CERITA PENDEK
“SAJADAH DAN AL-QUR’AN BUAT BAPAK”
(Dibuat Untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Kader IMM Berupa Cerita Pendek “CERPEN” Bidang Keilmuan Pimpinan Cabang Djazman al-Kindi Kota Yogyakarta)
Disusun Oleh:
Muhammad Erwan Syah 09013082
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2010
“SAJADAH DAN AL-QUR’AN BUAT BAPAK”
Bapak sakit,Rif....
Itulah kalimat pertama yang dibaca Arif dalam surat yang diterimanya dari ibunya tadi siang. Kalau itu, Arif baru pulang sekolah dan paman yang memberitahunya kalau ada surat yang datang dari desa untuknya. Surat yang memberitahukan kalau bapak sedang sakit keras. Dan ibu memintanya untuk segera pulang sebab kata ibu kondisi bapak amatlah buruk. Bisa jadi, inilah kali terakhir ia akan melihat bapak,
Arif duduk sambil melipat lengan diatas meja belajar. Pandangannya lurus menatap poster mata pelajaran yang ditempelnya didinding kamar. Tapi pikirannya mengembara kemana mana.
Bayangan delapan tahun yang lalu berkelebat....
“Anak durhaka”bapak marah besar sambil melemparkan botol minuman keras yang sudah kosong ditangannya kearah kepala Arif. Tapi Arif sigap menunduk sehingga botol itu pecah jadi berkeping-keping karena menabrak dinding. Melihat itu kemarahan bapak justru semakin menjadi-jadi. Bapak menyambar botol lain siap untuk menghantamkannya langsung kekepala Arif.
Arif memegangi kepalanya sambil memejamkan kedua matanya rapat-rapat. Ia sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi. Rasanya ia sudah dapat merasakan hantaman botol itu dikulit kepalanya, lalu pecahan-pecahan kaca yang menghunjam dalam disana, dan tetesan-tetesan darah segar yang mengucur membasahi keningnya.
“jangaaaan,Paaak...! Kumohon,jangaaan...!
Tiba-tiba ibu datang lalu mendekap bapak erat-erat dari belakang. Tangis ibu terdengar begitu mengiba-iba,membuat Arif pelan-pelan jadi berani membuka kedua matanya. Ia berharap bapak akan luluh mendengar tangis ibu. Tapi,bukannya mereda kemarahan bapak justru menjadi-jadi. Bapak tampak semakin beringas. Ia bertambah kalap. Seperti kesetanan bapak berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan tangan ibu.
“Pergi kau,Rohamah...! Akan kubunuh anak durhaka ini!” teriak bapak sambil menggeliat kesana-kesini .
“Pak,jangan! Dia anak kita. Pak,Anak yang kita tunngu-tunggu kelahirannya selama tujuh tahun lebih! Masa bapak tega! Sekarang bapak justru mau melukainya?!. Ibu masih berusaha menahan kemarahannya bapak.
“Tidak!!!... Anak itu bukan anakku lagi! Dia telah durhaka! Aku bukan cuma sekedar melukainya,Rohamah,tapi aku ingin membunuhnya! Bapak benar-benar kalap. Kali ini bapak berusaha mendorong tubuh ibu menjauh darinya. Tapi karena ibu juga begitu gigih mengaitkan kedua lengannya ketubuh bapak akhirnya kemarahan bapak berbalik kepada wanita.
Arif cuma bisa menatap dengan mata terbelalak,ketika bapak memukulkan botol ditangannya berkali-kali kekepala dan sekujur tubuh ibu. Ibu menangis dan menjerit kesakitan,sebelum akhirnya tubuh wanita yang telah melahirkan Arif jatuh bersimbah darah kelantai. Dan setelah itu bapak pergi meninggalkan ibu yang luka parah dan Arif yang hanya bisa menangis tergugu disudut ruangan. Ia menangisi dirinya yang lemah. Peristiwa tadi adalah puncak kemarahan bapak. Kali ini tidak hanya Arif yang jadi sasaran kemarahan bapak tapi ibupun ikut jadi korban yang akhirnya ibupun jatuh sakit.
