapa ayat yang memiliki kekhususan yaitu:
- Asmaul Husna.
- Kalimat basmalah.
- Surat Al Fatihah.
- Beberapa surat lain, seperti Q.S. Al Baqarah, Q.S. Al Kahfi.
2. As Sunnah
Adanya hadits-hadits yang menyatakan bagaimana Rasulullah melakukan penyembuhan secara psikoterapi.
3. Empirik (pengalaman orang-orang Sholeh).

Menjaga Kemurnian Maulid Nabi Muhammad SAW

Peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 rabiulawal disebut maulid Nabi. Umat Islam memperingati maulid Nabi sebagai ekspresi kecintaan untuk mengikuti jejaknya. Dalam Al-Qur’an ditegaskan, dalam diri Rasulullah terdapat teladan untuk diikuti (QS. 33:21). Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan satu dari empat peristiwa besar dalam sejarah agama Islam. Tiga peristiwa lainnya adalah pengangkatan Muhammad menjadi nabi dan rosul, isra mi’raj, dan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah.

Salahuddin al-Ayyubi adalah orang pertama yang memperingati maulid. Namun ada pula yang mengatakan, ide maulid Nabi tidak hanya berasal dari Salahuddin saja, al-Mu’izz Lidinillah (341 H/953 M-365 H/975 M), Dinasti Fatimia di Mesir dikatakan sebagai pencetus ide maulid Nabi. Ketika Perang Salib, Salahuddin menganggap motivasi umat Islam menurun, sedangkan motivasi tentara Salib meningkat. Untuk memotivasi tentara Islam, maka Maulid Nabi Muhammad SAW dijadikan salah satu spirit dalam membangkitkan semangat juang tentara Islam dalam menaklukan musuh Islam.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia kini muncul sudah tidak relevan lagi, karena sudah terjadi pergeseran makna sesungguhnya yang berakibat pada ketidakbenaran dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan berbagai tambahan-tambahan yang justru kontra dengan Al-Qur’an dan Sunah. Maulid Nabi yang menyimpang dengan puji-pujian yang berlebihan bercampur dengan budaya setempat sehingga terkadang memposisikan Nabi Muhammad SAW setara dengan Sang Kholik. ”Binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan dalam beribadah. (HR. Muslim).

Islam Agama Anti Penindasan

Oleh Immawan Saiful Azhar Aziz
Pada dasarnya, semua agama tidak diturunkan dalam ruang hampa, agama diadakan sebagai rahmat untuk semesta alam. Agama dilahirkan untuk menertibkan chaos dan kekacauan yang diproduk manusia. Dalam bahasa lain, semua aturan dan syariat itu diturunkan untuk membawa manusia dari dunia gelap ke dunia terang. Dari peradaban jahiliyah ke peradaban insaniyyah.

Kalau lebih dicermati, dalam catatan sejarah, semua agama dan juga semua Nabi selalu menjadi musuh suatu peradaban kemungkaran. Dengan alasan apapun, peradaban yang meminggirkan dan menindas sesama selalu akan dimusuhi oleh Tuhan dan para Nabi-Nya. Seluruh pemeluk Islam yakin, kalau kedatangan Muhammad sebagai Nabi adalah untuk membela dan membebaskan kaum-kaum tertindas. Dia selalu menjadi harapan dan pelindung kaum fakir, kaaum miskin, anak-anak yatim, perempuan janda yang terusir, dan juga para budak yang dianiaya tuannya. Islam dan Muhammad adalah sahabat sekaligus penolong kaum mustad’afin, kaum yang lemah secara sosial ekonomi maupun kaum yang dilemahkan oleh sistem sosial yang mungkar dan tidak adil.

Bila kita amati bersama, bagaimana roda zaman telah kembali. Ketika Islam jatuh bangun mempertahankan eksistensinya sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin. pada fase tersebut, keterpurukan secara mental menimpa bangsa jahiliyah ketika itu dan berubah menjadi bangsa yang disegani dengan kedatangan utusan-Nya hingga khulafaur rasyidin. Namun, kita bisa melihat sendiri, bagaimana keadaan umat Islam saat ini berada di sudut peradaban. Mengapa demikian?. Mari kita bertanya pada AlQur’an, “Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian,

3Kumpulan Makalah Seminar Nasional Agama dan Kemungkaran Sosial; “mengajak agama membicarakan kaum New-mustad’afin” di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta pada tanggal 26 april 2008.

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran” (QS. Al-‘Asr: 1-3). Secara konseptual, nilai-nilai ketuhanan telah banyak diingkari oleh umat Islam saat ini, dimana rezim yang berkuasa dan rakyat meronta-ronta mengusung makna ‘penindasan’. Ketika keimanan, kebajikan, kebenaran, dan kesabaran sudah menjadi ‘barang bekas’, banyak ditinggalkan. Maka, apa yang terjadi, kekurangan dimana-mana. Para pemimpin bangsa ini merasa sudah memberikan apa yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya kepada rakyatnya, begitu pula para rakyat ‘proletar’ berteriak, bahwa para pemimpin negeri ini tidak pernah memberikan hak-hak nya sebagai warga Negara, tidak ada konsep memanusiakan manusia, yang ada hanya pahala-pahala politik semata. Dengan demikian, menimbulkan berbagai masalah yang tak ada henti-hentinya. Apa yang bisa kita lakukan?, bertindak ataukah berbicara?.
Bukan maksud saya untuk mengatakan, bahwa sekarang ini bukan waktunya untuk bertindak dan bekerja, sebab berbicara dan bertindak, menganalisa dan mengamalkan harus erat bergandengan. Inilah praktik Rosul. Beliau tidak pernah memisahkan kehidupan menjadi dua, bagian-bagian pertama khusus untuk berbicara dan bagian kedua khusus untuk bertindak. Maka sungguh naïf mereka yang menyatakan, bahwa “kita telah cukup banyak berbicara dan bahwa sekarang adalah waktunya untuk bertindak”.

Tugas intelektual hari ini ialah mempelajari dan memahami Islam sebagai aliran pemikiran yang membangkitkan kehidupan manusia, perseorangan maupun masyarakat, dan bahwa sebagai intelektual kita memikul amanah demi masa depan umat manusia yang lebih baik. Kita harus menyadari tugas ini sebagai tugas pribadi dan apapun bidang studinya kita harus senantiasa menumbuhkan pemahaman yang segar tentang Islam dan tentang tokoh-tokoh besarnya, sesuai bidang masing-masing. Karena Islam mempunyai berbagai dimensi dari aspek maka setiap orang bisa menemukan sudut pandang yang paling tepat sesuai dengan bidangnya.

Salah satu contoh terdapat dalam kesetaraan gender dalam peran publik, dalam diskursus feminisme dikenal istilah peran domestik dan publik. Yang pertama, berarti peran perempuan dalam rumah tangga, baik sebagai isteri maupun ibu.

Peran ini biasa disebut dengan sebutan ibu rumah tangga. Sedangkan yang kedua berarti peran perempuan di masyarakat, baik dalam rangka mencari nafkah maupun aktualisasi diri dalam berbagai aspek kehidupan; sosial-politik-ekonomi-pendidikan-dakwah dan lain sebagainya.5

Dalam konteks kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, pertanyaannya adalah apakah perempuan diizinkan mengambil peran publik sebagaimana halnya laki-laki, atau peran perempuan dibatasi di dalam rumah tangga semata, atau paling kurang dibatasi sehingga ada peran-peran tertentu tidak boleh dimainkan oleh perempuan sebagaimana halnya laki-laki?.

Hal ini menjadi perbincangan yang menarik ketika substansi keadilan tidak didapatkan oleh kedua belah pihak, yaitu laki-laki dan perempuan. Secara biologis memang kedua makhluk ini sangat berbeda, dimana dominasi kelemahan terdapat pada kaum perempuan. Hal tersebut yang menjadi bulan-bulanan kaum laki-laki yang terlihat lebih kuat dibanding perempuan untuk melakukan segala aktfitas penindasan, entah secara fisik, mental maupun peran publik. Kaum perempuan merasa, sabotase kaum laki-laki sudah berlebihan dengan tidak memberikan ruang-ruang kreatifitas dan aktifitas yang setara dengan kaum laki-laki, bahkan pengelolaan tampuk kepemimpinan pun perlu adanya keterlibatan kaum perempuan di dalamnya hingga posisi-posisi strategis pada hierarki kekuasaan.

