“Wanita shalihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia; kemuliaannya mengalahkan tumpukan emas, intan dan permata. Ia memiliki hati seperti embun yang merunduk tawadhu’ di pucuk-pucuk daun. Seperti karang yang berdiri tegar di antara derasnya arus kehidupan. Memiliki iman seperti bintang, terang benderang menerangi kehidupan. Ia seperti sekuntum mawar yang datang dari surga; anggun di balik perisai ketegasan, cantik dalam balutan malu, berbinar dalam tunduknya pandangan mata. Ia lembut sekaligus tangguh, ia mempesona meski tak tersentuh, ia serahkan jiwa dan raga sepenuhnya kepada Sang Maha Pemilik SegalaWanita shalihah.. Jika kita mendengar frasa ini, mungkin yang terbayang di benak kita adalah seorang wanita berkerudung, yang menggunakan jubah panjang sampai ujung kaki, bahkan yang menutup mukanya hingga yang terlihat hanyalah dua pasang matanya. Apakah benar itu yang dikatakan wanita shalihah? Seperti apakah kriteria wanita shalihah menurut Islam?Jika kita menelaah kembali sejarah wanita sebelum Islam datang, di mana kedudukan wanita sangat rendah, bahkan sebuah keluarga dianggap hina jika melahirkan seorang bayi wanita. Pada masa itu, wanita sama halnya seperti binatang yang menjijikan. Seorang ayah bahkan boleh menjualbelikan anak perempuannya, mengubur hidup-hidup anaknya dan yang lebih keji lagi para suami rela membagi istrinya dengan teman-temannya. Bisa kita bayangkan jika Islam tidak datang pada masa itu dan kebiasaan itu masih terjadi hingga masa kini?Betapa pernyataan di atas sedikit menggambarkan kita bagaimana Islam menjaga, bahkan meninggikan harkat dan martabat wanita. Di dalam Al-Qur’an, sangat jelas Allah menggambarkan beberapa kriteria wanita shalihah menurut kacamata Islam, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. 30:21)Jika kita tadabburi makna firman-Nya di atas, kita akan memahami bahwasanya keberadaan kaum wanita memiliki pengaruh dan manfaat yang sangat besar terhadap kaum pria. Di antara mereka terbentuk suatu timbal balik yang saling melengkapi satu sama lain. Maka, sangat tidak benar yang dikatakan bangsa-bangsa jahiliyah (sebelum datang Islam) bahwa keberadaan kaum wanita merupakan suatu musibah yang akan mendatangkan bencana. Karena secara akal sehat, tidak akan terlahir seorang pria tanpa adanya wanita. Karena setiap bayi yang terlahir ke dunia ini adalah berasal dari rahim yang dimiliki seorang ibu. Namun, bukan berarti dengan jasanya kaum wanita yang melahirkan, lantas ia selalu tergolong wanita shalihah. Melainkan, wanita shalihah yang tergolong dalam kategori Islam adalah wanita yang mampu memposisikan dirinya pada setiap situasi dan kondisi kehidupan.Taat kepada Allah merupakan hal yang sangat urgent yang harus dimiliki seorang wanita shalihah. Karena kecantikan hakiki seorang wanita dapat dilihat dari ketaatannya kepada Allah swt. Ketaatan kepada Allah dapat berupa keimanan dan mewujudkan keyakinannya dari segala tingkah lakunya. Taat terhadap semua aturan yang Dia tetapkan, segera menyadari kekhilafannya dengan bertaubat, rajin beribadah, berpuasa sunnah dan senantiasa menelaah ilmu-ilmu islam agar keimanannya selalu bertambah setiap saat.. Inilah cakupan yang amat menyeluruh dari kepribadian wanita shalihah.Di dalam Al-Quran surat An-Nur ayat 30-31, betapa luar biasa Allah menggambarkan kriteria seorang wanita shalihah. Ia senantiasa mampu menjaga pandangannya. Ia selalu taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up-nya adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah dzikir kepada Allah. Celak matanya adalah memperbanyak bacaan Al-Quran…Wanita shalihah juga sangat memperhatikan kualitas lisannya. Ia menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar sepenuhnya bahwa kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah).Wanita shalihah.. dengan cuma-cuma, ia memberi senyumnya pada dunia. Baginya, senyum adalah shadaqah. Namun, tidak pada setiap laki-laki yang dijumpainya diberikan senyuman manisnya. Senyumnya adalah senyum ibadah yang ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain. Dan keandilannya dalam bergaul menambah kecintaan orang lain padanya. Baginya, da’wah di semua kalangan adalah ibadah. Tak memandang apakah mereka membencinya atau tidak. Tapi ia, selalu tampak indah dengan ketulusan hatinya.Wanita shalihah.. ia senang berfikir tentang lingkungan sekitarnya. Ia selalu berusaha mengambil hikmah dari setiap kejadian yang menimpanya. Ilmunya selalu bertambah seiring dengan rasa keingintahuannya. Ia selalu menebar inspirasi dari karya-karya nyatanya yang medunia. Ia tak pernah kalah dengan lelah, selalu tunduk dalam patuh. Menyerahkan seluruh jiwa raga dalam penghambaan yang utuh kepada Rabb-nya.Wanita shalihah.. dengan rasa malu yang membingkai lakunya, segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Ia tidak berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah. Ia kerap mempertimbangkan semua yang akan dilakukannya. Ia senantiasa berfikir dampak dari setiap tingkah lakunya. Hal ini ia lakukan untuk menjaga dan memelihara dirinya dari fitnah dan perbuatan yang tidak diridhai-Nya. Dengan ketegasannya dalam mengambil keputusan, ia tunjukkan jati dirinya yang sebenarnya. Dengan ketundukan hatinya pada Rabb Pemilik Semesta, ia pancarkan dalam tundukkan pandangannya pada yang diharamkan..Wanita shalihah.. ia yang membuat bidadari surga cemburu karena kecantikan akhlaknya.. ia membuat jutaan laki-laki ingin memilikinya karena kelembutan hatinya dan ketegasannya dalam bersikap. Ia yang membuat seorang wanita separuh baya merasa bahagia memiliki aset istimewa yang dapat melahirkan generasi-generasi terbaiknya..“Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya..” (QS. Ar-Rahman(55): 56)Maka wanita shalihah adalah dirimu.. yang siap melakukan perubahan besar ke arah yang lebih baik. Yang siap menunjukkan karya-karya nyatanya pada dunia. Yang siap menginspirasi karena akhlaknya yang indah. Yang siap mengabdikan seluruh hidupnya untuk Allah. Yang tak pernah kalah dengan lelah, sampai kemenangan Islam berhasil diraihnya, atau syahid menjadi penghujung pengembaraannya di dunia..Wanita shalihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia, mengalahkan tumpukan Emas, intan dan permata serta perhiasan dunia apapun. hanya wanita shalihlah yang mampu melahirkan generasi rabbani yang selalu siap memikul risalah Islamiyah menuju puncak kejayaanShalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri. mulialah wanita shalihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Jika ia wafat, Allah akan menjadikannya bidadari di surga. Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya, “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”.(HR.Muslim).Dalam Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah Swt. memberikan gambaran wanita shalihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya. Ia selalu taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up- nya adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah dzikir kepada Allah. Celak matanya adalah memperbanyak bacaan Al-Quran.Wanita shalihah sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Tidak ada dalam sejarahnya seorang wanita shalihah centil, suka jingkrak-jingkrak, dan menjerit-jerit saat mendapatkan kesenangan. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah).Wanita shalihah itu murah senyum. Baginya, senyum adalah shadaqah. Namun, senyumnya tetap proporsional. Tidak setiap laki-laki yang dijumpainya diberikan senyuman manis. Senyumnya adalah senyum ibadah yang ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain. Wanita shalihah juga pintar dalam bergaul. Dengan pergaulan itu, ilmunya akan terus bertambah. Ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang ia temui. Kedekatannya kepada Allah semakin baik dan akan berbuah kebaikan bagi dirinya maupun orang lain. Ia juga selalu menjaga akhlaknya.Salah satu ciri bahwa imannya kuat adalah kemampuannya memelihara rasamalu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Ia tidak akan berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah. Ia sadar bahwa semakin kurang iman seseorang, makin kurang rasa malunya. Semakin kurang rasa malunya, makin buruk kualitas akhlaknya.Pada prinsipnya, wanita shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka aksesoris yang ia gunakan. Justru ia selalu menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Kecantikan satu saat bisa jadi anugerah yang bernilai. Tapi jika tidak hati-hati, kecantikan bisa jadi sumber masalah yang akan menyulitkan pemiliknya sendiri.Saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya, wanita shalihah tidak akan pernah merasa kecewa dan sakit hati. Ia yakin bahwa kekecewaan adalah bagian dari sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa minder dengan keterbatasannya. Pribadinya begitu indah sehingga make upapa pun yang dipakainya akan memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan, kalaupun ia “polos” tanpa make up sedikit pun, kecantikan jiwanya akan tetap terpancar dan menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya.Jika ingin menjadi wanita shalihah, maka belajarlah dari lingkungan sekitar dan orang-orang yang kita temui. Ambil ilmunya dari mereka. Bahkan kita bisa mencontoh istri-istri Rasulullah Saw. seperti Aisyah. Ia terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anak.Contoh pula Siti Khadijah, figur istri shalihah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah. Begitu kuatnya kesan keshalihahan Khadijah, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah walau Khadijah sendiri sudah meninggal.Bisa jadi wanita shalihah muncul dari sebab keturunan. Seorang pelajar yang baik akhlak dan tutur katanya, bisa jadi gambaran seorang ibu yang mendidiknya menjadi manusia berakhlak. Sulit membayangkan, seorang wanita shalihah ujug-ujug muncul tanpa didahului sebuah proses. Di sini, faktor keturunan memainkan peran. Begitu pun dengan pola pendidikan, lingkungan, keteladanan, dan lain-lain. Apa yang tampak, bisa menjadi gambaran bagi sesuatu yang tersembunyi. Banyak wanita bisa sukses.Namun tidak semua bisa shalihah. Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri. Tidak akan rugi jika seorang remaja putri menjaga sikapnya saat mereka berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadah kita. Ada sebuah ungkapan mengatakan, “Jika kita ingin mengenal pribadi seseorang maka lihatlah teman-teman disekelilingnya. ”Peran wanita shalihah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara. Kita pernah mendengar bahwa di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Jika wanita shalihah ada di belakang para lelaki di dunia ini, maka berapa banyak kesuksesan yang akan diraih. Selama ini, wanita hanya ditempatkan sebagai pelengkap saja, yaitu hanya mendukung dari belakang, tanpa peran tertentu yang serius.Wanita adalah tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa. Kita tinggal memilih, apakah akan menjadi tiang yang kuat atau tiang yang rapuh? Jika ingin menjadi tiang yang kuat, kaum wanita harus terus berusaha menjadi wanita shalihah dengan mencontoh pribadi istri-istri Rasulullah. Dengan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya, maka pesona wanita shalihah akan melekat pada diri kaum wanita.Beruntunglah bagi setiap lelaki yang memiliki istri shalehah, sebab ia bisa membantu memelihara akidah dan ibadah suaminya. Rasulullah bersabda, ”Barangsiapa diberi istri yang shalehah, sesungguhnya ia telah diberi pertolongan (untuk) meraih separuh agamanya. Kemudian hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam memelihara separuh lainnya.” (HR Thabrani dan Hakim).
Assalaamu'alaikum... SELAMAT DATANG DI KAWASAN PSIKOLOGI. Jalan Kapas No. 9 Kampus I UAD Yogyakarta. Bagi tmn2 yang mau nulis.. kirim aja ke Email: immpsi_uad@yahoo.com "Menolak Tunduk Bangkit Melawan, Maju Bersama IMM atau Mati Demi Islam, Teruslah Berjuang, Senyum Sapa dan Salam"
Selasa, 28 Agustus 2012
Wanita Shalihah
Senin, 27 Agustus 2012
Keajaiban Al -Quran : Pembentukan Hujan
Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang
dalam waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan
tahap-tahap pembentukan hujan..
Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan baku" hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat.
Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan,
Kini, mari kita amati tiga tahap yang disebutkan dalam ayat ini.
TAHAP KE-1: "Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut "perangkap air".
TAHAP KE-2: “...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal..."
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
TAHAP KE-3: "...lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya..."
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.
Dalam sebuah ayat, informasi tentang proses pembentukan hujan dijelaskan:
TAHAP - 1, Pergerakan awan oleh angin: Awan-awan dibawa, dengan kata lain, ditiup oleh angin.
TAHAP - 2, Pembentukan awan yang lebih besar: Kemudian awan-awan kecil (awan kumulus) yang digerakkan angin, saling bergabung dan membentuk awan yang lebih besar.
TAHAP - 3, Pembentukan awan yang bertumpang tindih: Ketika awan-awan kecil saling bertemu
dan bergabung membentuk awan yang lebih besar, gerakan udara vertikal ke atas terjadi di dalamnya meningkat.