Beberapa hari kemudian kondisi ibu membaik. Bapak tampaknya menyesal juga karena telah melukai ibu. Meskipun tidak pernah meminta maaf. Arif dapat melihat penyesalan pada wajah bapak. Bapak jadi lebih banyak diam kalau sedang ada dirumah. Tapi kebiasaan bapak minum minuman keras belum juga berubah. Dan itulah yang ditakutkan Arif. Bapak sering tidak sadar dengan apapun yang dilakukannya kalau sedang mabuk akibat pengaruh minuman keras. Sering kalau sudah teler berat bapak akan berlaku sangat kasar terhadap Arif. Memukul,menempeleng hingga membenturkan kepalanya ketembok,kerap dilakukan bapak. Meski Arif kadang tidak melakukan kesalahan apapun yang dapat memancing kesalahan bapak.
“Rif..!seseorang menepuk pundak Arif membuatnya tersentak. Arif menoleh, Ah Feri. Bikin kaget saja! Ada apa Rif? Kulihat sepertinya kamu sedang ada masalah. Feri duduk disamping Arif. Saat itu sedang jam istirahat. Mereka duduk dipojok kantin yang agak sepi. Feri menatap dengan pandangan menunggu. Tidak biasanya,sahabatnya itu bersikap tidak terbuka terhadapnya. Jadi,tentu saja ada masalah besar yang sedang membebani pikiran Arif. Apapun itu,kalau Arif memang tidak ingin menceritakannya,Feri pun maklum. Arif pun menatap kepergian sahabatnya itu dengan dengan perasaan yang bersalah. Sebenarnya tidak enak juga ia menyembunyikan masalahnya ini dari Feri. Tentang surat ibu dan tentang bapaknya yang ada didesa karena Arif sekarang tinggal bersama pamannya. Ari merasa malu kalau Feri sampai tahu ia memiliki seorang bapak yang berkelakuan buruk. Yaitu suka mabuk-mabukan dan sering memukuli anaknya sendiri.
Selama tiga tahun terakhir ini,bapakmu banyak berubah,Rif. Tidak ada satu botol minuman keras lagi yang disentuhnya. Bapakmu benar-benar mau tobat. Mungkin karena penyakit yang dideritanya,yang menyebabkan bapakmu mulai sadar. Pulanglah, Nak. Insya Allah,kau akan melihat sendiri keadaan bapak dan kondisi bapak sekarang telah banyak berubah sejak terkena kanker itu. Bapak mulai berubah mengingat kematian dan semakin mendekatkan diri kepada Allah. Bapak uga sudah mau belajar sholat dan membaca Al-Qur’an. Meski bacaan sholatnya belum lancar dan benar,namun alhamdulillah,sholat lima waktu tidak pernah ditinggalkannya lagi. Meski terkadang tidak mampu bangun dari tempat tidur,tapi bapak tetap melaksanakan sholat dengan berbaring.
Akan tetapi Arif tidak mempedulikan surat yang dikirim oleh ibunya dari desa. Arif melangkah keluar dari pintu gerbang penjara dengan langkah-langkah gontai. Selama bertahun-tahun tinggal bersama pamannya. Memang baru kali inilah ia datang berkunjung ketempat kerja pamannya itu. Tempat yang penuh dengan orang-orang yang sedang menjalani hukuman dari berbagai macam kesalahan yang telah mereka lakukan. Ada yang karena membunuh, merampok, dan memperkosa. Hanya saja kadar kesalahan setiap orang berbeda-beda. Tergantung tingkat keimanan masing-masing. Bagi orang yang baik tingkat berbuatan salahnya hanya sebatas melakukan dosa kecil yang tidak di sengaja. Beda dengan para penjahat yang memang sengaja dan senang berbuat maksiat. Seperti bapaknya dulu.
Orang yang terbaik adalah yang segera ingat dan cepat memohon ampun kepada Allah, begitu dia sadar dari kesalahannya. Arif menyeka peluh yang menetes di dahinya. Bayangan bapak melintas. Bapak yang kini terbaring sakit, bahkan mungkin saat ini beliau sedang menunggu detik-detik ajalnya datang menjemput. Begitu sulitkah baginya memaafkan bapak ? bahkan setelah kedatangan surat dari ibu dan nasehat dari paman terhadapnya.
“Maafkanlah bapakmu, Insya Allah, begitu kau melakukannya kau akan mendapati hatimu terasa begitu lapang dan bercahaya. Pean dari paman beberapa saat yang lalu, sebelum ia pamit keluar dari penjara.”