DR. Nasaruddin Umar, MA. Dalam bukunya Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an berpendapat bahwa, ada beberapa variabel yang dapat digunakan sebagai standar menaganalisa prinsip-prinsip kesetaraan gender dalam AlQur’an. Variabel-variabel tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba.
(QS. Az-Zaariyaat 51:56), (QS. Al-Hujuraat 49:13), (QS. An-Nahl 16:97)
2. Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba.
(QS. Az-Zaariyaat 51:56), (QS. Al-Hujuraat 49:13), (QS. An-Nahl 16:97)
3. Laki-laki dan perempuan sebagai khalifah di bumi.
(QS. Al-An’am 6:165), (QS. Al-Baqarah 2:30)
4. Ruh semua laki-laki dan perempuan menerima perjanjian primordial untuk mengakui Allah sebagai Rabb.
(QS. Al-A’raf 7:172), (QS. Al-Isra’ 17:70), (QS. Al-Ma’idah 5:89), (QS. Al-Mumtahanah 60:12)
5. Adam dan hawa yang mempresentasikan manusia laki-laki dan perempuan terlibat dalam drama kosmis turunnya mereka dari surga menuju ke bumi.
(QS. Al-Baqarah 2:35), (QS. Al-A’raf 7:20-23), (QS. Al-Baqarah 2:187)
6. Laki-laki dan perempuan berpotensi meraih prestasi.
(QS. Ali-Imran 3:195), (QS. An-Nisa’ 4:124), (QS. An-Nahl 16:97), (QS. Ghaafir 40:40)

Pada zaman Muhammad yang kemudian menjadi Nabi dan Rosul SAW, Islam datang membawa pencerahan kepada masyarakat jahiliyah. Pada saat itu, perempuan tak jauh beda dengan barang dagangan yang diperjualbelikan, perzinahan disana-sini, penindasan hak-hak perempuan sangat kental terjadi, mulai dari pendidikan, militer, politik, ekonomi, dan lain sebagainya. Anak yang lahir perempuan merupakan aib yang sangat nyata bagi masyarakat jahiliyah ketika itu. Namun bagaimana Islam datang membawa suatu perubahan yang sangat monumental. Hak-hak perempuan diangkat, harkat martabat sebagi perempuan serta harga diri sebagai perempuan dimuliakan dengan berbagai aturan-aturan yang menjadikan betapa pentingnya kehadiran perempuan di muka bumi ini.
Salah satu cara untuk mengatasi hal semacam itu, Islam dengan berani mengimplementasikannya ke dalam nilai-nilai kemanusiaan.

Nilai-Nilai Kemanusiaan, yaitu: ilmu, amal, kebebasan, dan keadilan.

Ilmu merupakan salah satu nilai yang luhur yang dibawa Islam dan yang tegak di atasnya kehidupan manusia baik secara moril maupun materiil, duniawi maupun ukhrawi. Islam menjadikannya sebagai jalan menuju keimanan dan yang memotivasi amal. Sekaligus karunia (ilmu) ini pula yang membuat, manusia diberi amanah sebagai khalifah di muka bumi ini. Karena dengan ilmu tersebut, Adam sebagai bapak manusia diberi kelebihan atas malaikat (dan makhluk lainnya) yang sempat penasaran sehingga mempermasalahkan pemberian amanah ini. Dengan alasan bahwa mereka (para malikat) lebih berbakti beribadah kepada Allah daripada manusia yang suka membuat kerusakan di bumi dan menumpahkan darah.

Sesungguhnya Islam adalah agama ilmu, dan AlQuran adalah kitab ilmu. Ayat-ayat AlQuran yang pertama kali turun kepada Rosulullah SAW adalah “Iqra’ bismi Robbikal ladzii khalaq”. Mambaca adalah kunci untuk memahami ilmu, dan AlQuran merupakan “Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa arab, untuk kaum yang berilmu.” (Fushshilat:3). AlQuran telah menjadikan ilmu sebagai asas dan standar kemuliaan antara manusia. Allah SWT berfirman:

“Apakah sama orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu.” (Az Zumar: 9).
AlQuran telah menjadikan ilmu sebagai asas dan standar kemuliaan antara manusia. Allah SWT berfirman:
“Apakah sama orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu.” (Az Zumar: 9).

Ilmu salah satu solusi yang tepat untuk meminimalisir terjadinya bentuk-bentuk penindasan dalam skala yang lebih konkret. Ketika seseorang memiliki kapasitas pengetahuan yang cukup untuk melihat adanya suatu ketidakadilan, maka individu tersebut akan mengerahkan energi-energi secara psikis maupun fisik sebagai bentuk perlawanan terhadap sesuatu yang menekan dirinya. Islam sebagai agama ilmu, menjawab persoalan itu. Bagaimana ilmu dijadikan sebuah standar kebebasan seseorang untuk mengaktualisasikan kreatifitas dan aktifitasnya dalam berinteraksi dengan masyarakat, keluarga, dan interaksi dengan dirinya maupun Tuhannya. Kemudian, apa yang terjadi sesungguhnya?. Ketertindasan seseorang merupakan kebalikan dari keberdayaan seseorang dalam melihat fenomena yang ada pada dirinya maupun lingkungan disekitarnya. Keterkungkungan pola pikir dan terbelenggunya daya gerak manusia adalah salah satu indikasi telah terjadinya suatu bentuk penindasan. Dengan ilmulah itu itu semua dapat dibebaskan.

Amal adalah buah ilmu, amal juga merupakan buah keimanan yang benar, karena tidak mungkin ada keimanan tanpa amal. Ketika ilmu sudah menjadi pijakan riil dalam bergerak dan berkarya, maka pohon akan sangat bermanfaat disaat buahnya dapat dirasakan oleh orang yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, pengamalan ilmu sangat diperlukan sebagai implikasi dari kebebasan seseorang yang kemudian diimplementasikan ke dalam nilai-nilai kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Seorang mahasiswa ketika melihat suatu fenomena sosial yang merugikan secara personal maupun lingkup masyarakat yang lebih luas, dengan pengetahuan tersebut ia sosialisasikan ke dalam bentuk pemahaman pola pikir masyarakat setempat. Kemudian melakukan penelitian lebih jauh dengan apa yang telah terjadi dalam suatu kebijakan-kebijakan pemerintah yang dilihat terdapat bentuk-bentuk pengekangan hak-hak kemasyarakatan, itu semua menelurkan kesadaran masyarakat yang akhirnya penolakan dan perlawanan disana sini untuk mendapatkan keadilan. Itulah amal, ketika ilmu sudah menjadi amal, maka akan sangat bermafaat bagi orang-orang disekitarnya.
Diantara nilai-nilai kemanusiaan yang juga sangat diperhatikan oleh Islam adalah “kebebasan”, yang dengannya dapat menyelamatkan manusia dari segala bentuk tekanan, paksaan, kediktatoran, dan penjajahan. Kebebasan disini meliputi: kebebasan beragama, kebebasan berpikir, kebebasan berpolitik, kebebasan madaniyah (bertempat tinggal) dan segala bentuk kebebasan yang hakiki dalam kebenaran.

Adil (keadilan), apa itu adil?. Yang dinamakan adil ialah proporsional, di dalamnya terdapat porsi-porsi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Dalam satu keluaraga, dimana terdapat tiga orang anak dengan tingkat pendidikan yang berbeda, mulai dari TK, SD, dan SMP. Dalam persoalan sederhana saja, yaitu pengeluaran kebutuhan sekolah, entah itu persoalan seragam, jajan, alat tulis, buku paket, privat dan lain sebagainya.. Orangtua yang adil, yaitu memberikan kebutuhan pengeluaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak. Apabila keadilan itu diartikan sebagai suatu yang harus sama dan seimbang. Maka, keadilan itu justru menyengsarakan anak tersebut. Mengapa?, apabila orangtua mereka memberikan dana yang sama, semisal mereka seribu rupiah (sama semua). Maka keadilan tersebut tidak didapatkan oleh masing-masing anak. Karena memang kebutuhan mereka berbeda-beda. Namun, ketika kebutuhan itu dipenuhi sesuai porsi masing-masing anak, maka penggunaannya akan sangat efektif dan bermanfaat.