Gerakan udara vertikal ini lebih kuat di bagian tengah dibandingkan di bagian tepinya. Gerakan udara ini menyebabkan
gumpalan awan tumbuh membesar secara vertikal, sehingga menyebabkan awan saling bertindih-tindih. Membesarnya
awan secara vertikal ini menyebabkan gumpalan besar awan tersebut mencapai wilayah-wilayah atmosfir yang bersuhu
lebih dingin, di mana butiran-butiran air dan es mulai terbentuk dan tumbuh semakin membesar. Ketika butiran air dan es
ini telah menjadi berat sehingga tak lagi mampu ditopang oleh hembusan angin vertikal, mereka mulai lepas dari awan dan
jatuh ke bawah sebagai hujan air, hujan es, dsb.
(Anthes, Richard A.; John J. Cahir; Alistair B.
Fraser; and Hans A. Panofsky, 1981, The Atmosphere, s. 269; Millers,
Albert; and Jack C. Thompson, 1975, Elements of Meteorology, s.
141-142)
Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja mengetahui proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya, dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang, satelit, komputer, dsb. Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu.
Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan baku" hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat.
Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan,
"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan
awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya,
dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari
celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang
dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira"
(Al Qur'an, 30:48)
![]() Gambar di atas memperlihatkan butiran-butiran air yang lepas ke udara. Ini adalah tahap pertama dalam proses pembentukan hujan. Setelah itu, butiran-butiran air dalam awan yang baru saja terbentuk akan melayang di udara untuk kemudian menebal, menjadi jenuh, dan turun sebagai hujan. Seluruh tahapan ini disebutkan dalam Al Qur'an. |
TAHAP KE-1: "Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut "perangkap air".
TAHAP KE-2: “...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal..."
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
TAHAP KE-3: "...lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya..."
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.
Dalam sebuah ayat, informasi tentang proses pembentukan hujan dijelaskan:
"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara
(bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar
dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-
gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa
yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu
hampir-hampir menghilangkan penglihatan."
(Al Qur'an, 24:43)
Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapatkan temuan yang mengejutkan berkenaan
dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya awan hujan yang mengambil bentuk tertentu,
terjadi melalui sistem dan tahapan tertentu pula. Tahap-tahap pembentukan kumulonimbus, sejenis awan
hujan, adalah sebagai berikut:
TAHAP - 1, Pergerakan awan oleh angin: Awan-awan dibawa, dengan kata lain, ditiup oleh angin.
TAHAP - 2, Pembentukan awan yang lebih besar: Kemudian awan-awan kecil (awan kumulus) yang digerakkan angin, saling bergabung dan membentuk awan yang lebih besar.

Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja mengetahui proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya, dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang, satelit, komputer, dsb. Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu.
Keajaiban Al-Quran : Fungsi Gunung
Al Qur’an mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologis penting
dari gunung.
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung
yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..."
(Al Qur'an, 21:31)
Sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa
gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi.
Kenyataan ini tidaklah diketahui oleh siapapun di masa ketika
Al Qur’an diturunkan. Nyatanya, hal ini baru saja terungkap
sebagai hasil penemuan geologi modern.
Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan
dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk
kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang
lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara
yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung.
Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan
yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang
menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang
tampak di permukaan bumi.
Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut:
Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan,
kerak bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma.
(General Science, Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F.
Howe; Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 305)
Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan melalui
sebuah perumpamaan sebagai "pasak":
"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai
hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?" (Al Qur'an, 78:6-7)
Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan
kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi
pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara
ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing
di atas lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya.
Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan
lembaran-lembaran kayu tetap menyatu.
Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah
dengan istilah "isostasi". Isostasi bermakna sebagai berikut:
Isostasi: kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh
aliran materi bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi.
(Webster's New Twentieth Century Dictionary,
2. edition "Isostasy", New York, s. 975)
Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern
dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad
lampau sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah.
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung
yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..."
(Al Qur'an, 21:31)
Minggu, 26 Agustus 2012
FILM Psikologi Freedom Writers
I. INFORMASI FILM
Judul Film : Freedom Writers
Jenis : Drama
Durasi : 120 Menit
Penulis & Sutradara : Richard Lagravenes
Produksi : Paramount Pictures.Tahun: 2007 Long Beach, California
Pemain : Hillary Swank sebagai Errin Gruwell Patrick Dempsey sebagai Scott Casey (Suami Errin) Mario sebagai Andre Brion, dll
II. SINOPSIS
Film Freedom Writers diangkat dari buku harian murid-murid yang berada di ruang 203 Woodrow Wilson H.S Long Beach, California, Amerika Serikat. Writers merupakan film yang diangkat dari kisah nyata perjuangan seorang guru di wilayah New Port Beach, Amerika Serikat dalam membangkitkan kembali semangat anak-anak didiknya untuk belajar. Dikisahkan, Erin Gruwell, seorang wanita idealis berpendidikan tinggi, datang ke Woodrow Wilson High School sebagai guru Bahasa Inggris untuk kelas khusus anak-anak korban perkelahian antargeng rasial. siswa-siswanya berasal dari berbagai daerah yang tentunya berbeda-beda ras, warna kulit, dsb. Siswa-siswa tersebut dilabeli oleh guru-guru lain dengan “tidak bisa diatur”, “tidak bisa diajari”, “tidak aman”, “penuh resiko”. Bukan tanpa alasan, siswa-siswa tersebut adalah para gangster, pengedar narkoba, dsb. Padahal waktu itu (tahun 1992-1994), juga sedang terjadi konflik rasisme di Amerika, dimana masing-masing ras, saling berusaha menyerang ataupun mempertahankan diri, wilayah, dsb. Siswa-siswa tersebut memang tidak berniat untuk bersekolah. Mereka bersekolah karena sistem yang dibuat pemerintah, membuat mereka harus sekolah. Walaupun di kelas, mereka juga tidak belajar sebagaimana mestinya. Misi Erin sangat mulia, ingin memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak bermasalah yang bahkan guru yang lebih berpengalaman pun enggan mengajar mereka. Tapi kenyataan tidak selalu seperti yang dipikirkan Erin. Di hari pertamanya mengajar, ia baru menyadari bahwa perang antargeng yang terjadi di kota tersebut juga terbawa sampai ke dalam kelas. Di dalam kelas mereka duduk berkelompok menurut ras masing-masing. Tak ada seorang pun yang mau duduk di kelompok ras yang berbeda. Kesalahpahaman kecil yang terjadi di dalam kelas bisa memicu perkelahian antarras.
Erin mencoba menaklukkan murid-muridnya dengan meminta mereka menulis semacam buku harian. Di buku harian itu, mereka boleh menulis apa pun yang mereka inginkan, rasakan, dan alami. Cara ini ternyata berhasil. Buku-buku harian dari para murid-muridnya setiap hari kembali pada Erin dengan tulisan mereka tentang apa yang mereka alami dan mereka pikirkan setiap hari.
Dari buku-buku harian itu, Erin paham bahwa dia harus membuat para muridnya sadar bahwa perang antargeng yang mereka alami bukanlah segalanya di dunia. Melalui cara mengajarnya yang unik, dia berusaha membuat para muridnya sadar bahwa dengan pendidikan mereka akan bisa mencapai kehidupan yang lebih baik.
Walaupun semua usahanya itu tidak didukung oleh rekan-rekan guru yang lain dan pihak sekolah, Erin terus maju. Bahkan, dia rela mengorbankan waktu luangnya untuk bekerja sambilan demi membeli buku-buku bacaan yang berguna bagi para muridnya. Hasilnya, semangat belajar murid-muridnya kembali muncul. Akhirnya, banyak dari murid-murid di kelas Erin Gruwell yang menjadi orang pertama dari keluarga mereka yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Buku harian yang mereka tulis diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul ‘The Freedom Writers Diary’.
Film ini juga menceritakan bagaimana proses pendidikan multikultural berlangsung dan dapat terlaksana dengan baik. Meskipun pihak sekolah yang sudah mendapat otonomi sekolah terintegrasi tidak menjalankan sistem pendidikan multikultural ini, tetapi Erin tetap menjalankannya dengan dukungan dari pihak-pihak lain. Permainan garis dan kunjungan ke museum merupakan pelatihan yang diberikan Erin kepada murid-muridnya agar lebih sadar budaya (kultur), dengan menganalisis kultur yang dipengaruhi faktor historis, sosial, dan politik sehingga membentuk pandangan mereka tentang kultur dan etnis.
Sang guru baru tersebut tentunya kelimpungan. Di hari-hari pertama pelajarannya, siswa-siswanya sama sekali terlihat tidak antusias di kelas. Datang terlambat, ramai sendiri, ngobrol sana sini, dsb. Tapi yang paling mencolok adalah konflik ras dan gangster itu tadi. Di ruangan yang sama, mereka saling menjaga jarak. Ribut, perkelahian, dan baku hantam sering terjadi di kelas ini, bahkan sering juga antar sekolah. Sang guru mau berbicara apa? Dia sama sekali tidak dianggap ada, tidak dihormati, dsb. Sampai-sampai, ada seorang siswa yang terang-terang menyampaikan bahwa mereka tidak akan hormat kepada sang guru.
Sampai pada suatu hari, ketika ada provokasi rasis di dalam kelas tersebut lagi, sang guru benar-benar sudah bosan dan muak dengan para siswanya. Sang guru menyatakan bahwa mereka (siswanya) belum ada apa-apanya. Gangster, ras, yang mereka bela mati-matian, belum ada apa-apanya dibandingkan dengan Holocaust, ketika pada Perang Dunia ke-2 Nazi Jerman membantai habis-habisan kaum Yahudi di Eropa. Di saat sedikit menjelaskan itulah, sang guru bisa mulai sedikit menarik perhatian (hati) para siswanya.
Sebelum menjelaskan lebih lanjut apa itu Holocaust, sang guru memberi hadiah siswanya dengan buku-buku tulis. Para siswa tersebut dipersilahkan untuk menulis semua, apa saja, tentang kehidupan mereka masing-masing, masa lalu, sekarang, dan harapan di masa depan. Setiap pekannya akan dicek oleh sang guru. Sang guru pun akhirnya mengerti ‘kisah’ anak-anak didiknya tersebut… Di kelas pun bukan kegiatan belajar mengajar, tetapi hanya ajang bercerita (curhat) siswanya.
Di saat siswanya mulai saling terbuka (terbukti dengan mereka mau menulis), menumpahkan segala keluh-kesah, sang guru mengajak mereka berjalan-jalan ke luar kota untuk mencari tahu apa itu Holocaust. Arsip-arsip tulisan, foto, presentasi multimedia, menggugah perasaan para siswanya. Setelah itu, selain masih meneruskan tulisan mereka, mereka juga diberi bacaan baru, The Diary of Anne Frank. Sekedar untuk membandingkan kisah hidup mereka (para siswa) dengan Anne Frank (seorang anak perempuan Yahudi yang terpaksa bersembunyi dari kejaran Nazi Jerman).
Pelan-pelan para siswa yang tadinya ‘keras hati’, ‘kepala batu’, ‘tidak mau hormat’ itu terbuka hatinya dan menyadari bahwa apa yang mereka lakukan selama ini adalah salah…
Film ini menggambarkan perjuangan guru tersebut menyentuh hati siswa-siswa yang terkenal paling bengal di distrik negara bagian tersebut. Konflik yang bertambah-tambah (konflik sang guru dengan suaminya, konflik dengan guru lainya: tidak diberi kepercayaan oleh guru2 lain, dsb) membuat sang guru harus kerja ekstra. Tapi hasilnya, guru tersebut menjadi guru paling favorit (sampai-sampai para murid ‘bengal’-nya tadi, meminta sang guru untuk tetap menjadi guru kelas mereka pada tahun-tahun berikutnya -padahal regulasi tidak memperbolehkannya).
III. KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
Permasalahan yang diangkat: Anti Rasisme pada siswa
Rasisme secara umum adalah pendirian yang memperlakukan orang lain secara berbeda dengan memberikan judgement nilai berdasarkan karakteristik ras, suku, sosial, dan kondisi mental tertentu yang merujuk pada self. Dalam ethnicity and racism (1990) paul spoonly merumuskan rasisme ke dalam wilayah yang lebih sempit dengan memproblematisir konsep ras. Ia meyakini bahwa ras merupakan konsepsi kolonialisme yang tumbuh berbarengan dengan semangat ekspansi wilayah bangsa eropa. Spoonly keragaman manusia yang mereka temui. Spoonley melacak kemunculan rasisme secara historis ketika bangsa Eropa berhadapan dengan keragaman manusia yang mereka temui di tanah jajahan. Keragaman itu lebih cenderung dimaknai sebagai keberbedaan.
Sejarah, demikian Spoonley, menunjukkan bahwa rasisme pada akhirnya muncul akibat kemalasan bangsa Eropa untuk mengenal orang lain yang berbeda darinya. Kemalasan ini terwujud dalam upaya bangsa Eropa, yang berkulit putuh, mengklasifikasi keragaman manusia yang ditemuinya berdasarkan karakter fisik.