Feri datang menemui Arif, tiba-tiba Feri juga menatap kearah Arif dia langsung tersenyum cerah. Sambil melambaikan tangan dihampirinya Arif. Akhirnya Feri bercerita kalau sudah bukan sekali ini saja bapakku masuk penjara, yang pertama dulu ketahuan merampok toko emas, yang kedua sewaktu melakukan transaksi jual beli narkoba. Arif masih menatapnya dengan mulut ternganga. Maaf Rif aku tidak pernah cerita soal ini padamu. Kamu tentu tidak menyangka kalau bapakku seperti itu, bukan ? dia tersenyum pahit.
Arif masih menatapnya dengan mulut ternganga, hhh’’ tapi beliau tetap bapakku, Feri mendesah. Bagaimana pun aku tetap menginginkan kebaikan untuknya. Sampai sekarang, bapak tetap menolak setiap kali diajak tobat. Tapi aku tidak boleh putus asa. Aku tetap tidak lupa mendo’akan bapak setiap usai sholat. Akhirnya Arif menatap sahabatnya itu dan memaksakan dirinya tersenyum. Beberapa hari yang lalu aku menerima surat dari ibu. Bapak sedang sakit keras. Aku mau pulang ke kampung. Arif terdiam cukup lama.
Feri mengangguk-angguk sambil tersenyum. Mudah-mudahan bapakmu cepat sembuh, ujarnya tulus. Ya kuharap juga begitu, sahut Arif dengan suara lirih.
Arif menginjakkan kakinya didepan pintu pagar kayu yang sudah usang. Pandangannya tertumbu pada sebuah rumah sederhana yang terbuat dari kayu. Yang berada ditengah-tengah halaman rumahnya. Rumah yang sudah delapan tahun ditinggalkannya. Akhirnya hari ini takdir telah mengantarkannya kembali kerumah itu.
“Assalamu’alaikum....”ucap Arif sambil melangkah masuk. Dilihatnya ibunya sedang menyuapi bapak makan didalam kamar. Kedua orangtuanya tampak terkejut melihat kedatangannya. Ibu bahkan berlari dan memeluk Arif sambil menangis tersedu-sedu. Arif akhirnya kamu pulang,Nak...tangis ibu penuh haru. Ya,bu. Maafkan Arif karena terlambat memenuhi panggilan ibu. Arif mencium tangan ibunya. Lalu dia melangkah,menghampiri bapak. Ah,bapak tampak sangat berbeda dari saat terakhir dilihatnya dulu. Kini tampak jauh lebih tua dan kurus.
Bibir bapak tampak bergetar saat beliau berusaha duduk dan menggapai Arif. Arif segera berlari dan menubruk bapaknya. Anak dan bapak itu menangis bersama. Tidak ada kata yang perlu diucapkan sebab pandangan mata dan tangisan itu sudah cukup mewakili ribuan kata yang ingi diucapkan .
“Pak.... ini Arif bawakan oleh-oleh buat bapak...
Arif membuka bungkusan ditangannya. Dia sudah tidak sabar lagi ingin memperlihatkan benda yang dibelinya dari uang tabungannya. Yang dikumpulkan dengan susah payah untuk bapak. Sebuah “Sajadah dan Al-Qur’an”.