Islam dalam perspektif merupakan agama anti dalam segala bentuk penindasan dan ketidakadilan. Islam sebagai rahmatan lil ‘alaamin mampu mengakomodir segala bentuk perbedaan dan mampu menjadi solusi tepat dalam berbicara maupun bertindak. Wallaahu ‘alam bisshawwab

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Y. 2006. Kesetaraan gender dalam AlQuran, Penerbit: Labda Press, Yogyakarta
Syari’ati, A.. 2001. Paradigma Kaum Tertindas, Penerbit: Islamic Center Al-Huda, Jakarta
Umar, N. 1999. Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an, Penerbit: Paramadina, Jakarta
Qardhawi, Y. 1997, Sistem masyarakat Islam dalam AlQuran dan sunnah, Maktabah Wahbah Cairo, Mesir.

Jumat, 10 April 2009

Mengapa Orang Yahudi Pintar

Tanpa bermaksud untuk mendramatisasi tentang orang Israel dan atau orang Yahudi, saya ingin berbagi informasi yang saya peroleh dari membaca terjemahan H. Maaruf Bin Hj Abdul Kadir (guru besar berkebangsaan Malaysia) dari Universitas Massachuset USA tentang penelitian yang dilakukan oleh DR.Stephen Carr Leon. Penelitian DR Leon ini adalah tentang pengembangan kualitas hidup orang Israel atau orang Yahudi.

Mengapa Orang Yahudi, rata-rata pintar ? Studi yang dilakukan mendapatkan fakta-fakta sebagai berikut :

Ternyata, bila seorang Yahudi Hamil, maka sang ibu segera saja meningkatkan aktivitasnya membaca, menyanyi dan bermain piano serta mendengarkan musik klasik. Tidak itu saja, mereka juga segera memulai untuk mempelajari matematika lebih intensif dan juga membeli lebih banyak lagi buku tentang matematika. mempelajarinya, dan bila ada yang tidak diketahui dengan baik, mereka tidak segan-segan untuk datang ke orang lain yang tahu matematika untuk mempelajarinya. Semua itu dilakukannya untuk anaknya yang masih didalam kandungan.

Setelah anak lahir, bagi sang ibu yang menyususi bayi nya itu, mereka memilih lebih banyak makan kacang, korma dan susu. Siang hari, makan roti dengan ikan yang tanpa kepala serta salad. Daging ikan dianggap bagus untuk otak dan kepala ikan harus dihindari karena mengandung zat kimia yang tidak baik untuk pertumbuhan otak si anak. Disamping itu sang ibu diharuskan banyak makan minyak ikan (code oil lever).

Menu diatur sedemikian rupa sehingga didominasi oleh ikan. Bila ada daging, mereka tidak akan makan daging bersama-sama dengan ikan,karena mereka percaya dengan makan ikan dengan daging hasilnya tidak bagus untuk pertumbuhan. Makan ikan seyogyanya hanya makan ikan saja, bila makan daging , hanya makan daging saja, tidak dicampur. Makan pun, mereka mendahulukan makan buah-buahan baru makan roti atau nasi. Makan nasi dulu baru kemudian makan buah, dipercaya akan hanya membuat ngantuk dan malas berkerja.

Yang istimewa lagi adalah : Di Isarel, merokok itu tabu ! Mereka memiliki hasil penelitian dari ahli peneliti tentang Genetika dan DNA yang meyakinkan bahwa nekotin akan merusak sel utama yang ada di otak manusia yang dampaknya tidak hanya kepada si perokok akan tetapi juga akan mempengaruhi “gen” atau keturunannya. Pengaruh yang utama adalah dapat membuat orang dan keturunannya menjadi “bodoh” atau “dungu”. Walaupun, kalau kita perhatikan , maka penghasil rokok terbesar di dunia ini adalah orang Yahudi ! Tetapi yang merokok , bukan orang Yahudi.

Anak-anak, selalu diprioritaskan untuk makan buah dulu baru makan nasi atau roti dan juga tidak boleh lupa untuk minum pil minyak ikan. Mereka juga harus pandai bahasa , minimum 3 bahasa harus dikuasai nya yaitu Hebrew, Arab dan bahasa Inggris. Anak-anak juga diwajibkan dan dilatih piano dan biola. Dua instrument ini dipercaya dapat sangat efektif meningkatkan IQ mereka. Irama musik terutama musik klasik dapat menstimulasi sel otak. Sebagian besar dari musikus genius dunia adalah orang Yahudi.

Satu dari 6 anak Yahudi, diajarkan matematik dengan konsep yang berkait langsung dengan bisnis dan perdagangan. Ternyata salah satu syarat untuk lulus dari Perguruan Tinggi bagi yang Majoring nya Bisnis, adalah, dalam tahun terakhir, dalam satu kelompok mahasiswa (terdiri dari 10 orang), harus menjalankan perusahaan. Mereka hanya dapat lulus setelah perusahaannya mendapat untung 1 juta US Dollar. Itulah sebabnya, maka lebih dari 50 % perdagangan di dunia dikuasai oleh orang Yahudi. Design “Levis” terakhir diciptakan oleh satu Universitas di Israel, fakultas “business and fashion“.

Olah raga untuk anak-anak, diutamakan adalah Menembak, Memanah dan Lari. Menembak dan Memanah, akan membentuk otak cemerlang yang mudah untuk “fokus” dalam berpikir !

Di New York, ada pusat Yahudi yang mengembangkan berbagai kiat berbisnis kelas dunia. Disini terdapat banyak sekali kegiatan yang mendalami segi-segi bisnis sampai kepada aspek-aspek yang mempengaruhinya. Dalam arti mempelajari aspek bisnis yang berkaitan juga dengan budaya bangsa pangsa pasar mereka. Pendalaman yang bergiat nyaris seperti laboratorium, “research and development” khusus perdagangan dan bisnis ini dibiayai oleh para konglomerat Yahudi. Tidak mengherankan bila kemudian kita melihat keberhasilan orang Yahudi seperti terlihat pada : Starbuck, Dell Computer, Cocacola, DKNY, Oracle. pusat film Hollywood, Levis dan Dunkin Donat.

Khusus tentang rokok, negara yang mengikuti jejak Israel adalah Singapura. Di Singapura para perokok diberlakukan sebagai warga negara kelas dua. Semua yang berhubungan dengan perokok akan dipersulit oleh pemerintahnya. Harga rokok 1 pak di Singapura adalah 7 US Dollar, bandingkan dengan di Indonesia yang hanya berharga 70 sen US Dollar. Pemerintah Singapura menganut apa yang telah dilakukan oleh peneliti Israel , bahwa nekotin hanya akan menghasilkan generasai yang “Bodoh” dan “Dungu”.

Percaya atau tidak, tentunya terserah kita semua. Namun kenyataan yang ada terlihat bahwa memang banyak sekali orang yahudi yang pintar ! Tinggal, pertanyaannya adalah, apakah kepintarannya itu banyak manfaatnya bagi peningkatan kualitas hidup umat manusia secara keseluruhan.
(diambil dari Chappy Hakim)

~Manajemen ESQ Power~

Berfikir adalah kerja dari otak, tepatnya otak kiri. Merasa adalah kerja dari otak, tepatnya otak kanan. Mengalami kehadiran Tuhan adalah kerja dari otak, tepatnya lobus temporal. Jadi, berfikir, merasa dan mengalami fenomena spiritual, semuanya merupakan kerja dari otak. ESQ-Power adalah kekuatan otak, yakni adanya sinergisitas kecerdasan antara fikiran, perasaan dan pengalaman spiritual. Inilah inti kesimpulan dari konsepsi kecerdasan manusia dalam pandangan sains ilmiah.

Sudah jelas bagi kita bahwa antara akal dan hati tiak bisa dipisahkan. Telah jelas ada perbedaan yang nyata dan tegas antara pandangan dunia Islam dengan pandangan dunia sekuler tentang pusat kecerdasan manusia, dimana pandangan dunia Islam menyatakan bahwa pusat ini ada pada akal sekaligus hati, sedangkan pandangan dunia sekuler menyatakan bahwa pusat kecerdasan ini hanya ada pada otak. Telah jelas pula bagi kita bahwa fungsi otak hanyalah pengadil terhadap fakta dan fenomena sedangkan fungsi hati adalah pengadil terhadap akal.