Ras dan rasisme adalah sesuatu yang tidak terelakkan. Mengapa hal demikian terjadi? Ada dua teori yang menjelaskan hal ini. Pertama. Isu rasial adalah isu yang primordial, seperti halnya isu agama. Pertentangan antara ‘putih’ dan ‘hitam’, menurut Giddens, adalah simbol-simbol budaya yang berakar kuat dalam kebudayaan orang-orang kulit putih. ‘Hitam’, baik direpresentasikan lewat ‘warna’, maupun kondisi, dipandang sebagai simbol iblis yang berinkarnasi (Devils Incarnate) sejak sebelum orang-orang kulit mengadakan kontak sosial secara ekstensif dengan orang-orang kulit hitam. Teori kedua yang menjelaskan terjadinya rasisme di Amerika adalah teori racial formation. Omi dan Winant mengemukakan bahwa pemerintah federal sendirilah yang membentuk masyarakat AS menjadi masyarakat rasis. Buktinya, isu-isu rasial masih tercantum dalam dukumen-dokumen resmi pemerintah. (jurnal Studi Amerika Vol.X No.1 Januari-Juni 2005). Dalam Freedom Writers kita bisa melihat kebijakan pemerintah dalam dunia pendidikan yang tidak populis. Orang-orang non-white merasa didiskriminasi secara individual, institusional, dan struktural.
B. Pembahasan
Permasalahan atau analisis dalam film freedom writers:
1. Rasisme dan Gank
Isu general yang ditampilkan dalam Freedoms Writers adalah isu ras. Kita bisa melihatnya di awal film ketika seorang kerabat Eva (murid Erin keturunan Hispanic dan kulit hitam) ditembak oleh seseorang dari ras lain, dan penangkapan ayahnya oleh polisi kulit putih. Kondisi Amerika di tahun 1990-an masih kental dengan nuansa rasisme, di mana masing-masing ras saling berlomba untuk mendapatkan pengakuan. Dengan kondisi keluarga yang kacau balau, masing-masing anak melakukan pelarian dengan bergabung bersama gank yang senasib dan tentu saja beranggotakan satu ras yang sama.
Bergabungnya mereka bersama gank adalah suatu kompensasi untuk mendapatkan sebuah “kenyamanan”. Dalam film tersebut, diperlihatkan bagaimana gank tersebut menyambut anggota baru dengan cara dipukuli beramai-ramai. Itu artinya, kehidupan ras selain kulit putih di Amerika, khususnya lapisan bawah, terbilang keras. Dengan dilakukannya “inisiasi” dalam gank, mereka “belajar” untuk menghadapi kehidupan yang keras.
Kehidupan anak-anak yang berlindung di bawah naungan gank bermasalah tentu saja tidak diperlihatkan di sekolah, namun kita bisa melihat bagaimana masing-masing ras hanya berkumpul dan mengobrol dengan sesamanya. Ini menunjukkan bahwa ada rasa sentimen dalam diri masing-masing kelompok. Sekalipun sistem pendidikan di sekolah sudah sampai pada tahap reformasi penyatuan, namun hal tersebut tidak berjalan efektif, bahkan cenderung mendiskriminasi.
Kita juga bisa melihat adegan ketika seorang murid Hispanic menggambar orang kulit hitam dengan bibir tebal di kelas. Konflik terjadi, perang mulut tak bisa dihindari. Sejak saat itulah Erin menyadari bahwa murid-muridnya memiliki rasa sentimen terhadap kelompok di luar rasnya, khususnya orang kulit putih. Selain itu, kita juga bisa melihat aksi gank salah seorang murid Erin, Eva, yang kekasihnya amat benci dengan orang kulit hitam, namun tidak sengaja menembak seorang lelaki kamboja. Namun, ironisnya, lelaki kulit hitamlah yang justru dituduh pelaku penembakan.
Sebagai seorang saksi, Eva bisa saja menyelematkan kekasihnya, namun ia telah mendapatkan pelajaran berharga tentang arti “kebenaran” dan “kejujuran” dari wanita penolong “Anne Frank”. Eva pada saat itu menghadapi sebuah benturan antara idealisme dan realita. Gank baginya adalah keluarga, dan takaran ideal di mata keluarganya adalah “menyelamatkan ras” mereka sendiri walau harus menafikan kebenaran. Namun, pada akhirnya, Eva bersaksi apa adanya, dan jika saja ayahnya yang dipenjara sejak ia kecil itu bukan seseorang yang disegani di kelompok rasnya, maka ia akan menjadi korban penembakan selanjutnya.
Dari situ kita juga bisa melihat bahwa sebuah kelompok ras memiliki seorang pemimpin yang disegani. Penokohan inilah yang menyebabkan Eva lolos dari jeratan maut. Pola pikir Eva mengalami pergeseran. Darah Hispanic memang mengalir deras dalam diri Eva, tapi mengatakan kebenaran yang mengandung tanggung jawab moral jauh lebih berharga dibandingkan bersaksi palsu demi kepentingan kelompok.
2. Diskriminasi dalam Dunia Pendidikan
Ketika Erin kali pertama melihat situasi sekolah, yang dilihatnya adalah adanya perbedaan antara kelas unggulan (didominasi oleh kulit putih, dan hanya ada satu kulit hitam). Fasilitas kelasnya pun berbeda, mulai dari kursi, papan tulis, hingga buku-buku. Saya jadi teringat artikel “Savage in equality” dan “Stereotype” tentang ras di luar kulit putih. Freedom Writers menggambarkan apa yang ditulis dalam artikel-artikel tersebut.
Pemisahan kelas yang dilakukan oleh sekolah memang bukan tanpa alasan. Kebanyakan orang kulit hitam, Hispanic, Kamboja, serta ras di luar kulit putih tidak mendapatkan nilai akademis yang tinggi. Sayangnya, karena stereotipe itulah mereka tidak bisa mengasah kemampuan mereka dan tetap menjadi kaum yang termarjinalkan. Hal ini tentu saja bertentangan dengan Civil Right Act yang dikeluarkan pada 1964.
Dalam film tersebut ada seorang kulit putih yang secara akademis kurang, karena itu, ia bergabung bersama orang-orang dari ras lain. Sayangnya, posisi anak kulit putih itu, sungguh dilematis. Di satu sisi, ia harus bergabung karena ia tidak begitu pandai, namun di sisi lain, ia adalah orang yang berada di zona kenyamanan sebagai orang kulit putih yang tidak pernah dihantui perang dan kekerasan. Hal yang sama juga dirasakan oleh seorang anak kulit hitam yang berada di kelas orang kulit putih karena ia baik secara akademis. Sayangnya, kehadiran mereka yang minoritas membuat mereka terpojokkan, sampai-sampai anak kulit hitam yang cerdas meminta pindah ke kelas Erin.
Ada yang mengejutkan dari sekolah ini. Rupanya, kepala sekolah di mana Erin mengajar adalah orang kulit hitam. Satu hal yang saya catat, bahwasanya warga kulit hitam baru akan dipandang ketika ia adalah orang yang cerdas dan berkedudukan tinggi. Namun, fakta di lapangan, secerdas apa pun orang itu, rasa “merendahkan” masih tetap mengakar di hati orang kulit putih. Hal ini terlihat dari perkataan seorang murid kulit putih di kelas unggulan yang ditanya tentang pendapatnya mengenai orang kulit hitam. Itu yang menyebabkan seorang anak kulit hitam di kelas tersebut merasa terpojokkan dan meminta pindah kelas ke ruang 203. Jadi, secerdas apa pun orang kulit hitam, diskriminasi ras tidak bisa dielakkan, bahkan kepala sekolah yang notabene memiliki wewenang tertinggi tidak bisa berbuat apa-apa ketika Erin meminta bantuannya.
Diskriminasi ras yang dilakukan oleh pihak sekolah juga terlihat dari pemberian buku-buku teks bahan ajar. Kelas yang terdiri dari berbagai ras hanya mendapat buku-buku bekas dan usang. Sungguh amat wajar jika ketika Erin memberikan novel baru, mereka merasa “surprised”. Dalam film tersebut, ada seorang guru kulit putih yang semula menerima Erin dengan lapang, namun ketika Erin melakukan berbagai pendekatan kultural dengan anak-anak didiknya, termasuk meminta dana agar mendatangkan wanita penolong Anne Frank dan terus mengajar anak-anak didiknya sampai tingkat akhir, guru tersebut menjadi tersinggung dan merasa tidak dianggap. Itu semua tidak terlepas dari ego yang tinggi, serta pandangan guru tersebut mengenai anak-anak di luar kulit putih.
3. Pemberian Jurnal dan Cerita di Balik Itu
Anak-anak didik Erin adalah anak-anak yang selalu berada di bawah bayang-bayang perang dan berasal dari keluarga yang kacau balau. Dengan diberikannya buku jurnal, mereka merasa bisa menumpahkan emosi mereka dan bercerita tentang latar belakang keluarganya yang penuh lika-liku. Dari bagian ini, kita bisa melihat betapa pentingya media curahan hati bagi mereka. Mereka adalah kaum minoritas yang merasa terpojokkan, mereka butuh sesuatu yang bisa membuat mereka lega. Erin melakukan pendekatan yang luar biasa dengan memberikan buku jurnal tersebut.
Dari cerita-cerita mereka, kita dapat menganalisa betapa kerasnya kehidupan mereka sejak kecil. Hal inilah yang menyebabkan kepribadian mereka menjadi kasar dan cenderung memberontak. Di antara mereka bahkan ada yang memiliki senjata tajam. Entah sudah berapa banyak kawan gank-nya yang menjadi korban penembakan dari gank ras lain. Selain itu, ada juga anak yang diusir oleh orang tuanya karena bergabung bersama gank sebagai pelarian, serta cerita-cerita mengharukan lainnya.
Dari cerita-cerita mereka, dapat disimpulkan bahwa rata-rata keluarga di luar kulit putih, terutama yang berasal dari kalangan bawah, adalah keluarga yang tidak harmonis. Bukan tanpa alasan mengapa keluarga mereka demikian. Kondisi rasis yang terjadi di Amerika menyebabkan mereka saling menjatuhkan satu sama lain untuk mengklaim bahwa ras mereka adalah ras yang sepatutnya dihormati. Segregasi kultural yang terjadi di Amerika kenyataannya telah menyebabkan non-white menjadi underclasses.
4. “Anne Frank” dan Holocaust
Dalam film Freedom Writers, kita juga bisa melihat bagaimana isu tentang holocaust atau pembantaian besar-besaran Hitler terhadap kaum yahudi diangkat. Dikisahkan bahwa Erin memberikan buku tentang novel yang diadopsi dari buku diary Anne Frank kepada murid-muridnya, agar mereka bisa mengerti apa yang akan terjadi jika setiap ras mengklaim dirinyalah yang paling kuat. Mereka juga diajak mengunjungi museum, menonton film-film dokumenter, serta berbagi kisah bersama korban rasisme. Di museum itu pula mereka diperlihatkan foto-foto orang besar yang berasal dari ras mereka sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang non-white juga memiliki sejarah tersendiri dan pernah menjadi orang yang dihormati pada zamannya.
5. Keluarga Erin: Peran Suami dan Ayah
Ketika Erin disibukkan dengan aktivitasnya mengubah pola pikir anak didiknya, keutuhan rumah tangganya malah tidak bisa dipertahankan. Suami Erin yang lebih sering berada di rumah merasa dirinya yang menjadi “istri”. Sebetulnya, sang suami sebelumnya mendukung ia menjadi guru, tapi lama-kelamaan ia keberatan karena Erin tidak memiliki waktu banyak untuk melayaninya. Ternyata, pola pikir suami Erin masih seperti orang kebanyakan, cenderung rasis. Di bagian ini, kita bisa melihat kondisi yang paradoks. Di satu sisi, Erin ingin mengubah pandangan orang-orang di luar kulit putih tentang rasisme, namun di sisi lain, suaminya sendiri belum bisa berpikiran seperti itu. Bahkan, begitu mudahnya perceraian diajukan oleh sang suami. Dalam beberapa kasus, posisi laki-laki dalam rumah tangga cenderung dominan.
Pihak ayah justru sebaliknya. Ia semula tidak mendukung, namun melihat Erin bekerja mati-matian, bahkan hingga diceraikan, ia berbalik menjadi pendukung. Kita bisa melihat sikap ayah Erin yang memandang bahwa profesi “guru” bukan profesi yang istimewa dibandingkan profesi seputar bisnis. Namun, sejak Erin berhasil mendidik murid-muridnya menjadi terpelajar, saat ini, berdasarkan kisah nyata, Erin menjadi dosen di California University berkat dedikasinya yang tinggi sebagai seorang pendidik.
GEJALA YANG SERING DITEMUI DIKELAS
Sering terjadi perdebatan diantara murid ber ras kulit putih, hitam dan ras asia, mereka saling mengejek ras satu sama lain sehingga terjadi kebencian yang sangat mendalam dari masing – masing ras di klas itu. Di dalam kelas tidak ada komunukasi antara ras yang satu dengan yang lain, dalam kelas itu hanya ada komunikasi di dalam kelompok ras masing masing, sehingga ketika di dalam kelas pun mereka duduk sesuai kelompoknya masing masing dan ketika kelompok ras lain lewat atau mendekati kelompok ras lain maka yang terjadi adalah adanya ucapan-ucapan seperti mengejek dan menjelek jelekan kelompok lain. Akhirnya yang terjadi di dalam kelas pun bisa terjadi perkelahian antar ras yang satu dengan yang lain.