BIODATA
MHD. ERWAN SYAH
Maguwo Banguntapan Bantul
No.121 Rt.17A Rw.28
Yogyakara 55198
No.Hp : 085643046930
Email : erwansyach@yahoo.co.id
Nama Lengkap : Muhammad Erwan Syah
Nama Panggilan : Erwan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat&Tanggal Lahir : Bantul,14 Maret 1990
Alamat Asal : Maguwo Banguntapan Bantul Rt.17A Rw.28 No.121-Yogyakarta 55198
No.Tlp : (0274) 444391
No.Hp : 085643046930
NIM : 09013082
E-mail : erwansyach@yahoo.co.id
FB : Erwan Syach
Suku : Jawa
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Nikah
Tinggi&Berat Badan : 171cm-62kg
Golongan Darah : B
Hobi : Membaca,Renang
Cita-cita : Dosen
No.KTP :340212.140390.0001
Nama Ayah : Sarjono
Tempat&Tanggal Lahir : Bantul,07 Januari 1959
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Sri Ratmi Rahayu
Tempat&Tanggal Lahir : Bantul,10 Agustus 1963
Pekerjaan : Wiraswasta
Riwayat Pendidikan :
• TK.Pamardisiwi Bantul (1996-1997)
• Sekolah Dasar Sekarsuli II Bantul (1997-2002)
• MTs.Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta (2003-2005)
• MA.Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta (2006-2008)
• PT.Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta “S1.Psikologi”
(2009-Sekarang)
Pengalaman Organisasi :
• Pramuka,Anggota,2001-2002
• Tapak Suci,Anggota,2002-2003
• Hisbul Wathon,Anggota,2003-2004
• SINAR,Anggota,2004-2005
• Ikatan Remaja Muhammaiyah,Staff Departement Sosial,2005-206
• Student Medical Team,Sekretaris,2006-2007
• Tonti MA.Mu’allimin,Anggota,2006-2007
• Karya Ilmiah Remaja,Sekretaris,2006-2007
• Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah,Staff Bidang Keilmuan,2009-sekarang
• Pemuda Peduli HIV-AIDS,PSDMO,2009-sekarang
• Insigh Community,Anggota,2009-sekarang
• Angkatan Muda Islam “Maguwo”,Staff Departemen Syiar,2009-sekarang
• Ikatan Alumni Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta (IKMAMM_82),Anggota,2009-sekarang
• Keluarga Besar Abiturien Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah (KABAMMMA),Anggota,2009-sekarang
Prestasi :
• Juara I,Lomba Karya Tulis Ilmiah, Tingkat Nasional,2007
• Juara II,Lomba Puitisasi Al-Quran,Tingkat Kota Yogyakarta (POSPEDA) ,2005
• Juara II,Lomba Puisi,Milad SKM-80,2005
• Juara II,Lomba Puitisasi Al-Qur’an,Pekan Bahasa M3in,2006
• Juara II,Lomba Penulisan Cerita TK/SMP/SMA,Perkumpulan Saka Widya,2007
• Juara II,Lomba CCA,Milad UAD,2009
• Juara II,Lomba CCA,Milad IMM ,2009
• Juara III,Lomba Puisi,Festifal Ramadhan UIN,2005
• Juara III,Lomba Puisi,Pekan Bahasa M3in,2006
Pelatihan Soft Skill :
• Pelatihan Kesehatan I-III,Student Medical Team,2006
• Pelatihan Mujanib M3in,MA.Mu’allimin,2007
• Penataran Ustadz/Penelola TKA-TPA Tingkat Dasar,AMM,2009
• Pelatihan Kemampuan Membaca Al-Qur’an,LPSI-UAD,2009
• Program Pengenalan Kampus MABA,UAD,2009
• Pelatihan Program Kreativitas Mahasiswa,IC-UAD,2010
• Pelatihan Soft Skill ‘berpikir empatis’,UAD-DIKTI KEMDIKNAS,2010
Pelatihan Perkaderan Muhammadiyah:
• Taruna Melati I,Mts.Mu’allimin,2005
• Baitul Arqom,Mts.Mu’allimin,2005
• Taruna Melati II,MA.Mu’allimin,2006
• Darul Arqom,MA.Mu’allimin,2008
• Darul Arqom Dasar,IMM-UAD,2009
• Taruna Padi Melati,IPM-Banguntapan Utara,2010
Karya Tulis :
• Tahun 2005,Majalah SINAR
• Tahun 2006,Majalah SINAR
• Tahun 2007,KIR,”Usaha Meningkatkan Kualitas Buah Pisang Ambon”
• Tahun 2007,KIR,”Pengaruh Tingkat Kadar Keasaman Tanah dalam Pertumbuhan Tanaman Jagung”
• Tahun 2010,KIR-PKMM,”Usaha Kantin MANJUR (Mandiri dan Jujur) di Sekolah Dasar Negeri Kalasan Baru”
Pengalaman Pekerjaan :
• Staff Pengajar TKA-TPA Al-Muthi’in (2008-Sekarang)
• Staff Pengajar Bimbingan Belajar “Primajaya Smart” (2010-Sekarang)
Megetahui,
(Muhammad Erwan Syah)
NIM.09013082
“SAJADAH DAN AL-QUR’AN BUAT BAPAK”
(Dibuat Untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Kader IMM Berupa Cerita Pendek “CERPEN” Bidang Keilmuan Pimpinan Cabang Djazman al-Kindi Kota Yogyakarta)
Disusun Oleh:
Muhammad Erwan Syah 09013082
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2010
“SAJADAH DAN AL-QUR’AN BUAT BAPAK”
Bapak sakit,Rif....