Sekarang, marilah kita perjelas masalah ini dengan menghadirkan sebuah contoh di bawah. Contoh ini ingin menunjukkan pada anda bagaimana kecerdasan yang berpusat pada otak¬--kecerdasan bervisi sekuler--berbeda dengan kecerdasan yang berpusat di hati. Contoh ini juga ingin menunjukkan pada anda akan bagaimana sebenarnya ESQ-Power itu:
Abu Sa’id al-Khudri, salah seorang sahabat yang terkenal, menuturkan bahwa Abu Bakar ra pernah bercerita di hadapan Nabi Muhammad saw. Saat itu, Abu Bakar menuturkan pengalamannya ketika ia melihat seorang laki-laki berwajah tampan sedang melakukan shalat dengan khusyu’.

“Pergi dan bunuhlah orang itu!” perintah Nabi saw kepada Abu bakar.
Abu bakar segera pergi menemui orang itu yang masih dalam keadaan shalat dengan khusyu’. Tetapi Abu Bakar bimbang. Satu sisi, ia diperintah Rasul saw untuk membunuh laki-laki tampan yang sedang khusyu’ dalam shalatnya, tetapi di sisi lain ia tidak tega untuk membunuh seorang yang nyata-nyata sedang sembahyang.
Akhirnya Abu Bakar kembali.

Nabi kemudian memanggil Umar bin Khatab ra.
“Pergilah ke sana dan bunuhlah lelaki itu!” perintah Nabi saw kepada Umar.
Umar pun segera pergi ke sana.

Umar melihat lelaki itu sedang larut dalam ibadah. Umar yang terkenal gagah berani tersebut ternyata tidak sampai hati untuk melakukan pembunuhan terhadap laki-laki itu. Akhirnya ia pun kembali menghadap Nabi saw.
“Wahai Nabi, yang aku lihat adalah lelaki yang sedang shalat dengan sangat khusyu’. Aku tidak tega membunuhnya,” ujar Umar.

Nabi akhirnya berpaling kepada Ali bin Abi Thalib. Kepadanya diperintahkan untuk membunuh orang tersebut. Ali segera pergi ke sana. Ia akan melaksanakan perintah Rosulullah saw. Sayangnya, sesampainya di padang pasir tersebut, lelaki yang dicarinya sudah tidak tampak batang hidungnya. Ali kembali kepada Nabi saw, lalu memberitahu bahwa yang akan dibunuh telah tidak ada.

Nabi berkata, “Orang itu dan kawan-kawannya membaca al-Qur’an hanya sampai tenggorokan. Mereka telah keluar dari agama bagai anak panah melesat dari busurnya. Bunuhlah mereka!, karena mereka adalah seburuk-buruk makhluk di muka bumi! (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata:
Seorang laki-laki berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya si fulanah banyak mengerjakan shalat, mengeluarkan sedekah, dan berpuasa (sunnah), namun ia suka mengganggu tetangganya dengan ucapannya.” Beliau berkata, “Wanita itu masuk neraka.”
Seorang laki-laki berkata, “Ya Rasulullah, kabarnya si fulanah mengerjakan puasa sunnah dan ia hanya bersedekah dengan sedikit makanan, namun ia tidak pernah menggangu tetangga-tetangganya.” Beliau bersabda, “Wanita itu masuk surga.”

Jika anda menggunakan perspektif Daniel Goleman dan orang-orang yang sependapat dengannya tentang kecerdasan emosional, maka sahabat Abu Bakar as-Shidiq dan sahabat Umar bin Khattab adalah orang yang cerdas secara emosional. Perhatikan sekali lagi, bahwa kecerdasan emosional melahirkan kecakapan emosional di mana salah satu wujud dari kecakapan emosional ini adalah empati. Dengan empati, Abu Bakar dan Umar tidak tega untuk melakukan pembunuhan terhadap pemuda yang gagah dan tampan yang sedang khusyu’ dalam sembahyang di atas.

(Diambil dari buku Manajemen ESQ Power , Muhammad Muhyidin, Yogyakarta, 2007)

Wajah Gerakan Mahasiswa Indonesia

Oleh: Immawati Alfita Vaniastuti*
*Penulis adalah ketua KORKOM IMM UAD Periode 05-06

Salam perjuangan!!!
Gerakan mahasiswa adalah gerakan yang seharusnya tidak lenyap ditelan oleh zaman, dia selalu bisa melakukan gerakan-gerakan pembaharu dan kritis dalam setiap kebijakan. Masyarakat selalu menganggap gerakan mahasiswa bisa melakukan perubahan-perubahan sistematik yang membawa kepentingan rakyat kecil, akan tetapi sebelumnya kita bisa melihat sedikit sejarah.

Menyusul naiknya Soeharto ketampuk kekuasaan, seluruh oposisi hancur. Dengan dibubarkannya PKI dan organisasi-organisasi afiliasinya, tidak ada lagi organisasi berbasis massa yang kritis terhadap pemerintahan yang didominasi militer ini. Kelompok kelas menengah muslim maupun yang berorientasi sekular mendukung apa yang dinamakan orde baru, seperti juga banyak aktivis mahasiswa. Sejak para pemimpin mulai mencoba mengontrol seluruh masyarakat dan mencegah berkembangnya setiap bentuk organisasi independen, banyak aktivis menengah mulai sadar dan mulai mengkritik rezim.sejak 1970 – 1972 protes-protes dialamatkan pada tindak korupsi. Yang akhirnya pemerintah melakukan tindakan cukup represif dengan menangkap para aktivis tersebut hingga akhirnya banyak aktivis kelas menengah mengambil pendekatan yang lebih moderat dan kurang konfrontatif yang akhirnya banyak LSM- LSM berdiri menangani isu-isu yang ada.

Akhirnya ada ketidakpuasan aktivis yang radikal pada tahun 1974, satu generasi aktivis melakukan demonstrasi secara besar untuk memprotes kebijakan pembangunan pemerintah dan dominasi modal jepang di indonesia. Gerakan mereka dipengaruhi oleh teori kemandirian dan juga pengaruh gerakan-gerakan luar. Dan pada tahun 1977 dan 1978 lagi-lagi mahasiswa melakukan demonstrasi menentang orde baru, yang memfokuskan pada kritik kebijakan pembangunan dan militerisme. Pada akhir 1970 dan awal 1980 terjadi pula kerusuhan buruh. Dan seiring terjadinya banyak pembangkangan sipil muncullah pembangkangan elit pada tahun 1980, beberapa pensiunan jenderal, mantan polisi sipil, intelektual, dan tokoh mahasiswa mengeluarkan pernyataan keprihatinan yang mengkritik Soeharto karena penafsirannya atas ideologi negara pancasila dan konsep dwi fungsi ABRI. Menyusul aksi demonstrasi antipemerintah maka pada tahun 1978, aktivitas politik dikampus dilarang melalui kebijakan yang dikenal dengan nama “Normalisasi Kehidupan Kampus” yang memunculkan banyak forum-forum diskusi yang mengkaji banyak permasalahan dan membuat gerakan mahasiswa semakin radikal dan kritis terhadap setiap kebijakan yang dilakukan pemerintah.

Dalam hal ini kita akan sedikit lebih memfokuskan pada aktivis mahasiswa, yang ternyata pada akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an lebih berkonsentrasi pada isu-isu lokal. Yang mana mahasiswa yang memihak rakyat miskin dipaksa untuk lebih menyoroti kasus-kasus lokal dalam hal korupsi dan kerusakan lingkungan. Akan tetapi dapat kita lihat pada tahun 1998 ternyata gerakan mahasiswa dapat melepaskan jerat yang begitu kuat, mereka berani mengambil sebuah sikap melawan dan berangkat atas nama rakyat dan demokrasi. Kita sangat perlu berbangga hati untuk hal tersebut, akan tetapi yang perlu kita analisis adalah perjalanan gerakan mahasiswa sampai hari ini sudah sejauh mana menggapai cita-cita perubahan yang dicitakan.