PENANGANAN
Metode yang dilakukan : Metode Pengkondisian kelas
Proses pendidikan multikultural berlangsung dan dapat terlaksana dengan baik. Meskipun pihak sekolah yang sudah mendapat otonomi sekolah terintegrasi tidak menjalankan sistem pendidikan multikultural ini, tetapi Erin tetap menjalankannya dengan dukungan dari pihak-pihak lain. Permainan garis dan kunjungan ke museum merupakan pelatihan yang diberikan Erin kepada murid-muridnya agar lebih sadar budaya (kultur), dengan menganalisis kultur yang dipengaruhi faktor historis, sosial. Para siswa tersebut dipersilahkan untuk menulis semua, apa saja, tentang kehidupan mereka masing-masing, masa lalu, sekarang, dan harapan di masa depan. Setiap pekannya akan dicek oleh sang guru. Sang guru pun akhirnya mengerti ‘kisah’ anak-anak didiknya tersebut… Di kelas pun bukan kegiatan belajar mengajar, tetapi hanya ajang bercerita (curhat) siswanya. Pelan-pelan para siswa yang tadinya ‘keras hati’, ‘kepala batu’, ‘tidak mau hormat’ itu terbuka hatinya dan menyadari bahwa apa yang mereka lakukan selama ini adalah salah.
Berdasarkan kenyataan di atas, melalui upaya yang sungguh-sungguh, pemerintah dapat meredam konflik-konflik rasisme seperti yang digambarkan dalam film Freedom Writers, sekaligus mengembalikan kepercayaan masyarakat dunia terhadap Amerika yang sempat pudar karena kebijakan-kebijakannya yang tidak populis. Dengan demikian, konflik rasisme di Amerika akan berkurang secara perlahan, hingga akhirnya hilang sama sekali.
IV. KESIMPULAN
Terjadi peperangan di kota New Port Beach, Amerika. Perang antar geng sampai terbawa ke dalam kelas. Siswa dan siswi di kelas tersebut duduk berkelompok sesuai dengan rasnya masing masing sehingga Kesalahpahaman kecil yang terjadi di dalam kelas bisa memicu perkelahian antarras. Film ini menceritakan tentang pendidikan multikultural walaupun pada dasarnya otonomi sekolah tidak menjalankan pendidikan multikultural. Pada awalnya sisiwa memang tidak bisa diatur, namun ketika guru di dalam kelas mengajak siswa membandingkan masalah mereka dengan maslah lain yang lebih besar dan perang antar geng di antara mereka tidak ada apa apanya. Kemudian siswa tersebut mulai tertarik dan memperhatikan guru tersebut. Tidak hanya itu saja disini guru juga memberikan berbagai permainan, kunjungan, cerita yang menarik dan meberi buku bacaan sehingga lebih mengasyikan. Guru juga memberi reward berupa buku sebagai catatan harian siwanya. Sehingga dari situlah guru tersebut mulai paham permasalahan yang dihadapi siswa dan siswinya. Akhirnya mulai terjalain hubungan yang baik anatara siswa dan siswi di dalam kelas tersebut, mereka mulai bertegur sapa dengan yang lainnya, bekerja sama dan tidak ada lagi terlihat geng atau kelompok ras tertentu, mereka menjadi satu dalam kelas tersebut tanpa adanya perbedaan kelompok ras tertentu.
Rasisme sendiri secara umum adalah pendirian yang memperlakukanorang lain secara berbeda dengan memberikan judgment nilai berdasarkan karakteristik ras, sosial, dan kondisi mental tertentu yang merujuk pada self. Dalam ethnicity and racism (1990), Paul Spoonley merumuskan rasisme ke dalamwilayah yang lebih sempit dengan memproblematisir konsep ras. Ia meyakini bahwa ras merupakan konsepsi kolonialiasme yang tumbuh berbarengan dengan semangat ekspansi wilayah bangsa Eropa. Spoonley melacak kemunculan rasisme secara historis ketika bangsa Eropa berhadapan dengan keragaman manusia yang mereka temui di tanah jajahan. Keragaman itu lebih cenderung dimaknai sebagai keberadaan. Sejarah, demikian Spoonley, menunjukkan bahwa rasisme pada akhirnya muncul akibat kemalasan bangsa Eropa untuk mengenal orang lain yang berbeda darinya. Kemalasan ini terwujud dalam upaya bangsa Eropa, yang berkulit putih, mengklasifikasi keragaman manusia yang ditemuinya berdasarkan karakteristik fisik. Di Indonesia barangkali pemisahan konseptual antara pribumi dengan priyayi dapat dianggap berangkat dari kolonialisme dan berujung pada rasisme.
Analisis
Dilihat dari perspektif psikologi pendidikan, Erin Gruwell menggunakan pendekatan humanistik dalam pengajarannya. Adapun prinsip-prinsip humanistik antara lain :
a. Memahami manusia sebagai suatu totalitas
b. Metode yang digunakan adalah life history
c. Mengakui pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang hidup.
d. Mind bersifat aktif, dinamis. Melalui mind, manusia mengekspresikan keunikan kemampuannya sebagai individu, terwujud dalam aspek kognisi, willing, dan judgement.
Berdasarkan prinsip itu, Erin ingin membuat murid-muridnya menjadi individu yang lebih baik dan saling menghormati satu sama lain dengan menggunakan berbagai metode pengajaran yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan fenomena yang dialami murid-muridnya. Seperti saat dia membuat permainan garis, mengadakan kunjungan ke museum, dan mengundang Miep Gies.
Judul Film : Freedom Writers
Jenis : Drama
Durasi : 120 Menit
Penulis & Sutradara : Richard Lagravenes
Produksi : Paramount Pictures.Tahun: 2007 Long Beach, California
Pemain : Hillary Swank sebagai Errin Gruwell Patrick Dempsey sebagai Scott Casey (Suami Errin) Mario sebagai Andre Brion, dll
II. SINOPSIS
Film Freedom Writers diangkat dari buku harian murid-murid yang berada di ruang 203 Woodrow Wilson H.S Long Beach, California, Amerika Serikat. Writers merupakan film yang diangkat dari kisah nyata perjuangan seorang guru di wilayah New Port Beach, Amerika Serikat dalam membangkitkan kembali semangat anak-anak didiknya untuk belajar. Dikisahkan, Erin Gruwell, seorang wanita idealis berpendidikan tinggi, datang ke Woodrow Wilson High School sebagai guru Bahasa Inggris untuk kelas khusus anak-anak korban perkelahian antargeng rasial. siswa-siswanya berasal dari berbagai daerah yang tentunya berbeda-beda ras, warna kulit, dsb. Siswa-siswa tersebut dilabeli oleh guru-guru lain dengan “tidak bisa diatur”, “tidak bisa diajari”, “tidak aman”, “penuh resiko”. Bukan tanpa alasan, siswa-siswa tersebut adalah para gangster, pengedar narkoba, dsb. Padahal waktu itu (tahun 1992-1994), juga sedang terjadi konflik rasisme di Amerika, dimana masing-masing ras, saling berusaha menyerang ataupun mempertahankan diri, wilayah, dsb. Siswa-siswa tersebut memang tidak berniat untuk bersekolah. Mereka bersekolah karena sistem yang dibuat pemerintah, membuat mereka harus sekolah. Walaupun di kelas, mereka juga tidak belajar sebagaimana mestinya. Misi Erin sangat mulia, ingin memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak bermasalah yang bahkan guru yang lebih berpengalaman pun enggan mengajar mereka. Tapi kenyataan tidak selalu seperti yang dipikirkan Erin. Di hari pertamanya mengajar, ia baru menyadari bahwa perang antargeng yang terjadi di kota tersebut juga terbawa sampai ke dalam kelas. Di dalam kelas mereka duduk berkelompok menurut ras masing-masing. Tak ada seorang pun yang mau duduk di kelompok ras yang berbeda. Kesalahpahaman kecil yang terjadi di dalam kelas bisa memicu perkelahian antarras.
Erin mencoba menaklukkan murid-muridnya dengan meminta mereka menulis semacam buku harian. Di buku harian itu, mereka boleh menulis apa pun yang mereka inginkan, rasakan, dan alami. Cara ini ternyata berhasil. Buku-buku harian dari para murid-muridnya setiap hari kembali pada Erin dengan tulisan mereka tentang apa yang mereka alami dan mereka pikirkan setiap hari.
Dari buku-buku harian itu, Erin paham bahwa dia harus membuat para muridnya sadar bahwa perang antargeng yang mereka alami bukanlah segalanya di dunia. Melalui cara mengajarnya yang unik, dia berusaha membuat para muridnya sadar bahwa dengan pendidikan mereka akan bisa mencapai kehidupan yang lebih baik.
Walaupun semua usahanya itu tidak didukung oleh rekan-rekan guru yang lain dan pihak sekolah, Erin terus maju. Bahkan, dia rela mengorbankan waktu luangnya untuk bekerja sambilan demi membeli buku-buku bacaan yang berguna bagi para muridnya. Hasilnya, semangat belajar murid-muridnya kembali muncul. Akhirnya, banyak dari murid-murid di kelas Erin Gruwell yang menjadi orang pertama dari keluarga mereka yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Buku harian yang mereka tulis diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul ‘The Freedom Writers Diary’.
Film ini juga menceritakan bagaimana proses pendidikan multikultural berlangsung dan dapat terlaksana dengan baik. Meskipun pihak sekolah yang sudah mendapat otonomi sekolah terintegrasi tidak menjalankan sistem pendidikan multikultural ini, tetapi Erin tetap menjalankannya dengan dukungan dari pihak-pihak lain. Permainan garis dan kunjungan ke museum merupakan pelatihan yang diberikan Erin kepada murid-muridnya agar lebih sadar budaya (kultur), dengan menganalisis kultur yang dipengaruhi faktor historis, sosial, dan politik sehingga membentuk pandangan mereka tentang kultur dan etnis.
Sang guru baru tersebut tentunya kelimpungan. Di hari-hari pertama pelajarannya, siswa-siswanya sama sekali terlihat tidak antusias di kelas. Datang terlambat, ramai sendiri, ngobrol sana sini, dsb. Tapi yang paling mencolok adalah konflik ras dan gangster itu tadi. Di ruangan yang sama, mereka saling menjaga jarak. Ribut, perkelahian, dan baku hantam sering terjadi di kelas ini, bahkan sering juga antar sekolah. Sang guru mau berbicara apa? Dia sama sekali tidak dianggap ada, tidak dihormati, dsb. Sampai-sampai, ada seorang siswa yang terang-terang menyampaikan bahwa mereka tidak akan hormat kepada sang guru.
Sampai pada suatu hari, ketika ada provokasi rasis di dalam kelas tersebut lagi, sang guru benar-benar sudah bosan dan muak dengan para siswanya. Sang guru menyatakan bahwa mereka (siswanya) belum ada apa-apanya. Gangster, ras, yang mereka bela mati-matian, belum ada apa-apanya dibandingkan dengan Holocaust, ketika pada Perang Dunia ke-2 Nazi Jerman membantai habis-habisan kaum Yahudi di Eropa. Di saat sedikit menjelaskan itulah, sang guru bisa mulai sedikit menarik perhatian (hati) para siswanya.
Sebelum menjelaskan lebih lanjut apa itu Holocaust, sang guru memberi hadiah siswanya dengan buku-buku tulis. Para siswa tersebut dipersilahkan untuk menulis semua, apa saja, tentang kehidupan mereka masing-masing, masa lalu, sekarang, dan harapan di masa depan. Setiap pekannya akan dicek oleh sang guru. Sang guru pun akhirnya mengerti ‘kisah’ anak-anak didiknya tersebut… Di kelas pun bukan kegiatan belajar mengajar, tetapi hanya ajang bercerita (curhat) siswanya.
Di saat siswanya mulai saling terbuka (terbukti dengan mereka mau menulis), menumpahkan segala keluh-kesah, sang guru mengajak mereka berjalan-jalan ke luar kota untuk mencari tahu apa itu Holocaust. Arsip-arsip tulisan, foto, presentasi multimedia, menggugah perasaan para siswanya. Setelah itu, selain masih meneruskan tulisan mereka, mereka juga diberi bacaan baru, The Diary of Anne Frank. Sekedar untuk membandingkan kisah hidup mereka (para siswa) dengan Anne Frank (seorang anak perempuan Yahudi yang terpaksa bersembunyi dari kejaran Nazi Jerman).
Pelan-pelan para siswa yang tadinya ‘keras hati’, ‘kepala batu’, ‘tidak mau hormat’ itu terbuka hatinya dan menyadari bahwa apa yang mereka lakukan selama ini adalah salah…
Film ini menggambarkan perjuangan guru tersebut menyentuh hati siswa-siswa yang terkenal paling bengal di distrik negara bagian tersebut. Konflik yang bertambah-tambah (konflik sang guru dengan suaminya, konflik dengan guru lainya: tidak diberi kepercayaan oleh guru2 lain, dsb) membuat sang guru harus kerja ekstra. Tapi hasilnya, guru tersebut menjadi guru paling favorit (sampai-sampai para murid ‘bengal’-nya tadi, meminta sang guru untuk tetap menjadi guru kelas mereka pada tahun-tahun berikutnya -padahal regulasi tidak memperbolehkannya).
III. KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
Permasalahan yang diangkat: Anti Rasisme pada siswa
Rasisme secara umum adalah pendirian yang memperlakukan orang lain secara berbeda dengan memberikan judgement nilai berdasarkan karakteristik ras, suku, sosial, dan kondisi mental tertentu yang merujuk pada self. Dalam ethnicity and racism (1990) paul spoonly merumuskan rasisme ke dalam wilayah yang lebih sempit dengan memproblematisir konsep ras. Ia meyakini bahwa ras merupakan konsepsi kolonialisme yang tumbuh berbarengan dengan semangat ekspansi wilayah bangsa eropa. Spoonly keragaman manusia yang mereka temui. Spoonley melacak kemunculan rasisme secara historis ketika bangsa Eropa berhadapan dengan keragaman manusia yang mereka temui di tanah jajahan. Keragaman itu lebih cenderung dimaknai sebagai keberbedaan.
Sejarah, demikian Spoonley, menunjukkan bahwa rasisme pada akhirnya muncul akibat kemalasan bangsa Eropa untuk mengenal orang lain yang berbeda darinya. Kemalasan ini terwujud dalam upaya bangsa Eropa, yang berkulit putuh, mengklasifikasi keragaman manusia yang ditemuinya berdasarkan karakter fisik.
Ras dan rasisme adalah sesuatu yang tidak terelakkan. Mengapa hal demikian terjadi? Ada dua teori yang menjelaskan hal ini. Pertama. Isu rasial adalah isu yang primordial, seperti halnya isu agama. Pertentangan antara ‘putih’ dan ‘hitam’, menurut Giddens, adalah simbol-simbol budaya yang berakar kuat dalam kebudayaan orang-orang kulit putih. ‘Hitam’, baik direpresentasikan lewat ‘warna’, maupun kondisi, dipandang sebagai simbol iblis yang berinkarnasi (Devils Incarnate) sejak sebelum orang-orang kulit mengadakan kontak sosial secara ekstensif dengan orang-orang kulit hitam. Teori kedua yang menjelaskan terjadinya rasisme di Amerika adalah teori racial formation. Omi dan Winant mengemukakan bahwa pemerintah federal sendirilah yang membentuk masyarakat AS menjadi masyarakat rasis. Buktinya, isu-isu rasial masih tercantum dalam dukumen-dokumen resmi pemerintah. (jurnal Studi Amerika Vol.X No.1 Januari-Juni 2005). Dalam Freedom Writers kita bisa melihat kebijakan pemerintah dalam dunia pendidikan yang tidak populis. Orang-orang non-white merasa didiskriminasi secara individual, institusional, dan struktural.
B. Pembahasan
Permasalahan atau analisis dalam film freedom writers:
1. Rasisme dan Gank
Isu general yang ditampilkan dalam Freedoms Writers adalah isu ras. Kita bisa melihatnya di awal film ketika seorang kerabat Eva (murid Erin keturunan Hispanic dan kulit hitam) ditembak oleh seseorang dari ras lain, dan penangkapan ayahnya oleh polisi kulit putih. Kondisi Amerika di tahun 1990-an masih kental dengan nuansa rasisme, di mana masing-masing ras saling berlomba untuk mendapatkan pengakuan. Dengan kondisi keluarga yang kacau balau, masing-masing anak melakukan pelarian dengan bergabung bersama gank yang senasib dan tentu saja beranggotakan satu ras yang sama.
Bergabungnya mereka bersama gank adalah suatu kompensasi untuk mendapatkan sebuah “kenyamanan”. Dalam film tersebut, diperlihatkan bagaimana gank tersebut menyambut anggota baru dengan cara dipukuli beramai-ramai. Itu artinya, kehidupan ras selain kulit putih di Amerika, khususnya lapisan bawah, terbilang keras. Dengan dilakukannya “inisiasi” dalam gank, mereka “belajar” untuk menghadapi kehidupan yang keras.
Kehidupan anak-anak yang berlindung di bawah naungan gank bermasalah tentu saja tidak diperlihatkan di sekolah, namun kita bisa melihat bagaimana masing-masing ras hanya berkumpul dan mengobrol dengan sesamanya. Ini menunjukkan bahwa ada rasa sentimen dalam diri masing-masing kelompok. Sekalipun sistem pendidikan di sekolah sudah sampai pada tahap reformasi penyatuan, namun hal tersebut tidak berjalan efektif, bahkan cenderung mendiskriminasi.
Kita juga bisa melihat adegan ketika seorang murid Hispanic menggambar orang kulit hitam dengan bibir tebal di kelas. Konflik terjadi, perang mulut tak bisa dihindari. Sejak saat itulah Erin menyadari bahwa murid-muridnya memiliki rasa sentimen terhadap kelompok di luar rasnya, khususnya orang kulit putih. Selain itu, kita juga bisa melihat aksi gank salah seorang murid Erin, Eva, yang kekasihnya amat benci dengan orang kulit hitam, namun tidak sengaja menembak seorang lelaki kamboja. Namun, ironisnya, lelaki kulit hitamlah yang justru dituduh pelaku penembakan.
Sebagai seorang saksi, Eva bisa saja menyelematkan kekasihnya, namun ia telah mendapatkan pelajaran berharga tentang arti “kebenaran” dan “kejujuran” dari wanita penolong “Anne Frank”. Eva pada saat itu menghadapi sebuah benturan antara idealisme dan realita. Gank baginya adalah keluarga, dan takaran ideal di mata keluarganya adalah “menyelamatkan ras” mereka sendiri walau harus menafikan kebenaran. Namun, pada akhirnya, Eva bersaksi apa adanya, dan jika saja ayahnya yang dipenjara sejak ia kecil itu bukan seseorang yang disegani di kelompok rasnya, maka ia akan menjadi korban penembakan selanjutnya.
Dari situ kita juga bisa melihat bahwa sebuah kelompok ras memiliki seorang pemimpin yang disegani. Penokohan inilah yang menyebabkan Eva lolos dari jeratan maut. Pola pikir Eva mengalami pergeseran. Darah Hispanic memang mengalir deras dalam diri Eva, tapi mengatakan kebenaran yang mengandung tanggung jawab moral jauh lebih berharga dibandingkan bersaksi palsu demi kepentingan kelompok.
2. Diskriminasi dalam Dunia Pendidikan
Ketika Erin kali pertama melihat situasi sekolah, yang dilihatnya adalah adanya perbedaan antara kelas unggulan (didominasi oleh kulit putih, dan hanya ada satu kulit hitam). Fasilitas kelasnya pun berbeda, mulai dari kursi, papan tulis, hingga buku-buku. Saya jadi teringat artikel “Savage in equality” dan “Stereotype” tentang ras di luar kulit putih. Freedom Writers menggambarkan apa yang ditulis dalam artikel-artikel tersebut.
Pemisahan kelas yang dilakukan oleh sekolah memang bukan tanpa alasan. Kebanyakan orang kulit hitam, Hispanic, Kamboja, serta ras di luar kulit putih tidak mendapatkan nilai akademis yang tinggi. Sayangnya, karena stereotipe itulah mereka tidak bisa mengasah kemampuan mereka dan tetap menjadi kaum yang termarjinalkan. Hal ini tentu saja bertentangan dengan Civil Right Act yang dikeluarkan pada 1964.
Dalam film tersebut ada seorang kulit putih yang secara akademis kurang, karena itu, ia bergabung bersama orang-orang dari ras lain. Sayangnya, posisi anak kulit putih itu, sungguh dilematis. Di satu sisi, ia harus bergabung karena ia tidak begitu pandai, namun di sisi lain, ia adalah orang yang berada di zona kenyamanan sebagai orang kulit putih yang tidak pernah dihantui perang dan kekerasan. Hal yang sama juga dirasakan oleh seorang anak kulit hitam yang berada di kelas orang kulit putih karena ia baik secara akademis. Sayangnya, kehadiran mereka yang minoritas membuat mereka terpojokkan, sampai-sampai anak kulit hitam yang cerdas meminta pindah ke kelas Erin.
Ada yang mengejutkan dari sekolah ini. Rupanya, kepala sekolah di mana Erin mengajar adalah orang kulit hitam. Satu hal yang saya catat, bahwasanya warga kulit hitam baru akan dipandang ketika ia adalah orang yang cerdas dan berkedudukan tinggi. Namun, fakta di lapangan, secerdas apa pun orang itu, rasa “merendahkan” masih tetap mengakar di hati orang kulit putih. Hal ini terlihat dari perkataan seorang murid kulit putih di kelas unggulan yang ditanya tentang pendapatnya mengenai orang kulit hitam. Itu yang menyebabkan seorang anak kulit hitam di kelas tersebut merasa terpojokkan dan meminta pindah kelas ke ruang 203. Jadi, secerdas apa pun orang kulit hitam, diskriminasi ras tidak bisa dielakkan, bahkan kepala sekolah yang notabene memiliki wewenang tertinggi tidak bisa berbuat apa-apa ketika Erin meminta bantuannya.
Diskriminasi ras yang dilakukan oleh pihak sekolah juga terlihat dari pemberian buku-buku teks bahan ajar. Kelas yang terdiri dari berbagai ras hanya mendapat buku-buku bekas dan usang. Sungguh amat wajar jika ketika Erin memberikan novel baru, mereka merasa “surprised”. Dalam film tersebut, ada seorang guru kulit putih yang semula menerima Erin dengan lapang, namun ketika Erin melakukan berbagai pendekatan kultural dengan anak-anak didiknya, termasuk meminta dana agar mendatangkan wanita penolong Anne Frank dan terus mengajar anak-anak didiknya sampai tingkat akhir, guru tersebut menjadi tersinggung dan merasa tidak dianggap. Itu semua tidak terlepas dari ego yang tinggi, serta pandangan guru tersebut mengenai anak-anak di luar kulit putih.
3. Pemberian Jurnal dan Cerita di Balik Itu
Anak-anak didik Erin adalah anak-anak yang selalu berada di bawah bayang-bayang perang dan berasal dari keluarga yang kacau balau. Dengan diberikannya buku jurnal, mereka merasa bisa menumpahkan emosi mereka dan bercerita tentang latar belakang keluarganya yang penuh lika-liku. Dari bagian ini, kita bisa melihat betapa pentingya media curahan hati bagi mereka. Mereka adalah kaum minoritas yang merasa terpojokkan, mereka butuh sesuatu yang bisa membuat mereka lega. Erin melakukan pendekatan yang luar biasa dengan memberikan buku jurnal tersebut.
Dari cerita-cerita mereka, kita dapat menganalisa betapa kerasnya kehidupan mereka sejak kecil. Hal inilah yang menyebabkan kepribadian mereka menjadi kasar dan cenderung memberontak. Di antara mereka bahkan ada yang memiliki senjata tajam. Entah sudah berapa banyak kawan gank-nya yang menjadi korban penembakan dari gank ras lain. Selain itu, ada juga anak yang diusir oleh orang tuanya karena bergabung bersama gank sebagai pelarian, serta cerita-cerita mengharukan lainnya.
Dari cerita-cerita mereka, dapat disimpulkan bahwa rata-rata keluarga di luar kulit putih, terutama yang berasal dari kalangan bawah, adalah keluarga yang tidak harmonis. Bukan tanpa alasan mengapa keluarga mereka demikian. Kondisi rasis yang terjadi di Amerika menyebabkan mereka saling menjatuhkan satu sama lain untuk mengklaim bahwa ras mereka adalah ras yang sepatutnya dihormati. Segregasi kultural yang terjadi di Amerika kenyataannya telah menyebabkan non-white menjadi underclasses.
4. “Anne Frank” dan Holocaust
Dalam film Freedom Writers, kita juga bisa melihat bagaimana isu tentang holocaust atau pembantaian besar-besaran Hitler terhadap kaum yahudi diangkat. Dikisahkan bahwa Erin memberikan buku tentang novel yang diadopsi dari buku diary Anne Frank kepada murid-muridnya, agar mereka bisa mengerti apa yang akan terjadi jika setiap ras mengklaim dirinyalah yang paling kuat. Mereka juga diajak mengunjungi museum, menonton film-film dokumenter, serta berbagi kisah bersama korban rasisme. Di museum itu pula mereka diperlihatkan foto-foto orang besar yang berasal dari ras mereka sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang non-white juga memiliki sejarah tersendiri dan pernah menjadi orang yang dihormati pada zamannya.
5. Keluarga Erin: Peran Suami dan Ayah
Ketika Erin disibukkan dengan aktivitasnya mengubah pola pikir anak didiknya, keutuhan rumah tangganya malah tidak bisa dipertahankan. Suami Erin yang lebih sering berada di rumah merasa dirinya yang menjadi “istri”. Sebetulnya, sang suami sebelumnya mendukung ia menjadi guru, tapi lama-kelamaan ia keberatan karena Erin tidak memiliki waktu banyak untuk melayaninya. Ternyata, pola pikir suami Erin masih seperti orang kebanyakan, cenderung rasis. Di bagian ini, kita bisa melihat kondisi yang paradoks. Di satu sisi, Erin ingin mengubah pandangan orang-orang di luar kulit putih tentang rasisme, namun di sisi lain, suaminya sendiri belum bisa berpikiran seperti itu. Bahkan, begitu mudahnya perceraian diajukan oleh sang suami. Dalam beberapa kasus, posisi laki-laki dalam rumah tangga cenderung dominan.