Itulah kalimat pertama yang dibaca Arif dalam surat yang diterimanya dari ibunya tadi siang. Kalau itu, Arif baru pulang sekolah dan paman yang memberitahunya kalau ada surat yang datang dari desa untuknya. Surat yang memberitahukan kalau bapak sedang sakit keras. Dan ibu memintanya untuk segera pulang sebab kata ibu kondisi bapak amatlah buruk. Bisa jadi, inilah kali terakhir ia akan melihat bapak,
Arif duduk sambil melipat lengan diatas meja belajar. Pandangannya lurus menatap poster mata pelajaran yang ditempelnya didinding kamar. Tapi pikirannya mengembara kemana mana.
Bayangan delapan tahun yang lalu berkelebat....
“Anak durhaka”bapak marah besar sambil melemparkan botol minuman keras yang sudah kosong ditangannya kearah kepala Arif. Tapi Arif sigap menunduk sehingga botol itu pecah jadi berkeping-keping karena menabrak dinding. Melihat itu kemarahan bapak justru semakin menjadi-jadi. Bapak menyambar botol lain siap untuk menghantamkannya langsung kekepala Arif.
Arif memegangi kepalanya sambil memejamkan kedua matanya rapat-rapat. Ia sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi. Rasanya ia sudah dapat merasakan hantaman botol itu dikulit kepalanya, lalu pecahan-pecahan kaca yang menghunjam dalam disana, dan tetesan-tetesan darah segar yang mengucur membasahi keningnya.
“jangaaaan,Paaak...! Kumohon,jangaaan...!
Tiba-tiba ibu datang lalu mendekap bapak erat-erat dari belakang. Tangis ibu terdengar begitu mengiba-iba,membuat Arif pelan-pelan jadi berani membuka kedua matanya. Ia berharap bapak akan luluh mendengar tangis ibu. Tapi,bukannya mereda kemarahan bapak justru menjadi-jadi. Bapak tampak semakin beringas. Ia bertambah kalap. Seperti kesetanan bapak berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan tangan ibu.
“Pergi kau,Rohamah...! Akan kubunuh anak durhaka ini!” teriak bapak sambil menggeliat kesana-kesini .
“Pak,jangan! Dia anak kita. Pak,Anak yang kita tunngu-tunggu kelahirannya selama tujuh tahun lebih! Masa bapak tega! Sekarang bapak justru mau melukainya?!. Ibu masih berusaha menahan kemarahannya bapak.
“Tidak!!!... Anak itu bukan anakku lagi! Dia telah durhaka! Aku bukan cuma sekedar melukainya,Rohamah,tapi aku ingin membunuhnya! Bapak benar-benar kalap. Kali ini bapak berusaha mendorong tubuh ibu menjauh darinya. Tapi karena ibu juga begitu gigih mengaitkan kedua lengannya ketubuh bapak akhirnya kemarahan bapak berbalik kepada wanita.
Arif cuma bisa menatap dengan mata terbelalak,ketika bapak memukulkan botol ditangannya berkali-kali kekepala dan sekujur tubuh ibu. Ibu menangis dan menjerit kesakitan,sebelum akhirnya tubuh wanita yang telah melahirkan Arif jatuh bersimbah darah kelantai. Dan setelah itu bapak pergi meninggalkan ibu yang luka parah dan Arif yang hanya bisa menangis tergugu disudut ruangan. Ia menangisi dirinya yang lemah. Peristiwa tadi adalah puncak kemarahan bapak. Kali ini tidak hanya Arif yang jadi sasaran kemarahan bapak tapi ibupun ikut jadi korban yang akhirnya ibupun jatuh sakit.