Dapat kita lihat saat ini bisa dikatakan seluruh gerakan mahasiswa kehilangan arah gerakan dan taringnya, tidak ada lagi gerakan mahasiswa yang berani nyaring mengatakan ‘tidak’ terhadap suatu penindasan dan berani mengatakan sebuah keberpihakan terhadap yang lemah. kita lihat banyak kelemahan pada gerakan mahasiswa itu sendiri. pertama, mereka seperti kehilangan khittah perjuangan atau sejatinya mereka itu ada untuk apa. Kedua gerakan mahasiswa terlalu sibuk dengan dunia masing-masing dan juga terjebak pada politik praktis, berbagai organ mahasiswa lebih sibuk berfikir akan berafiliasi dengan parpol yang mana. Hingga akhirnya kepentingan-kepentinga untuk membela rakyat kecil menjadi luntur digantikan dengan munculnya kepentingan-kepentingan partai. ketiga; gerakan mahasiswa cenderung kehilangan ladang garapan, kalau saat ini masyarakat cukup pintar untuk melakukan aksi protes bahkan lebih radikal maka germa seakan-akan merasa kehilangan tempat berjuang walaupun sebenarnya masih banyak hal yang bisa dilakukan tapi itu akan kita bahas lebih lanjut nantinya. Keempat organ-organ germa cenderung rebutan nama atau bargaining di media yang akhirnya menghilangkan niat juang bersama, bahkan ada yang perang simbol dan kepentingan masing-masing organ. Kelima seakan–akan mereka kini bingung akan posisi dan kehilngan sedikit rasa tanggung jawab, yang awalnya germa adalah oposan dari kebijakan pemerintah yang menindas kini bahkan ada yang mendukung.
Dari beberapa hal diatas kita dapat sedikit memberikan sebuah penawaran baru buat gerakan mahasiswa saat ini. Misalnya, setiap organ gerakan diharapkan mampu belajar untuk memahami kembali atau menyatakan sikap tentang keberpihakan dan arah gerakan dari organ tersebut akan kemana. Kemudian ada sedikit perubahan konsep bahwa lebih memahami kalimat “agent of chance” benar-benar sebai agen perubahan dan menetapkan diri sebagai alat transformatif kepada rakyat dengan cara melakukan pendidikan politik dan pendampinga secara intens terhadap masyarakat kecil dan pedesaan, karena bisa kita lihat banyak sekali rakyat kecil yang tidak paham apa yang sebenarnya terjadi dan tidak paham akan permasalahn bahkan ada yang tidak pahan jika mereka sedang ditindas oleh berbagi kebijakan dan kepentingan.

Karena kesadaran yang berkembang dalam masyarkat adalah kesadaran magis dan kesadaran naif, dimana mereka tidak sadar bahwa ada kaitan yang cukup erat antara satu faktor dengan faktor yang lain, misalnya saja rakyat miskin yang tidak mampu melihat kaitan kemiskinan mereka dengan sistem politik dan kebudayaan. Dan mereka lebih melihat bahwa “aspek manusia” menjadi akar penyabab masalah masyarakat. Nah disinilah posisi germa untuk dapat melakukan pendidikan politik yang dapat menumbuhkan kesadaran kritis mereka bahwa kesdaran ini lebih melihat aspek sistem dan struktur sebagai sumber masalah.

Kemudian bagaimana organ gerakan mahasiswa menjadi sebuah fasilitator komunikasi antara rakyat dan pemerintah. Jika ini bisa dilakukan maka banyak keuntungan rakyat kecil yang diperoleh, setidaknya kita bisa membuka jalur komunikasi antara kedua belah pihak yang selama ini terputus oleh strata. Lalu ada hal yang juga bisa dilakukan oleh germa yaitu penguasaan media, dapat kita lihat bahwa media juga merupakan salah satu alat untuk melakukan proses transfoprmatif dan penyadaran. Ditambah lagi saat ini banyak media yang justru lebih berpihak kepada pemerintah bahkan media dijadikan alat pencitraan pemerintah. Kemudian yang tak kalah pentingnya adalah dunia pendidikan yang mau tak mau mahasiswa masuk dalam sistem pendidikan maka kita bisa menggunakan alat pendidikan untuk melaukan proses penyadaran karena menurut Dr. Zainudin Maliki dalam bukunya Politikus busuk dikatakan bahwa pendidikan yang diharap bisa membawa perubahan adalah pendidikan kritis, yang ternyata cukup lama pendidikan kita dikooptasi oleh negara, dan negara ternyata menanamkan ideologi jauh dari dari sikap kritis. Ideologi yang dikembangkan dalam jangka waktu lama oleh negara adalah ideologi pembentukan masyarakat ilmiah bukan masyarakat kritis.

Yang terakhir yang bisa saya katakan bahwa seluruh kotak-kotak organ gerakan mahasiswa harus dihilangkan, walaupun berpayung ideologi yang berbeda tapi harus dimunculkan satu tujuan dan satu perjuangan. Jika seluruh gerakan mahasiswa membentuk sebuah koalisi besar dan bersama untuk mencapai perubahan maka banyak hal yang dapat dilakukan dan yang dapat dicapai asal seluruh gerakan tidak latah terhadap isu atau terlena oleh kepentingan masing-masing .
Hidup Mahasiswa!!!

Sejarah IMM

Oleh: Agung Nugroho P
(Diambil ketika Mengamanahi Koordinator Komisariat UAD, 2007)

“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyerukan pada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran dan ber iman kepada ALLah……
( QS.Ali Imron 110 )
“ Sesunguhnya ALLah mencintai orang-orang yang bejuang dijalan Nya dalam barisan yang teratur,mereka seakan-akan bagunan yang kokoh”
( QS. As – Saff 4 )

A. SEJARAH
Yang melatarbelakangi kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yaitu faktor internal Muhammadiyah dan eksternal Muhammadiyah yaitu kondisi kehidupan umat dan bangsa dan dinamika organisasi – organisai Mahasiswa sat itu.

Faktor yang mempengaruhi lahirnya IMM dari segi internal Muhammadiyah yaitu motivasi idialis dari dalam tubuh muhammadiyah untuk pengembangan idiologi, paham dan cita–cita Muhammadiyah. Untuk penggembangan hal tersebut kita dituntut dan harus bersingungan dan berinteraksi dengan berbagai lapisan dan golongan masyarakat yang majemuk. Yang terdiri dari masyarakat petani, pedagang, birokrat, intelektual, mahasiswa dan masyarakat–masyarakat yang lainnya.

Muhammadiyah adalah organisasi kenasyarakatan yang bersentuhan dengan mahasiswa untuk merealisaasikan hal tersebut, maka Muhammadiyah mencoba membuat wadah khusus untuk mengembangkan potensi para pemuda\mahasiswa. Menanggapi pentingnya wadah bagi para pemuda\mahasiswa dicetuskanlah pada muktamar Muhammadiyah ke-25 (Kongres Seperempat Abad Kelahiran Muhammadiyah) pada tahun 1936 bertempat di Jakarta.
Pada saat itu dicetuskan cita-cita besar Muhammadiyah untuk mendirikan Universitas atau Pergurun tinggi Muhammadiyah.

Namun keinginan untuk meng himpun dan membina mahasiswa–mahasiwa yang meng-ikrarkan diri ber-idiologi Muhammadiyah tidak bisa langsung terwujud, karena pada sat itu Muhammadiyah belum mempunyai Universitas dan perguruan tinggi sendiri. Untuk mewadahi mahasiswa yang meng-ikrarkan diri ber-idiologi Muhammadiyah ataupun yang sepaham atau mempunyai alam pikiran yang sama dengan Muhammadiyah diwadahi dalam organisasi otonom yang sudah terbentuk pada saat itu yaitu NA dan Pemuda Muhammadiyah dan ada pula yang bergabung dalam organisasi mahasiswa yang lainnya, Pada tanggal 18 November 1955, Muhammadiyah baru bisa mewujudkan cita-cita untuk mendirikan Universitas dan PTM yang dirintis dari tahun 1936, dengan mendirikan Fakultas Hukum dan Fakultas Filsafat di Padang Panjang, terus disusul dengan berdirinya Akademi Tabligh Muhammadiyah, Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah(PUTM) di Yogyakata, dan Fakultas Ilmu Sosial di Jakarta yang sekarang menjadi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dan diteruskan kebebagai daerah di Indonesia.