Pihak ayah justru sebaliknya. Ia semula tidak mendukung, namun melihat Erin bekerja mati-matian, bahkan hingga diceraikan, ia berbalik menjadi pendukung. Kita bisa melihat sikap ayah Erin yang memandang bahwa profesi “guru” bukan profesi yang istimewa dibandingkan profesi seputar bisnis. Namun, sejak Erin berhasil mendidik murid-muridnya menjadi terpelajar, saat ini, berdasarkan kisah nyata, Erin menjadi dosen di California University berkat dedikasinya yang tinggi sebagai seorang pendidik.
GEJALA YANG SERING DITEMUI DIKELAS
Sering terjadi perdebatan diantara murid ber ras kulit putih, hitam dan ras asia, mereka saling mengejek ras satu sama lain sehingga terjadi kebencian yang sangat mendalam dari masing – masing ras di klas itu. Di dalam kelas tidak ada komunukasi antara ras yang satu dengan yang lain, dalam kelas itu hanya ada komunikasi di dalam kelompok ras masing masing, sehingga ketika di dalam kelas pun mereka duduk sesuai kelompoknya masing masing dan ketika kelompok ras lain lewat atau mendekati kelompok ras lain maka yang terjadi adalah adanya ucapan-ucapan seperti mengejek dan menjelek jelekan kelompok lain. Akhirnya yang terjadi di dalam kelas pun bisa terjadi perkelahian antar ras yang satu dengan yang lain.
PENANGANAN
Metode yang dilakukan : Metode Pengkondisian kelas
Proses pendidikan multikultural berlangsung dan dapat terlaksana dengan baik. Meskipun pihak sekolah yang sudah mendapat otonomi sekolah terintegrasi tidak menjalankan sistem pendidikan multikultural ini, tetapi Erin tetap menjalankannya dengan dukungan dari pihak-pihak lain. Permainan garis dan kunjungan ke museum merupakan pelatihan yang diberikan Erin kepada murid-muridnya agar lebih sadar budaya (kultur), dengan menganalisis kultur yang dipengaruhi faktor historis, sosial. Para siswa tersebut dipersilahkan untuk menulis semua, apa saja, tentang kehidupan mereka masing-masing, masa lalu, sekarang, dan harapan di masa depan. Setiap pekannya akan dicek oleh sang guru. Sang guru pun akhirnya mengerti ‘kisah’ anak-anak didiknya tersebut… Di kelas pun bukan kegiatan belajar mengajar, tetapi hanya ajang bercerita (curhat) siswanya. Pelan-pelan para siswa yang tadinya ‘keras hati’, ‘kepala batu’, ‘tidak mau hormat’ itu terbuka hatinya dan menyadari bahwa apa yang mereka lakukan selama ini adalah salah.
Berdasarkan kenyataan di atas, melalui upaya yang sungguh-sungguh, pemerintah dapat meredam konflik-konflik rasisme seperti yang digambarkan dalam film Freedom Writers, sekaligus mengembalikan kepercayaan masyarakat dunia terhadap Amerika yang sempat pudar karena kebijakan-kebijakannya yang tidak populis. Dengan demikian, konflik rasisme di Amerika akan berkurang secara perlahan, hingga akhirnya hilang sama sekali.
IV. KESIMPULAN
Terjadi peperangan di kota New Port Beach, Amerika. Perang antar geng sampai terbawa ke dalam kelas. Siswa dan siswi di kelas tersebut duduk berkelompok sesuai dengan rasnya masing masing sehingga Kesalahpahaman kecil yang terjadi di dalam kelas bisa memicu perkelahian antarras. Film ini menceritakan tentang pendidikan multikultural walaupun pada dasarnya otonomi sekolah tidak menjalankan pendidikan multikultural. Pada awalnya sisiwa memang tidak bisa diatur, namun ketika guru di dalam kelas mengajak siswa membandingkan masalah mereka dengan maslah lain yang lebih besar dan perang antar geng di antara mereka tidak ada apa apanya. Kemudian siswa tersebut mulai tertarik dan memperhatikan guru tersebut. Tidak hanya itu saja disini guru juga memberikan berbagai permainan, kunjungan, cerita yang menarik dan meberi buku bacaan sehingga lebih mengasyikan. Guru juga memberi reward berupa buku sebagai catatan harian siwanya. Sehingga dari situlah guru tersebut mulai paham permasalahan yang dihadapi siswa dan siswinya. Akhirnya mulai terjalain hubungan yang baik anatara siswa dan siswi di dalam kelas tersebut, mereka mulai bertegur sapa dengan yang lainnya, bekerja sama dan tidak ada lagi terlihat geng atau kelompok ras tertentu, mereka menjadi satu dalam kelas tersebut tanpa adanya perbedaan kelompok ras tertentu.
Rasisme sendiri secara umum adalah pendirian yang memperlakukanorang lain secara berbeda dengan memberikan judgment nilai berdasarkan karakteristik ras, sosial, dan kondisi mental tertentu yang merujuk pada self. Dalam ethnicity and racism (1990), Paul Spoonley merumuskan rasisme ke dalamwilayah yang lebih sempit dengan memproblematisir konsep ras. Ia meyakini bahwa ras merupakan konsepsi kolonialiasme yang tumbuh berbarengan dengan semangat ekspansi wilayah bangsa Eropa. Spoonley melacak kemunculan rasisme secara historis ketika bangsa Eropa berhadapan dengan keragaman manusia yang mereka temui di tanah jajahan. Keragaman itu lebih cenderung dimaknai sebagai keberadaan. Sejarah, demikian Spoonley, menunjukkan bahwa rasisme pada akhirnya muncul akibat kemalasan bangsa Eropa untuk mengenal orang lain yang berbeda darinya. Kemalasan ini terwujud dalam upaya bangsa Eropa, yang berkulit putih, mengklasifikasi keragaman manusia yang ditemuinya berdasarkan karakteristik fisik. Di Indonesia barangkali pemisahan konseptual antara pribumi dengan priyayi dapat dianggap berangkat dari kolonialisme dan berujung pada rasisme.
Analisis
Dilihat dari perspektif psikologi pendidikan, Erin Gruwell menggunakan pendekatan humanistik dalam pengajarannya. Adapun prinsip-prinsip humanistik antara lain :
a. Memahami manusia sebagai suatu totalitas
b. Metode yang digunakan adalah life history
c. Mengakui pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang hidup.
d. Mind bersifat aktif, dinamis. Melalui mind, manusia mengekspresikan keunikan kemampuannya sebagai individu, terwujud dalam aspek kognisi, willing, dan judgement.
Berdasarkan prinsip itu, Erin ingin membuat murid-muridnya menjadi individu yang lebih baik dan saling menghormati satu sama lain dengan menggunakan berbagai metode pengajaran yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan fenomena yang dialami murid-muridnya. Seperti saat dia membuat permainan garis, mengadakan kunjungan ke museum, dan mengundang Miep Gies.
PENYAKIT HATI
Penyakit hati menurut ajaran Islam adalah suatu perasaan yang menjurus kepada hal-hal yang negatif. Dalam arti lain, secara tidak sengaja atau sengaja merugikan diri sendiri dan orang lain yang tidak disadari telah mengotori hati. Penyakit hati dalam perspektif Ibnu Taimiyah lebih berkaitan dengan nafsu syahwat yang termanifestasikan dalam bentuk, iri, dengki, sombong, khasut, serang mencela, tidak syukur nikmat, dan selalu bersifat kurang (serakah).
Dalam Islam, suci dan kotornya hati memiliki arti yang sangat penting. Hati yang suci dan hati yang kotor ikut menentukan tingkat keberimanan seseorang. Sebuah ungkapan yang sangat terkenal dari Rasulullah berbunyi: “Iman seorang hamba tidaklah lurus sebelum lurus hatinya. Dan tidaklah lurus hatinya sebelum lurus lisannya.” Kalau hati seseorang kotor, atau bepenyakit, maka imannya menjadi menipis. Sementara kalau hati bersih, atau sehat, maka imannya menguat.
“Dalam hati mereka ada penyakit Jika di dalam hati itu ada penyakit, itu berarti padanya terdapat kelemahan (gangguan-gangguan) yang menimbulkan keengganan untuk menanggapi perintah agama, serta mengetahui segala rahasia dan hikmatnya, lalu Allah memperhebat penyakit itu, dan mereka diberi siksaan yang pedih karena mereka mendustakan kebenaran”. Al-Baqarah:10
Tanda-tanda Penyakit Hati:
Pada dasarnya ada dua tanda penyakit hati. Pertama, tidak merasa sakit dan tidak merasa menyesal atas dosa-dosa yang diperbuat dan tidak mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Contonya adalah memakan uang rakyat tanpa merasa bersalah, menculik, menjarah, mengambil hak orang lain dengan tenang dan tanpa perasaan berdosa. Bahkan, kadang seseorang merasa bangga atas “prestasinya” melakukan sejumlah perbuatan dosa yang sesungguhnya sangat menjijikkan (misalkan: seorang laki-laki bangga telah menggauli sejumlah wanita dari Eropa, Afrika, Arab, Jepang, pribumi, dan sebagainya). Ada pula yang berbicara lantang tentang kebenaran walaupun dirinya sendiri menyimpang dari jalan kebenaran itu tanpa perasaan berdosa.
Kedua, condong kepada santapan ruhani yang mudharat (buruk) dan menghindari santapan ruhani yang bermanfaat (baik). Saat ada panggilan atau anjuran untuk mengikuti cara berpikir atau cara berperilaku yang buruk, mereka cepat dalam meresponnya. Sementara bila ada anjuran yang dapat menjadikan mereka lebih tinggi kualitas pribadinya, mereka cenderung menolaknya.
Sebab-sebab Penyakit Hati:
Tanda-tanda penyakit di atas terjadi karena ada beberapa sebab. Penyebab penyakit hati pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu kata-kata iseng, memandang sesuatu secara berlebihan, makan secara berlebih-lebihan, dan bergaul secara bebas.
Pertama, kata-kata iseng yang tidak berguna. Kata-kata iseng sangat mudah kita ucapkan dengan harapan orang menjadi tertarik dengan kata-kata kita. Padahal kata-kata iseng dapat menyebabkan tidak lurusnya hati manusia. Sebuah hadis yang disampaikan Anas bin Malik radhiyallahu anhu mengungkapkan bahwa Rasulullah bersabda: “Iman seorang hamba tidaklah lurus sebelum lurus hatinya. Dan tidaklah lurus hatinya sebelum lurus lisannya.”
Pembicaraan-pembicaraan yang tidak berguna menyebabkan hati menjadi menurun kualitasnya. Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu berkata: “Jangan kalian memper-banyak ucapan selain dzikrullah, karena banyak omongan itu menyebabkan kesatnya hati. Dan bahwa manusia yang paling jauh dari Allah Azza wa jalla adalah manusia yang berhati kesat kasar.” Maka, dapat disimpulkan bahwa kata-kata iseng dapat menyebabkan hati rentasng terhadap penyakit. Kedua, memandang hal yang semestinya tidak dipandang. Di dunia ini ada hal-hal yang seharusnya dipandang, ada pula yang sebaiknya dipandang, di samping ada pula yang tidak boleh dipandang. Orang bijak mengatakan: “Antara hati dan mata ada tali penghubung. Bila mata rusak, maka rusaklah hati dan menjadikannya seperti keranjang sampah berisi tumpukan sampah dan macam-macam kotoran.” Pemandangan-pemandangan yang buruk memiliki pengaruh terhadap hati manusia. Kalau yang dipandang adalah hal-hal yang berbau pornografis, kekerasan (violence), pengrusakan (vandalism), dan agresivitas, maka hal-hal demikian dapat menyebabkan hati menjadi rusak kualitasnya. Sebagai contoh, kalau seseorang banyak menonton tontonan kekerasan, maka orang ini akan kehilangan kepekaan terhadap kekerasan. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa paparan kekerasan yang berulang-ulang dapat menyebutnya ada penumpulan emosi yang selanjutnya mempengaruhi kemampuan empati terhadap penderitaan korban dalam kehidupan nyata dan menurunkan kesiapan untu menolong. Dalam hal seperti ini, ahli psikologi menyebutnya sebagai desensitisasi (desensitization). Dalam suatu eksperimen (Thomas dkk, 1977) ditemukan bahwa anak-anak dan mahasiswa menjadi tidak peka lagi terhadap penderitaan akibat agresi dan kekerasa setelah menonton drama polisi yang penuh kekasaran. Karena terbiasa melihat kekejaman, mereka tidak lagi kasihan atau terkejut ketika melihat kekerasan dan kekejian.
Yang perlu diperhatikan oleh manusia adalah bahwa iblis dapat menjadikan sesuatu yang sesunguhnya buruk tampak seperti sesuatu yang baik dan indah. Hal ini difirmankan Allah Azza wa jalla dalam al-Qur’an. Sebagai misal, pornografi adalah hal yang buruk, tapi ibadah menjadikan pemandangan ini sebagai sesuatu yang tampak indah.