Beberapa hari kemudian kondisi ibu membaik. Bapak tampaknya menyesal juga karena telah melukai ibu. Meskipun tidak pernah meminta maaf. Arif dapat melihat penyesalan pada wajah bapak. Bapak jadi lebih banyak diam kalau sedang ada dirumah. Tapi kebiasaan bapak minum minuman keras belum juga berubah. Dan itulah yang ditakutkan Arif. Bapak sering tidak sadar dengan apapun yang dilakukannya kalau sedang mabuk akibat pengaruh minuman keras. Sering kalau sudah teler berat bapak akan berlaku sangat kasar terhadap Arif. Memukul,menempeleng hingga membenturkan kepalanya ketembok,kerap dilakukan bapak. Meski Arif kadang tidak melakukan kesalahan apapun yang dapat memancing kesalahan bapak.
“Rif..!seseorang menepuk pundak Arif membuatnya tersentak. Arif menoleh, Ah Feri. Bikin kaget saja! Ada apa Rif? Kulihat sepertinya kamu sedang ada masalah. Feri duduk disamping Arif. Saat itu sedang jam istirahat. Mereka duduk dipojok kantin yang agak sepi. Feri menatap dengan pandangan menunggu. Tidak biasanya,sahabatnya itu bersikap tidak terbuka terhadapnya. Jadi,tentu saja ada masalah besar yang sedang membebani pikiran Arif. Apapun itu,kalau Arif memang tidak ingin menceritakannya,Feri pun maklum. Arif pun menatap kepergian sahabatnya itu dengan dengan perasaan yang bersalah. Sebenarnya tidak enak juga ia menyembunyikan masalahnya ini dari Feri. Tentang surat ibu dan tentang bapaknya yang ada didesa karena Arif sekarang tinggal bersama pamannya. Ari merasa malu kalau Feri sampai tahu ia memiliki seorang bapak yang berkelakuan buruk. Yaitu suka mabuk-mabukan dan sering memukuli anaknya sendiri.
Selama tiga tahun terakhir ini,bapakmu banyak berubah,Rif. Tidak ada satu botol minuman keras lagi yang disentuhnya. Bapakmu benar-benar mau tobat. Mungkin karena penyakit yang dideritanya,yang menyebabkan bapakmu mulai sadar. Pulanglah, Nak. Insya Allah,kau akan melihat sendiri keadaan bapak dan kondisi bapak sekarang telah banyak berubah sejak terkena kanker itu. Bapak mulai berubah mengingat kematian dan semakin mendekatkan diri kepada Allah. Bapak uga sudah mau belajar sholat dan membaca Al-Qur’an. Meski bacaan sholatnya belum lancar dan benar,namun alhamdulillah,sholat lima waktu tidak pernah ditinggalkannya lagi. Meski terkadang tidak mampu bangun dari tempat tidur,tapi bapak tetap melaksanakan sholat dengan berbaring.
Akan tetapi Arif tidak mempedulikan surat yang dikirim oleh ibunya dari desa. Arif melangkah keluar dari pintu gerbang penjara dengan langkah-langkah gontai. Selama bertahun-tahun tinggal bersama pamannya. Memang baru kali inilah ia datang berkunjung ketempat kerja pamannya itu. Tempat yang penuh dengan orang-orang yang sedang menjalani hukuman dari berbagai macam kesalahan yang telah mereka lakukan. Ada yang karena membunuh, merampok, dan memperkosa. Hanya saja kadar kesalahan setiap orang berbeda-beda. Tergantung tingkat keimanan masing-masing. Bagi orang yang baik tingkat berbuatan salahnya hanya sebatas melakukan dosa kecil yang tidak di sengaja. Beda dengan para penjahat yang memang sengaja dan senang berbuat maksiat. Seperti bapaknya dulu.
Orang yang terbaik adalah yang segera ingat dan cepat memohon ampun kepada Allah, begitu dia sadar dari kesalahannya. Arif menyeka peluh yang menetes di dahinya. Bayangan bapak melintas. Bapak yang kini terbaring sakit, bahkan mungkin saat ini beliau sedang menunggu detik-detik ajalnya datang menjemput. Begitu sulitkah baginya memaafkan bapak ? bahkan setelah kedatangan surat dari ibu dan nasehat dari paman terhadapnya.
“Maafkanlah bapakmu, Insya Allah, begitu kau melakukannya kau akan mendapati hatimu terasa begitu lapang dan bercahaya. Pean dari paman beberapa saat yang lalu, sebelum ia pamit keluar dari penjara.”