Munculnya nama IMM di awali pada kongres Mahasiswa di Yogyakarta tahun 1962. Dan diawali dengan membentuk Lembaga Dakwah Mahasiswa pada tangal 15 Desember 1963 yang diprakrasai oleh Drs. Muhammad Djasman dan dikoordinir oleh beberapa orang yaitu Ir. Margono, dr. Soedibnyo Markoes dan Drs. Rosyad Saleh. Dan pada tangal 14 Maret 1964 (29 Syawal 1384), barulah nama IMM resmi sebagai wadah para Mahasiswa yang berada dalam lingkungan PTM dan para Mahasiswa yang berada di non PTM yang memiliki pemahaman dan pikiran sama dengan Muhammadiyah\meng-ikrarkan diri ber-idiologi Muhammadiyah, yang bertempat di gedung Dinoto Yogyakata dengan di tandatangani “Enam penegasan IMM oleh K.H. Ahmad Badawi yang berbunyi:

1. Menegaskan Bahwa IMM Adalah gerakan mahasiswa Islam
2. Menegaskan bahwa kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM
3. Menegaskan bahwa fungsi IMM adalah eksponen Mahasiswa dalam Muhammadiyah (setabilisator dan dinamisator)
4. Menegaskan bahwa kerangka berfikir kader IMM adalah Ilmu adalah Amaliyah dan Amal adalah Ilmiah .
5. Menegaskan bahwa IMM adalah organisasi yang sah yang mengindahkan segala hukum dan undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah Negara.
6. Menegaskan bahwa amal IMM adalah Lillahi Ta’ala dan di abadikan untuk kepentingan
umat\masyarakat.

Dan pada tangal 5 Mei 1965 diadakan Muktamar IMM pertama yang diselengarakan di Solo tepatnya dikota barat yang menghasilkan beberapa hal, dalam hal identitas kader IMM untuk terus mengembangkan hidup dan kehidupan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah serta amal gerakanya maka perlu IMM perlu mempunyai identitas diri yaitu:
- Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah oganisasi kader yang bergerak dalam bidang keagamaan, kemasyarakatan dan kemahasiswaan dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
- Sesuai dengan gerakan Muhammadiyah maka Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah ditengah-tengah masyarakat khususnya dikalangan mahasiswa.
- Setiap anggota\kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus mampu memadukan kemampuan Ilmiah dan Akidah.
- Oleh karena itu setiap anggota\kader IMM harus tertib ibadah, tekun dalam studi dan mengamalkan ilmunya untuk menjalankan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT.

Sedangkan faktor eksternal yang mendorong terbentuknya IMM terkait kondisi dan situasi diluar Muhammadiyah, ini terkait dengan keadaan umat islam, kehidupan berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia, serta dinamika gerakan mahasiswa.

Keadaan kehidupan umat islam sat itu masih dipenuhi oleh tradisi, paham dan ajaran islam yang akan menjebak umat islam dalam kehiduan jauh dari rahmat ALLAH SWT. Keyakinan dan praktek keagamaan masyarakat dan para mahasiswa masih banyak tercampur dengan Takhayul, Bid’ah dan Khurofat.

Sedangkan dalam kehidupan berbangasa dan bernegara tengah terancam oleh idiologi komunis yang mereka memanfatkan lewat kondisi masyarakat yang masih miskin, bodoh, dan terbelakangan, dan keadaan politik yang tidak menentu yaitu konflik kekuasaan antar golongan dan partai politik. Kendati waktu itu Indonesia sudah memasuki kemerdekaannya yang kurang lebih 20 tahun, namun masih jauh dari cerminan cit-cita proklamasi kemerdekaan. Demokrasi dan kedaulatan rakyat terkungkung, oleh tirani kekusaan dan otoritarianisme akibat kebijakan demokrasi terpimpin soekarno pada saat itu.

B. MAKSUD DAN TUJUAN DIDIRIKAN IMM
• Turut berperan dan memelihara martabat dan membela kejayan bangsa
• Menjunjung tinggi dan Menegakkan agama islam.
• Sebagai upaya untuk menopang, melangsungkan, meneruskan cita–cita Muhammadiyah.
• Sebagai,pelopor, pelansung, penjaga dan penyempurna cita–cita pembaharuan dan amal usaha Muhammadiyah.
• Membina, meningkatkan, dan memadukan iman dan ilmu serta amal dalam kehidupan Bangsa, umat dan Persyarikatan.

Tujuan di dirikan IMM adalah :“ Mengusahakan terbentuknya akedemisi muslim yang berahlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.” Dan diatur dalam AD IMM.

C. TIPOLOGI IMM
Dan di jabarkan dalam trilogi IMM sebagai langkah gerak kader–kader ikatan dan di kembangkan untuk menjadi pelopor dalam berbagai lini masyarakat\umat.

• Keagamaan (Religiusitas)
Sebagai organisasi kader yang berisikan nilai–nilai religuitas. IMM akan senantiasa memberikan pembaharuan keagamaan menyangkut pemahaman pemikiran dan realisasinya dalam kehidupan. Dengan kata lain menolak kejumudan. Menjadikan Islam sebagai idialitas sekaligus jiwa yang menggerakan. Moto yang harus kita realisasikan adalah “dari Islam kita berangkat (sebagai landasan dan semangat) dan kepada islam kita berproses (Islam sebagai Cita-cita)

• Ke-Intektual-an (Intektualitas)
Dalam hal ini IMM berproses untuk menjadi pusat-pusat unggulan terutama dalam hal intektual. Melalui wadah ini diharapkan kader-kader ikatan mampu menjadi ide-ide dalam hal pembaharuan dan pengembangan. Sebagai kader IMM harus mampu berfikir universal tanpa tersekat-sekat oleh eksklusivisme, sebagai salah satu dari kelompok Intektual yang menginginkan kemajuan dalam berbagai lini kehidupan. Baik Agama, Masyarakat dan Bangsa. Dan yang dihasilkan dari pemikiran seorang kader tidak bersifat kepentingan golongan semata dan harus bersifat Rahmatan Lil'aalamiin.

• Kemasyarakatan (Humanitas)
Dalam melakukan perubahan tidak bisa kita lakuan dengan segudang konsep, yang tidak kalah pentingnya adalah perjuangan mewujudkan kosep–konsep tersebut atau ide-ide perubahan, pada fase ini dibutuhkan kerja keras, semangat, ketabahan, kesabaran dan stamina yang besar agar tidak berhenti di tengah jalan. Yang perlu disadari dan di bangun oleh kader-kader IMM adalah dalam mewujudkan perubahan peradaban yang berkemajuan dalam kehidupan, kita tidak bisa bergerak sendiri kita perlu patner dan dapat bekerjasama dengan organisasi lain.

Mukjizat Puasa

Puasa Merupakan Sebuah Terapi untuk Penyembuhan dan Pencegahan dari Segala Jenis Penyakit. (Ibnu Sina: 980-1037)


1. Bagi Para Pemuda:
Totalitas pengendalian diri terhadap syahwat dan memberi kekuatan melawan keinginan melakukan perbuatan haram dan dosa.

2. Bagi Para Pelajar:
Meningkatkan daya ingat, kemampuan memahami materi lebih cepat, dan mengoptimalkan hasil belajar.

3. Bagi Penderita Jantung:
Memberi kesempatan jantung untuk beristirahat, menjadikan darah lebih steril, dan denyut jantung lebih kuat.

4. Bagi Penderita Rabun Mata:
Membuat pandangan mata lebih tajam, lebih jelas, jernih dan terjaga.

5. Bagi Penderita Gangguan Seksual:
Memberikan kesembuhan bagi laki2 dari disfungsi organ seksual serta menambah kesuburan organ reproduksi bagi perempuan.