Oleh karena Allah Azza wa jalla menganjurkan kepada manusia agar menunduk-kan pandangannya. Dalam al-Qur’an Surat an-Nur ayat 30, Allah Azza wa jalla berfirman: “Katakanlah kepada orang yang beriman supaya mereka menundukkan pandangannya (dari melihat yang terlarang) dan menjaga kehormatannya. Itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Mengetahui apa-apa yang mereka lakukan.”
Ketiga, makan secara berlebih-lebihan. Segala sesuatu yang berlebihan adalah tidak baik. Kalau seseorang makan secara cukup, maka itu akan menjadikannya tetap sehat. Sementara kalau seseorang makan secara berlebihan, maka secara fisik ia akan dirugikan, yaitu hadirnya kegemukan (obesity). Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seseorang mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi manusia beberapa suapan saja untuk menegakkan punggungnya. Jika tidak mungkin demikian, maka hendaklah sepertiga dari perutnya diisi dengan makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk pernapasan.”
Keempat, adalah bergaul atau berkawan secara bebas. Sudah sangat disadari bahwa lingkungan yang baik akan menjadikan kita baik. Sebaliknya, kawan atau sahabat yang berkarakter buruk akan menjadikan kita buruk. Pesan yang disampaikan Rasulullah “bergaullah dengan orang yang saleh” mengisyaratkan bahwa orang yang baik akan memberi pengaruh baik pada kita. Sebaliknya, kalau kawan buruk, maka kita bisa terpengaruh dengannya, yaitu kita menjadi mudah berpikir dan berperilaku buruk. Mengapa demikian? Salah satu kemungkinannya adalah adanya kecenderungan dalam diri manusia untuk bersikap konformis atau bersikap seragam dengan orang-orang yang ada di sekitarnnya. Hal ini didasari oleh pertimbangan bahwa setiap orang ingin diterima oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Maka, cara yang ditempuh orang dalam berbagai situasi adalah mengikuti pola yang dikembangkan oleh kelompok atau pola yang dikembangkan orang lain, bahkan biarpun hal itu tidak kita setujui. Contoh esktrim yang dapat kita angkat adalah kesediaan orang Indonesia selama 32 tahun mengikuti sistem politik otoriter yang digariskan Soeharto. Kita menyesuaikan diri untuk menjadi orang Indonesia yang taat kepada pemerintah, tetapi hal itu menjadikan kita sulit untuk memilih yang sungguh-sungguh benar menurut keyakinan kita.
II. Ruang Lingkup dan Karakter Penyakit Hati
a. Ghibah
Secara bahasa, ghibah berarti menggunjing. Banyak orang meremehkan masalah ghibah, padahal dalam pandangan Allah ia adalah sesuatu yang keji dan kotor. Hal itu dijelaskan dalam sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. "Artinya : Riba itu ada tujuh puluh dua pintu, yang paling ringan daripadanya sama dengan seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya (sendiri), dan riba yang paling berat adalah pergunjingan seorang laki-laki atas kehormatan saudaranya". (As-Silsilah As-Shahihah,)
Ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan). Baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, ahlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Caranya-pun bermacam-macam. Di antaranya dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-ngolok.
Ghibah alias gossip adalah penyakit hati yang diremehkan, padahal akibatnya membakar nilai amal ibadah. Rasulullah bersabda, "Ghibah adalah membicarakan tentang saudaramu, kalau dia mendengar, dia tidak menyukainya",
"Bagaimana yang kami ceriterakan itu benar adanya ya Rasulullah", tanya sahabat. "Itulah ghibah, dan kalau tidak benar maka engkau sudah memfitnah saudaramu", jawab Rasul (QS49:12)
b. Mencari-cari kesalahan orang lain
Diantara sifat seseorang yang paling jelek adalah suka mencari-cari kekurangan orang lain, merasa gembira jika ada orang lain tereleset melakukan sesuatu yang tidak baik dan mengumpulkan kesalahan-kesalahan orang lain. sifat ini merupakan tanda jeleknya hati dan lemahnya akal seseorang. Barangsiapa yang mau menasihati diri sendiri, maka aib dan kekurangan-kekurangannya yang ada pada dirinya pasti akan membantunya sibuk dan tidak punya waktu untuk mencari-cari kekurangan dan aib orang lain.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (10) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (11) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ (12)
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."
Al-Hujurat, 49: 10-12
Dalam ayat yang mulia ini perintah untuk menjauhi kebanyakan dari berprasangka, karena sebahagiannya adalah dosa, dan larangan dari mencari-cari kesalahan orang lain, yaitu mencongkel-congkel tentang kejelekan orang lain, hal itu terjadi adalah akibat dari berburuk sangka.
Rasulullah bersabda:
((إِيَّاكُمْ وَالظَنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوْا وَلاَ تَجَسَّسُوْا وَلاَ تَحَاسَدُوْا وَلاَ تَبَاغَضُوْا وَلاَ تَدَابَرُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً)).
Aku peringatkan kepada kalian tentang prasangka, karena sesungguhnya prasangka adalah perkataan yang paling bohong, dan janganlah kalian berusaha untuk mendapatkan informasi tentang kejelekan dan mencari-cari kesalahan orang lain, jangan pula saling dengki, saling benci, saling memusuhi, jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara? (H.R Bukhari, no (6064) dan Muslim, no (2563).
c. Dengki / hasad
Dengki adalah sifat yang dimiliki oleh seseorang yang menginginkan hilangnya kesenangan yang dimiliki oleh orang lain dan berusaha memindahkanya kepada dirinya. Di dalam al-Qur’an hasud disebutkan empat kali yakni di dalam suratal-Baqarah ayat 109, surat al-Fath ayat 15, surat an-Nisa’ ayat 54 dan surat al- Falaq ayat 5. Hasad Cuma akan mendatangkan permusuhan dan kebencian serta bermegah dan berbangga diri. Karena inilah suatu kelompok, organisasi sulit berkembang untuk menggapai kesuksesan.
Di dalam al-Qur’an ada dua kecenderungan jiwa yang dimiliki oleh manusia yang saling bertentangan. Yakni kecenderungan yang bersifat rabbani (Ketuhanan/kecenderungan positif) dan kecenderungan syaitani (setan/kecenderungan negatif). Sehingga Nabi Muhammad SAW mengatakan sebagai jihad yang paling besar.
Struktur jiwa manusia terbagi menjadi tiga unsur pokok yakni akal (‘aql), diri (seluruh), dan nafsu (nafs). Dengan akal dimungkinkan manusia mampu menangkap makna penting dari (tanda-tanda) Tuhan, sifat-sifat Tuhan, dan Akibatnya muncul rasa rendah diri, rasa tidak percaya diri disertai iri, dengki bin hasud. Ini senada dengan penegasan Allah
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu sekalian menegaskan, jika kamu benar-benar bersyukur maka pasti Aku akan tambahi (karunia) bagi kamu, dan jika kamu benar-benar ingkar maka sesungguhnya azab-Ku amat pedih.” (QS. Ibrahim/14:7)
d. Sombong
Definisi Sombong/Kibr
Penyakit sombong yang menimpa umat adalah suatu gejala emosi yang merasa diri lebih dari orang lain, kerana seseorang itu merasa lebih cantik, lebih kaya, lebih berpangkat dan lain-lain. Malah kalau sifat sombong itu sudah sampai kepada tingkat yang lebih tinggi, seseorang itu akan menjadi takbur. Islam melarang umatnya berlaku sombong, baik dalam sikap, tingkah laku mahu pun dalam perkataan. Sebagaimana firmanALLAH yang berarti:
" Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia(kerana sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya ALLAH tidak menyukai orang orang sombong dan membangga-banggakan diri." (Luqman:18) " Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lembutkanlah suaramu.Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."- ( Luqman:19)
Apabila sifat sombong itu bersarang dalam jiwa orang yang berkuasa, maka akan timbullah perbuatan yang kejam terhadap masyarakat atau rakyatnya, Segala puji hanya milik Allah ‘Azza wa Jalla. Sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi was sallam kepada istri-istri beliau dan seluruh sahabatnya Ridwanullah alaihim ajma’in.
Sombong merupakan sifat yang amat tercela dalam islam. Bahkan iblislah yang menunjukkan sikap ini pertama kali di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآَدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِي “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah (sujud dalam rangka penghormatan dan pemuliaan)[1]kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Namun ia enggan dan sombong. Dia termasuk golongan orang-orang yang kafir”. (QS. Al Baqoroh [2] : 34).
Allah melarang kaum muslimin berlaku sombong, karena perbuatan ini akan mengakibatkan hal-hal yang telah tersebut dalam firman Allah berikut ini : “Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya; maka itulah tempat kediaman mereka yang tiada didiami (lagi) sesudah mereka, kecuali sebagian kecil. Dan Kami adalah pewarisnya”. (QS. 28 : 58).
Penjelasan ayat tadi mengatakan bahwa Allah menghukum orang-orang yang berlaku sombong suatu siksaan yang merusak mereka, tidak patut lagi dihuni, kecuali hanya beberapa saat yang digunakan oleh para mufasir sebagai tempat singgah. Setelah itu, tak ada seorangpun yang mau mendiami atau memilikinya, karena semuanya adalah menjadi milik Allah. Gejala - gejala orang yang sombong ialah : mengingkari nikmat, terlalu mewah, terlalu berlebih-lebihan, takabur dan menimbulkan kerusakan di bumi.
e. Dzalim
Peran kedzaliman dalam menghancurkan masyarakat, meruntuhkan perilaku dan mengganggu keamanan sosial, tak dapat dibantah. Bahkan orang-orang tak berguna pun tak dapat menyangkalnya. Penindasan menyebabkan perpecahan dan musnahnya hubungan masyarakat. Dengan berperilaku jahat dan sombong, para penguasa menutup halaman sejarah pemerintahan mereka yang kuat menghancurkan peradabannya.
Sesungguhnya orang-orang yang menganut paham bahwa kehidupan hanyalah perjuangan dari hari ke hari untuk mempertahankan hidup, terus berusaha menghancurkan yang lemah dengan dengan merampas hak-hak mereka, sambil berharap bahwa perbuatan demikian akan memperkuat kekuasaan mereka dan melindungi kedudukan mereka.
Siapa saja, dalam jabatan apapun, yang dengan sengaja atau tak sengaja berusaha memeras kehidupan orang lain untuk kepentingan diri sendiri, atau berusaha melampaui batas-batas hokum akal atau peraturan, dapat digolongkan sebagai penindas.
Factor yang mempengaruhi dzalim:
- Karena kekuasaan
Tingginya kekuasaan terkadang mengakibatkan hati menjadi kotor dan berperilaku dzalim.
- Karena rendahnya iman
Bagaimana cara mengatasinya:
Senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas rahmat dan rizki yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita. Memperkuat iman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
f. Marah
Al-jurjani (2001) menjelaskan marah adalah perbuatan yang terjadi pada waktu mendidihnyadarah didalam hati untuk memperoleh kepuasan apa yang terdapat didalam dada. Sedangkan Imam nawawi mendefinisikan marah dari perspektif ilmu tassawuf, sebagai tekanan nafsu dari hati yang menalirkan darahpada bagian wajahyang menimbulkan kebencian pada diri seseorang.
Chaplin (1998) dalam dictionary of psychology, bahwa marah adalah reaksi emosional akut yang timbul kareana sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancman, agresi lahiriyah, pengekangandiri, serangan lisan, kekecewaan, atau frustasi dan dicirikan kuat oleh reaksi pada sistem otomik, khususnya oleh reaksi darurat pada bagian simpatetik, dan secara emplisit disebabkan oleh reaksi seragam, baik baik yang bersifat somatis atau jasmaniyah maupun yang verbal atau lisan.
Marah adalah suatu kondisi psikologis (kejiwaan) yang membuat lahiriah badan dan bathin tidak normal. Ia terjadi dari sebab-sebab tertentu dan memiliki implikasi yang amat berbahaya. Dalam menyikapinya pun, masing-masing orang berbeda-beda. Bila dilihat dari klasifikasinya, marah terbagi menjadi beberapa macam:
Terpuji:
yaitu marah yang diekspresikan karena Allah Ta’ala. Indikasinya; Apabila seorang muslim melihat suatu larangan Allah dilanggar, maka dia menjadi marah semata-mata karena semangat membela Dien-Nya. Orang yang melakukan tindakan seperti ini akan mendapatkan pahala dari Allah, karena Allah berfirman: “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Rabbnya…”. (Q.S. 22/al-Hajj: 30). Tentunya, karena dia melakukan hal itu dalam rangka “nahi munkar”, maka perlu pula baginya untuk mempertimbangkan tingkatan dalam hal itu.
Tercela:
Yaitu marah yang dilarang oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam seperti seorang yang marah karena membela kebathilan dirinya dan membangga-banggakannya. Orang yang melakukan hal ini akan diganjar dosa yang setimpal oleh Allah. .
g. Serakah
keserakahan itu adalah sikap anti kebersamaan. Orang yang serakah adalah orang yang memiliki motiv pribadi, efeknya adalah mereka suka menindas , melecehkan dan menzhalimi saudara dengan alasan kepemilikan. Tentu seorang yang telah memenuhi prosedur hukum sekalipun tidak terlepas dari sifat ini. Seorang yang serakah adalah seorang yang merasionalkan kerakusan dengan menindas orang lain. Mereka adalah seorang yang tidak memiliki rasa belas kasihan dan toleransi, prinsip mereka adalah , “ yang penting tidak melanggar hukum ( Syariat) , menyakiti siapapun boleh,”
Serakah dalam islam adalah sifat mengambil barang yang bukan haknya, sehingga menyebabkan orang lain menderita. Islam menganjurkan agar manusia tidak serakah dan mengambil hak orang lain dengan paksa. Serakah akan berakhir bila manusia sudah masuk dalam liang kubur.