Feri datang menemui Arif, tiba-tiba Feri juga menatap kearah Arif dia langsung tersenyum cerah. Sambil melambaikan tangan dihampirinya Arif. Akhirnya Feri bercerita kalau sudah bukan sekali ini saja bapakku masuk penjara, yang pertama dulu ketahuan merampok toko emas, yang kedua sewaktu melakukan transaksi jual beli narkoba. Arif masih menatapnya dengan mulut ternganga. Maaf Rif aku tidak pernah cerita soal ini padamu. Kamu tentu tidak menyangka kalau bapakku seperti itu, bukan ? dia tersenyum pahit.
Arif masih menatapnya dengan mulut ternganga, hhh’’ tapi beliau tetap bapakku, Feri mendesah. Bagaimana pun aku tetap menginginkan kebaikan untuknya. Sampai sekarang, bapak tetap menolak setiap kali diajak tobat. Tapi aku tidak boleh putus asa. Aku tetap tidak lupa mendo’akan bapak setiap usai sholat. Akhirnya Arif menatap sahabatnya itu dan memaksakan dirinya tersenyum. Beberapa hari yang lalu aku menerima surat dari ibu. Bapak sedang sakit keras. Aku mau pulang ke kampung. Arif terdiam cukup lama.
Feri mengangguk-angguk sambil tersenyum. Mudah-mudahan bapakmu cepat sembuh, ujarnya tulus. Ya kuharap juga begitu, sahut Arif dengan suara lirih.
Arif menginjakkan kakinya didepan pintu pagar kayu yang sudah usang. Pandangannya tertumbu pada sebuah rumah sederhana yang terbuat dari kayu. Yang berada ditengah-tengah halaman rumahnya. Rumah yang sudah delapan tahun ditinggalkannya. Akhirnya hari ini takdir telah mengantarkannya kembali kerumah itu.
“Assalamu’alaikum....”ucap Arif sambil melangkah masuk. Dilihatnya ibunya sedang menyuapi bapak makan didalam kamar. Kedua orangtuanya tampak terkejut melihat kedatangannya. Ibu bahkan berlari dan memeluk Arif sambil menangis tersedu-sedu. Arif akhirnya kamu pulang,Nak...tangis ibu penuh haru. Ya,bu. Maafkan Arif karena terlambat memenuhi panggilan ibu. Arif mencium tangan ibunya. Lalu dia melangkah,menghampiri bapak. Ah,bapak tampak sangat berbeda dari saat terakhir dilihatnya dulu. Kini tampak jauh lebih tua dan kurus.
Bibir bapak tampak bergetar saat beliau berusaha duduk dan menggapai Arif. Arif segera berlari dan menubruk bapaknya. Anak dan bapak itu menangis bersama. Tidak ada kata yang perlu diucapkan sebab pandangan mata dan tangisan itu sudah cukup mewakili ribuan kata yang ingi diucapkan .
“Pak.... ini Arif bawakan oleh-oleh buat bapak...
Arif membuka bungkusan ditangannya. Dia sudah tidak sabar lagi ingin memperlihatkan benda yang dibelinya dari uang tabungannya. Yang dikumpulkan dengan susah payah untuk bapak. Sebuah “Sajadah dan Al-Qur’an”.