6. Bagi Kulit:
Membuat kulit lebih segar, lebih kuat, lebih berseri dan warna menjadi lebih indah.

7. Bagi Lambung:
Membersihkan Lambung dari racun dan sisa makanan serta mengembalikan keaktifan fungsi lambung.

8. Bagi Penderita Luka Pascaoperasi:
Mempercepat proses pemulihan dan menghilangkan infeksi dengan lebih maksimal.

9. Bagi orang2 yang Gemar Makan:
Makan lebih sedikit dan umur lebih panjang.

10. Bagi Para Mahasiswa dan Anak Kos, salah satu program pengiritan

~MALU BILA TIDAK BERPUASA~
Inga’-inga’ Puasa Senin dan Kamis

12 Kebiasaan Produktif yang Dianjurkan

1. Sediakan lebih banyak waktu untuk membaca dan sediakanlah waktu 15 menit untuk memikirkan dan mengendapkan bacaan Anda.
2. Khususkan waktu tertentu untuk menyendiri dan merenung 20 menit setiap hari.
3. Pertahankan stamina spiritual Anda melalui ibadah mahdhah yang rutin
4. Jagalah kondisi fisik Anda melalui makan yang teratur dan bergizi, istirahat yang cukup, dan olah raga yang rutin.
5. Tingkatkan kepekaan emosional Anda melalui seni dan alam.
6. Buatlah rencana perjalanan wisata.
7. Luaskan wilayah pergaulan Anda.
8. Tingkatkan kontrol terhadap pikiran-pikiran yang memenuhi benak Anda.
9. Biasakan mencatat gagasan secara teratur.
10. Biasakan lebih banyak diam dan mendengar daripada bicara.
11. Kontrol emosi agar tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh sanjungan dan kritikan.
12. Lakukan latihan pernafasan secara teratur.

Relasi antara Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Agama

Oleh: Laeli Wahidatul Hidayati (2008)
Manusia adalah makhluk yang senantiasa untuk mencari kebanaran. Dalam realitanya sendiri khusunya dunia perguruan tinggi orang selalu disibukan dengan aktivitas mencari kebanaran yang obyektif. Demikianlah masa lalu hingga seterusnya untuk masa yang akan dating. Dengan aktivitas itu, manusia akan sampai pada tiga eksistensi yaitu : ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama yang ketiganya bersumber pada kebenaran yang mutlak yaitu Allah Yang Maha Beesar. Dalam bahasa filsafat sendiri, filsafat menyebutkan dengan istilah kausa prima. Ketiga macam pengetahuan inilah yang akan selalu dikembangkan dengan sekuat tenaga oelh umat manusia, sejak pendidikan terendah sampai pada pendidikan tertinggi, secara umum dengan tujuan mencapai kebahagiaan.

Namaun, dalam realitanya juga, mahasiswa fakultas filsafat sendiri masih sering kali memberikan kesan buruk. Sebagian dari lulusan filsafat, mereka justru menjadi lemah imannya bahkan seperti orang yang tidak mempunyai akal sehat. Hal inilah yang masih dijadikan doktrin orang bahwa mempelajari filsafat akan merusak keimanan kita. Padahal justru filsafat memberikann fungsi-fungsi dan mempunyai kedudukan tersendiri dalam ilmu dan agama. Filsafatlah yang menjadi motor penggerak kehidupan sehari-hari baik sebagai manusia pribadi maupun kolektif dalam bentuk masyarakat atau bangsa.

Lalu,bagaimana relasi antara filsafat, ilmu pengetahuan, dan agama??
Oleh Louis kattsoff dikatakan: bahasa yang dipakai dalam filsafat dan ilmu pengetahuan dalam beberapa hal saling melengkapi. Pada bagian lain dikatakan , filsafat dalam usahanya mencari jawaban atas pertanyaan –pertanyaan yang pokok yang kita ajarkan harus memperhatiakn hasil-hasil l ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dalam usahanya menemukan rahasia alam dan kodrat haruslah mengetahui kefalsafahanmengenai alam kodrat tersebut.

Ilmu pengetahuan telah banyak membantu manusia dalam mencapai tujuan hidup dan kehidupannya. Yaitu kehidupan yang selalu lebih baik. Namun padakenyataanya tidak dapat dipungkiri bahwa selain mendatangkan dampak positif ilmu pengetahuan seperti teknologi juga sering kali disalah gunakan manusia. Maka untuk mengantisipasi itu ilmu pengetahuan perlu dikaji lebih lanjut oleh filsafat yaitu bahwasanya dalam pengembangan dan penerapan ilmu harus didasarkan pada nilai-nilai yang mencakup kehidupan manusia itu sendri, sedangkan nilai dikaji dalam filsafat sehingga tidak bersifat distributive bagi manusia. Dengan kata lain filsafat memberikan dasar-dasar bagi pengembangan dan penerapan ilmu agar pengembangan dan penerapan ilmu tetap sesuai dengan visi dan misi umat yaitu untuk menegakkan harkat dan martabat manusia.
Sedangkan kontribusi ilmu sendiri kepada filsafat adalah bahwasanya ilmu memberikan berbagai permasalahan-permasalahan yang baru yang harus dikaji oleh filsafat sehingga filsafat tidak akan pernah ketinggalan terhadap pemikiran-pemikiran manusia.
Dalam perspektif falasifah, filsafat dan agama merupakan dua pendekatan yang mendasar menuju pada kebenaran.secara kongkrit, agama mempunyai kontribusi kepada filsafat. Yaitu: bahwasanya filsafat harus berdasarkan pada agama, karena jika filsafat berdasarkan akl fikiran saja, maka filsafat tersebut tidak akan memuat kebenaran yang obyektif, karena yang memberikan pandangan dan putusan adalah akal pikiran. Sedangkan kesanggupan akal pikiran itu terbatas, sehingga filsafat yang hanya berdasarkan kepada akal fikiran semata-mata tidak snggup memberi kepuasan bagi manusia, terutama dalam tingkat pemahanman terhadap yang ghaib.
Filsafat sendiri membantu merasionalkan berbagai ajaran agama yang memeang mungkin dapat dirasionalkan. Agama harus dirasionalkan karena:
1. Agar manusia dalam menjalankan agama tidak hanaya sebagai warisan, tuntutan ataupun kebiasaan saja. Namun, kita harus tau dasar-dasar dan kesadaran kenapa kita harus menjaalnkanya.
2. Filsafat juga mampu memperkuat/ meningkatkan keimanan.

Jika kita telah mengadakan perenungan tentang pengertian yang sedalam-dalamnya dari ketiga buah sumber atau wadah kebenaran, yaitu filsafat, ilmu pengetahuan , dan agama, maka kita mengetahui bahwasanya agama bertujuan untuk kebahagiaan umat manusia dunia akhirat dengan menunjukkan kebenaran asasi dan mutlak, baik mengenai mikro-kosmo (manusia), makro-kosmo(alam), maupun Tuhan/ Allah itu sendiri. Ilmu, filsafat, dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan manusia. Dikatakan terkait kaerena ketiganya tidak dapat bergerak dan berkembang apabila tidak ada tiga alat itu dengan tenaga utama yang berada di dalam dirir manusia. Tiga alat dan tenaga manusia adalah : akal pikiran, rasa dan keyakinan, sehingga dengan ketiga hal tersebut manusia akan dapat mencapai kebahagiaan bagi dirinya.

Ilmu dan filsafat dapat bergerak dan berkembang berkat akal pikiran manusia. Juga agama dapat berkembang dan bergerak berkat adanya keyakinan. Akan tetapi ketiga alat dan tenaga utama tersebut tidak akan dapat berhubungan dengan ilmu, filsafat , dan agama jika tidak didorong dan dijalankan oleh kemauan manusia yang merupakan tenaga tersendiri yang terdapat dalam diri manusia. Dikatakan reflektif, karena ilmu, filsafat, dan agama baru dapat dirasakan faedahnya dalam kehidupan manusia, apbila ketiganya merefleksi dalam diri manusia itu sendiri.

(Artikel ini dibuat dalam rangka memenuhi persyaratan mengikuti DAD cabang Jasman Al-kindi kota yogyakarta)
HYMNE IMM
Semoga berkah rahmat illahi
Melimpahi perjuangan kami
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Ikhlas beramal dalam bakti

Gemilang, sinar surya
Menerangi fajar harapan
Jayalah IMM jaya…
Abdi perjuangan kami…


DARAH JUANG
Disini negri kami
Tempat padi terhampar
Samudranya kaya raya
Tanah kami subur Tuhan

Dinegri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah luka
Anak kurus tak sekolah
Pemuda desa tak kerja

Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Untuk membebaskan rakyat

Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berjanji

Game Kreatif

A. Panggil Saya....

Bahan/alat: Tanpa alat

Prosedur:
1. Seluruh anggota tim berdiri atau duduk rileks membuat lingkaran
2. Fasilitator memulai acara dg menunjuk salah satu anggota tim secara acak, untuk memperkenalkan dirinya dg menyebutkan nama dan hal unik dari dirinya (misalnya: ciri fisik, asal daerah, hobi, dsb...) sebagai pengganti namanya dg ungkapan PANGGIL SAYA...........
Contoh: Namanya Laeli, karena orangnya progresif, maka Laly berkata,"Panggil saya Laely Progresif".
3.Kemudian Laely bebas menunjuk anggota lainnya secara acak, utk melakukan hal yg sama.
4.Proses berlanjut sampai semua anggota memperoleh giliran.

Catatan:
1. Supaya lebih menarik, setelah lima orang anggota tim menyebutkan nama uniknya, fasilitator bisa menguji perhatian para anggota tim yang lainnya secara acak.
2. Fasilitator bertanya tentang pengalaman dan perasaan para peserta, karena pada saat acara akan ada anggota tim yang merasa enggan, malu, atau bingung mencari hal unik dari dirinya.
3. Fasilitator bertanya kepada para anggota tim untuk mengetahui pemahaman mereka tentang makna proses tersebut.
4. Fasilitator menarik kesimpulan dari ungkapan para anggota tim.
5. Fasilitator memberi gambaran tentang makna proses tersebut.

Pendidikan Politik

Oleh: Saiful Azhar Aziz
Indonesia merupakan Negara dengan jumlah partai politik terbanyak se-dunia, hasil pemilu tahun 1955 untuk DPR ada 28 partai dan untuk anggota konstituante ada 34 partai, pemilu 1971 ada 10 partai, pemilu 1977-1997 ada 3 partai, dan pada pemilu 1999 ada 48 partai, dan pada tahun 2009 ini 38 partai politik ikut serta dalam pesta demokrasi di Indonesia (Lih.KPU.go.id). Adapun fungsi partai politik dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik dalam Pasal 8, bahwasanya partai politik mempunyai lima fungsi utama, salah satunya yakni sebagai sarana (1) pendidikan politik bagi anggotanya dan masyarakat luas agar menjadi warga Negara Republik Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara2. Oleh karena itu, persoalan pendidikan politik sejatinya merupakan tugas dari partai politik bila kita melihat pada UU No. 31 Tahun 2002 Pasal 8. Namun, bagaimana bentuk pendidikan politik tersebut tidak diatur di dalam undan-undang. Maka, pendidikan politik yang dilakukan partai politik perlu dikontrol agar tidak terjadi pendidikan yang salah kaprah, seperti money politic dengan menggunakan uang untuk membeli suara masyarakat yang dikenal dengan “serangan fajar”, kemudian janji-janji politik yang asal-asalan, karena masyarakat kita tidak tahu hukum, maka dibodohi dengan janji-janji yang seharusnya bisa dilakukan Master of Understanding (MoU) supaya janji-janji itu tertulis diatas kertas dan bisa dikenai hukum apabila tidak memenuhinya, dan juga aksi-aksi simpatik partai politik dengan mengajak masyarakat membersihkan jalan, mengadakan lomba-lomba, mengumpulkan masyarakat di lapangan untuk mendengarkan orasi-orasi politik diselingi dangdutan, kemudian ada juga melakukan aksi dengan mengendarai motor berarak-arakan. Kita juga dapat melihat produk-produk pemimpin instant, dengan bekal ijazah SMA dan uang, setiap masyarakat bisa menjadi calon legislatif.
__________________________
1 Kabid. Hikmah IMM komisariat Fakultas Psikologi periode 2008-2009
2 Immawan wahyudi, Makalah tentang Partai politik sebagai sarana Pendidikan Politik Warga Negara, disampaikan dalam Seminar Nasional dan konferensi Wilayah II HIMNAS PKn, 01 Maret 2008 di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

Oleh karena itu dampaknya pun akan terasa, ketika mereka-mereka yang kalah dalam pemilu, karena sudah menggadaikan seluruh hartanya, maka bisa dipastikan banyak orang masuk rumah sakit jiwa pasca pemilu 2009, seperti kita lihat di media elektronik, salah satu rumah sakit jiwa menyiapkan ruangan khusus untuk para caleg-caleg yang kalah dalam pemilu berdasakan pengalaman pada pemilu tahun 2004. Perkembangan Demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surut, persoalan pokok yang kiat hadapi adalah bagaimana dalam masyarakat yang beraneka-ragam pola budayanya, mampu mempertinggi tingkat ekonomi disamping membina kehidupan social dan politik yang demokratis.3 Ternyata, demokrasi itu sangat mahal, yang mau mencalonkan harus punya uang untuk mempromosikan dirinya dan janji-janjinya dengan membuat stiker, baliho-baliho, spanduk, tampil di media cetak ataupun media elektronik, yang intinya supaya masyarakat mengenal calon-calon pemimpin mereka. Biaya kampanye pada tahap pertama saja seperti dilansir KPU salah satu parpol mencapai 15 miliar rupiah.
Persoalan pendidikan politik, tidak hanya menjadi tanggungjawab partai politik semata. Masyarakat sebagai kekuatan dari sebuah Negara harus mulai mengenalkan pendidikan politik sejak dini. Embrio pendidikan politik sesungguhnya dimulai dari sebuah lingkup terkecil dari masyarakat yaitu keluarga. Seorang ayah sebagai kepala pemerintahan dan ibu sebagai wakil dari kepala pemerintahan memiliki visi dan misi untuk mencapai “kebaikan bersama” (public good) yang di dalamnya tentu terdapat nilai-nilai keadilan (justice). Menurut Socrates, keadilan merupakan tujuan yang layak, disebabkan keadilan merupakan hal yang esensial bagi pemenuhan kecenderungan alamiah manusia.4 kemudian, dalam mencapai visi misi tersebut ayah dan ibu harus memiliki komunikasi yang baik dalam manajemen kerja, maksudnya, pembagian wilayah kerja ayah dan ibu bisa dilakukan atas dasar kebersamaan. Ayah yang bekerja mencari nafkah dan ibu yang bekerja dirumah atau sebaliknya, kemudian pendidikan anak menjadi tanggungjawab bersama.
____________________________
3 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia, 1989, Jakarta
4 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Grasindo, 1999

Pelibatan anak sebagai generasi politik keluarga yang harapannya menjadi kader militant penerus keluarga dalam menyampaikan pendapatnya, menentukan pilihannya ketika akan melanjutkan sekolah dimana, hal itu menjadi persoalan bersama tidak hanya diserahkan kepada ayah sebagai kepala keluarga’
Proses demokrasi sudah mulai dilakukan, pemberian kepercayaan (legitimasi) orangtua terhadap anak dapat menjadi pelajaran yang berharga bagi anak yang akan mempengaruhi proses berpikir, sikap dan perilaku anak di dalam lingkungannya.
Sebagian dari perilaku dan interaksi dapat ditandai berupa perilaku poltik, yaiotu perilaku yang bersngkutpaut dengan proses politik, ada pihak yang memerintah, ada pula yang menaati pemerintah; yang satu mempengaruhi, yang lain menentang, dan hasilnya berkompromi; yanh satu menjanjikan, yang lain kecewa karena janji tidak dipenuhi; berunding dan tawar-menawar; yang satu memaksakan putusan berhadapan dengan pihak lain yang mewakili kepentingan yang berusaha membebaskan; yang satu menutupi kenyataan yang sebenarnya(yang merugikan atau yang mempermalukan) pihak yang lain berupaya memaparkan kenyataan sesungguhnya; dari mengajukan tuntutan, memperjuangkan kepentingan, mencemaskan apa yang terjadi. Semua ini merupakan perilaku politik.5
Memasuki dunia perkuliahan. Tahapan kedua dari pendidikan politi bisa dinikmati seorang anak dengan label baru “mahasiswa”. Kegiatan-kegiatan kemahasiswaan merupakan pendidikan politik mahasiswa, dimulai dari perencanaan kegiatan, pembuatan keputusan, mengkoordinasikan panitia, mangakomodasi masa untuk ikut kegiatan yang sudah dibuat, mempromosikan kegiatan dengan propaganda dalam berbagai bentuk yang biasanya melalui leaflet, pamflet, spanduk dan lain sebagainnya. Dari situlah pendidikan politik bisa didapatkan seorang anak yang dimulai dari sebuah keluarga, di sekolah saat SMP ataupun SMA kemudian di kampus. Semua elemen berperan dalam pendidikan politik, pemerintah, partai politik, keluarga dan lingkungannya.
____________________________
5 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Grasindo, 1999