BIODATA
MHD. ERWAN SYAH
Maguwo Banguntapan Bantul
No.121 Rt.17A Rw.28
Yogyakara 55198
No.Hp : 085643046930
Email : erwansyach@yahoo.co.id
Nama Lengkap : Muhammad Erwan Syah
Nama Panggilan : Erwan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat&Tanggal Lahir : Bantul,14 Maret 1990
Alamat Asal : Maguwo Banguntapan Bantul Rt.17A Rw.28 No.121-Yogyakarta 55198
No.Tlp : (0274) 444391
No.Hp : 085643046930
NIM : 09013082
E-mail : erwansyach@yahoo.co.id
FB : Erwan Syach
Suku : Jawa
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Nikah
Tinggi&Berat Badan : 171cm-62kg
Golongan Darah : B
Hobi : Membaca,Renang
Cita-cita : Dosen
No.KTP :340212.140390.0001
Nama Ayah : Sarjono
Tempat&Tanggal Lahir : Bantul,07 Januari 1959
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Sri Ratmi Rahayu
Tempat&Tanggal Lahir : Bantul,10 Agustus 1963
Pekerjaan : Wiraswasta
Riwayat Pendidikan :
• TK.Pamardisiwi Bantul (1996-1997)
• Sekolah Dasar Sekarsuli II Bantul (1997-2002)
• MTs.Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta (2003-2005)
• MA.Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta (2006-2008)
• PT.Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta “S1.Psikologi”
(2009-Sekarang)
Pengalaman Organisasi :
• Pramuka,Anggota,2001-2002
• Tapak Suci,Anggota,2002-2003
• Hisbul Wathon,Anggota,2003-2004
• SINAR,Anggota,2004-2005
• Ikatan Remaja Muhammaiyah,Staff Departement Sosial,2005-206
• Student Medical Team,Sekretaris,2006-2007
• Tonti MA.Mu’allimin,Anggota,2006-2007
• Karya Ilmiah Remaja,Sekretaris,2006-2007
• Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah,Staff Bidang Keilmuan,2009-sekarang
• Pemuda Peduli HIV-AIDS,PSDMO,2009-sekarang
• Insigh Community,Anggota,2009-sekarang
• Angkatan Muda Islam “Maguwo”,Staff Departemen Syiar,2009-sekarang
• Ikatan Alumni Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta (IKMAMM_82),Anggota,2009-sekarang
• Keluarga Besar Abiturien Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah (KABAMMMA),Anggota,2009-sekarang
Prestasi :
• Juara I,Lomba Karya Tulis Ilmiah, Tingkat Nasional,2007
• Juara II,Lomba Puitisasi Al-Quran,Tingkat Kota Yogyakarta (POSPEDA) ,2005
• Juara II,Lomba Puisi,Milad SKM-80,2005
• Juara II,Lomba Puitisasi Al-Qur’an,Pekan Bahasa M3in,2006
• Juara II,Lomba Penulisan Cerita TK/SMP/SMA,Perkumpulan Saka Widya,2007
• Juara II,Lomba CCA,Milad UAD,2009
• Juara II,Lomba CCA,Milad IMM ,2009
• Juara III,Lomba Puisi,Festifal Ramadhan UIN,2005
• Juara III,Lomba Puisi,Pekan Bahasa M3in,2006
Pelatihan Soft Skill :
• Pelatihan Kesehatan I-III,Student Medical Team,2006
• Pelatihan Mujanib M3in,MA.Mu’allimin,2007
• Penataran Ustadz/Penelola TKA-TPA Tingkat Dasar,AMM,2009
• Pelatihan Kemampuan Membaca Al-Qur’an,LPSI-UAD,2009
• Program Pengenalan Kampus MABA,UAD,2009
• Pelatihan Program Kreativitas Mahasiswa,IC-UAD,2010
• Pelatihan Soft Skill ‘berpikir empatis’,UAD-DIKTI KEMDIKNAS,2010
Pelatihan Perkaderan Muhammadiyah:
• Taruna Melati I,Mts.Mu’allimin,2005
• Baitul Arqom,Mts.Mu’allimin,2005
• Taruna Melati II,MA.Mu’allimin,2006
• Darul Arqom,MA.Mu’allimin,2008
• Darul Arqom Dasar,IMM-UAD,2009
• Taruna Padi Melati,IPM-Banguntapan Utara,2010
Karya Tulis :
• Tahun 2005,Majalah SINAR
• Tahun 2006,Majalah SINAR
• Tahun 2007,KIR,”Usaha Meningkatkan Kualitas Buah Pisang Ambon”
• Tahun 2007,KIR,”Pengaruh Tingkat Kadar Keasaman Tanah dalam Pertumbuhan Tanaman Jagung”
• Tahun 2010,KIR-PKMM,”Usaha Kantin MANJUR (Mandiri dan Jujur) di Sekolah Dasar Negeri Kalasan Baru”
Pengalaman Pekerjaan :
• Staff Pengajar TKA-TPA Al-Muthi’in (2008-Sekarang)
• Staff Pengajar Bimbingan Belajar “Primajaya Smart” (2010-Sekarang)
Megetahui,
(Muhammad Erwan Syah)
NIM.09013082
Tidak ada komentar:
Posting Komentar