Sifat dan karakteristik orang yang serakah adalah :
- Perbudakan hawa nafsu
Hanya mementingkan jasmani dan badani, menganggap hasrat dan keinginan hawa nafsu dan duniawi sebagai Tuhannya.
- Munafik (infaq)
Memuji manusia setinggi langit, menyanjung yang ada dihadapannnya, kemudian melecehkan dibelakangannya.
- Bermegah- megahan dan suka pamer
- Mengklaim ketuhanan (ululyihah)
- Kikir dan tamak
Cara mengatasinya dengan pengekangan diri dan hidup sederhana, memilih kesalehan dan cinta pada Allah SWT dalam kalbu,
Pertama: Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ ، إِنْ أُعْطِىَ رَضِىَ ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ »
“Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba pakaian dan hamba mode. Jika diberi, ia ridho. Namun jika tidak diberi, ia pun tidak ridho”. (HR. Bukhari no. 6435)
Kedua: Dari Ibnu ‘Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6436)
Ketiga:
Dari Ibnu ‘Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ مِثْلَ وَادٍ مَالاً لأَحَبَّ أَنَّ لَهُ إِلَيْهِ مِثْلَهُ ، وَلاَ يَمْلأُ عَيْنَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Seandainya manusia memiliki lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan harta yang banyak semisal itu pula. Mata manusia barulah penuh jika diisi dengan tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6437)
Keempat:
Ibnu Az Zubair pernah berkhutbah di Makkah, lalu ia mengatakan,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَقُولُ « لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ، وَلَوْ أُعْطِىَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ »
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya manusia diberi lembah penuh dengan emas, maka ia masih menginginkan lembah yang kedua semisal itu. Jika diberi lembah kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga. Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6438)
Dari Anas, dari Ubay, beliau mengatakan, “Kami kira perkataan di atas adalah bagian dari Al Qur’an, hingga Allah pun menurunkan ayat,
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
“Bermegah-megahan dengan harta telah mencelakakan kalian.” (QS. At Takatsur: 1). (HR. Bukhari no. 6440) Bukhari membawakan hadits di atas dalam Bab “Menjaga diri dari fitnah (cobaan) harta.”
Beberapa faedah dari hadits-hadits di atas:
Pertama: Manusia begitu tamak dalam memperbanyak harta. Manusia tidak pernah merasa puas dan merasa cukup dengan apa yang ada.
Kedua: Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah”, maksudnya: Tatkala manusia mati, perutnya ketika dalam kubur akan dipenuhi dengan tanah. Perutnya akan merasa cukup dengan tanah tersebut hingga ia pun kelak akan menjadi serbuk. (Syarh Ibnu Batthol)
Ketiga: Hadits ini adalah celaan bagi orang yang terlalu tamak dengan dunia dan tujuannya hanya ingin memperbanyak harta. Oleh karenanya, para ulama begitu qona’ah dan selalu merasa cukup dengan harta yang mereka peroleh. (Syarh Ibnu Batthol)
Keempat: Hadits ini adalah anjuran untuk zuhud pada dunia. Yang namanya zuhud pada dunia adalah meninggalkan segala sesuatu yang melalaikan dari Allah. (Keterangan Ibnu Rajab dalam Jaami’ul Ulum wal Hikam)
Kelima: Manusia akan diberi cobaan melalui harta. Ada yang bersyukur dengan yang diberi. Ada pula yang tidak pernah merasa puas
III. Pembentukan / Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
1. Sifat seseorang yang tidak memfokuskan niat ibadah (ikhlas) hanya semata-mata karena Allah SWT
2. Kurang Membiasakan diri membaca basmallah sebelum memulai pekerjaan
3. Kurang Membiasakan menjaga lisan saat bekerja
4. Mudah tergiur atau terpengaruh dengan kemewahan orang lain
5. Tidak terbiasa untuk saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran dalam beribadah
6. Tidak terbiasa untuk bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat-Nya
7. Kesenangan manusia yang membuka aib atau cacat orang lain
8. Kurangnya rasa solidaritas dalam menumbuhkan rasa persaudaraan, kasih sayang, dan persaudaraan kepada antarsesama
9. Tidak menyadari bahwa setiap perbuatan mempunyai sebab akibat sesuai dengan sunnatullah
10. Manusia yang tidak pandai dalam Meluruskan / memahami ketauhidan
11. Membenci nikmat atau anugerah Allah SWT yang diberikan kepada orang lain.
12. Tidak rela menerima pembagian karunia Allah SWT atas dirinya.
13. Pelit terhadap pemberian Allah SWT, kalau bisa semua anugerah Allah dan kebajikan jatuh pada dirinya sendiri, tak perlu orang lain. Kalaupun orang lain memperolehnya diharapkan di bawah derajat dirinya.
14. Mengikuti pengaruh Ibnlis/syetan yang sebetulnya sangat merugikan dan menghinakan dirinya sendiri
IV. Cara Mengatasi Penyakit Hati
Ada beberapa cara mengatasi penyakit hati:
Pertama, dzikrullah. Yaitu memperbanyak dzikir kepada Allah. Dalam ayat suci al-Qur’an, Allah menandaskan bahwa kalau seseorang banyak berdzikir, maka akan tenanglah hati seseorang. Dzikir itu sendiri dapat dibaca dalam segala situasi, yaitu ketika berdiri, duduk, dan terlentang. Adapun dzikir-dzikir yang bisa dijadikan contoh adalah Subhanallah, wa Alhamdulillah. La Ilaha Illallah, Allahu Akbar, La haula wa la quwwata illah billah.
Kedua, tilawatil qur’an. Dengan memperbanyak al-Qur’an, kita memperbanyak pahala. Pahala bagaikan air yang dapat menghapus kotoran atau penyakit yang ada dalam diri seseorang.
Ketiga, istighfar. Istighfar adalah salah satu bentuk pertaubatan. Pada dasarnya, kalau seseorang beristighfar, seseorang menilai dirinya dalam keadaan bermasalah atau dalam keadaan salah.
Keempat, doa. Doa melambangkan adanya harapan (hope) dalam diri seseorang. Dalam Islam diterangkan bahwa kalau seseorang berdoa, dia menyadari bahwa ada sesuatu yang sangat diharapkan. Kelima, shalawat nabi. Keenam, qiyamul lail. Yaitu, terbangun di waktu malam untuk mendekatkan diri kepada Allah Azza wa jalla. (H. Fuad Nashori).
Dalam Islam, suci dan kotornya hati memiliki arti yang sangat penting. Hati yang suci dan hati yang kotor ikut menentukan tingkat keberimanan seseorang. Sebuah ungkapan yang sangat terkenal dari Rasulullah berbunyi: “Iman seorang hamba tidaklah lurus sebelum lurus hatinya. Dan tidaklah lurus hatinya sebelum lurus lisannya.” Kalau hati seseorang kotor, atau bepenyakit, maka imannya menjadi menipis. Sementara kalau hati bersih, atau sehat, maka imannya menguat.
“Dalam hati mereka ada penyakit Jika di dalam hati itu ada penyakit, itu berarti padanya terdapat kelemahan (gangguan-gangguan) yang menimbulkan keengganan untuk menanggapi perintah agama, serta mengetahui segala rahasia dan hikmatnya, lalu Allah memperhebat penyakit itu, dan mereka diberi siksaan yang pedih karena mereka mendustakan kebenaran”. Al-Baqarah:10
Tanda-tanda Penyakit Hati:
Pada dasarnya ada dua tanda penyakit hati. Pertama, tidak merasa sakit dan tidak merasa menyesal atas dosa-dosa yang diperbuat dan tidak mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Contonya adalah memakan uang rakyat tanpa merasa bersalah, menculik, menjarah, mengambil hak orang lain dengan tenang dan tanpa perasaan berdosa. Bahkan, kadang seseorang merasa bangga atas “prestasinya” melakukan sejumlah perbuatan dosa yang sesungguhnya sangat menjijikkan (misalkan: seorang laki-laki bangga telah menggauli sejumlah wanita dari Eropa, Afrika, Arab, Jepang, pribumi, dan sebagainya). Ada pula yang berbicara lantang tentang kebenaran walaupun dirinya sendiri menyimpang dari jalan kebenaran itu tanpa perasaan berdosa.
Kedua, condong kepada santapan ruhani yang mudharat (buruk) dan menghindari santapan ruhani yang bermanfaat (baik). Saat ada panggilan atau anjuran untuk mengikuti cara berpikir atau cara berperilaku yang buruk, mereka cepat dalam meresponnya. Sementara bila ada anjuran yang dapat menjadikan mereka lebih tinggi kualitas pribadinya, mereka cenderung menolaknya.
Sebab-sebab Penyakit Hati:
Tanda-tanda penyakit di atas terjadi karena ada beberapa sebab. Penyebab penyakit hati pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu kata-kata iseng, memandang sesuatu secara berlebihan, makan secara berlebih-lebihan, dan bergaul secara bebas.
Pertama, kata-kata iseng yang tidak berguna. Kata-kata iseng sangat mudah kita ucapkan dengan harapan orang menjadi tertarik dengan kata-kata kita. Padahal kata-kata iseng dapat menyebabkan tidak lurusnya hati manusia. Sebuah hadis yang disampaikan Anas bin Malik radhiyallahu anhu mengungkapkan bahwa Rasulullah bersabda: “Iman seorang hamba tidaklah lurus sebelum lurus hatinya. Dan tidaklah lurus hatinya sebelum lurus lisannya.”
Pembicaraan-pembicaraan yang tidak berguna menyebabkan hati menjadi menurun kualitasnya. Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu berkata: “Jangan kalian memper-banyak ucapan selain dzikrullah, karena banyak omongan itu menyebabkan kesatnya hati. Dan bahwa manusia yang paling jauh dari Allah Azza wa jalla adalah manusia yang berhati kesat kasar.” Maka, dapat disimpulkan bahwa kata-kata iseng dapat menyebabkan hati rentasng terhadap penyakit. Kedua, memandang hal yang semestinya tidak dipandang. Di dunia ini ada hal-hal yang seharusnya dipandang, ada pula yang sebaiknya dipandang, di samping ada pula yang tidak boleh dipandang. Orang bijak mengatakan: “Antara hati dan mata ada tali penghubung. Bila mata rusak, maka rusaklah hati dan menjadikannya seperti keranjang sampah berisi tumpukan sampah dan macam-macam kotoran.” Pemandangan-pemandangan yang buruk memiliki pengaruh terhadap hati manusia. Kalau yang dipandang adalah hal-hal yang berbau pornografis, kekerasan (violence), pengrusakan (vandalism), dan agresivitas, maka hal-hal demikian dapat menyebabkan hati menjadi rusak kualitasnya. Sebagai contoh, kalau seseorang banyak menonton tontonan kekerasan, maka orang ini akan kehilangan kepekaan terhadap kekerasan. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa paparan kekerasan yang berulang-ulang dapat menyebutnya ada penumpulan emosi yang selanjutnya mempengaruhi kemampuan empati terhadap penderitaan korban dalam kehidupan nyata dan menurunkan kesiapan untu menolong. Dalam hal seperti ini, ahli psikologi menyebutnya sebagai desensitisasi (desensitization). Dalam suatu eksperimen (Thomas dkk, 1977) ditemukan bahwa anak-anak dan mahasiswa menjadi tidak peka lagi terhadap penderitaan akibat agresi dan kekerasa setelah menonton drama polisi yang penuh kekasaran. Karena terbiasa melihat kekejaman, mereka tidak lagi kasihan atau terkejut ketika melihat kekerasan dan kekejian.
Yang perlu diperhatikan oleh manusia adalah bahwa iblis dapat menjadikan sesuatu yang sesunguhnya buruk tampak seperti sesuatu yang baik dan indah. Hal ini difirmankan Allah Azza wa jalla dalam al-Qur’an. Sebagai misal, pornografi adalah hal yang buruk, tapi ibadah menjadikan pemandangan ini sebagai sesuatu yang tampak indah.
Oleh karena Allah Azza wa jalla menganjurkan kepada manusia agar menunduk-kan pandangannya. Dalam al-Qur’an Surat an-Nur ayat 30, Allah Azza wa jalla berfirman: “Katakanlah kepada orang yang beriman supaya mereka menundukkan pandangannya (dari melihat yang terlarang) dan menjaga kehormatannya. Itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Mengetahui apa-apa yang mereka lakukan.”
Ketiga, makan secara berlebih-lebihan. Segala sesuatu yang berlebihan adalah tidak baik. Kalau seseorang makan secara cukup, maka itu akan menjadikannya tetap sehat. Sementara kalau seseorang makan secara berlebihan, maka secara fisik ia akan dirugikan, yaitu hadirnya kegemukan (obesity). Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seseorang mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi manusia beberapa suapan saja untuk menegakkan punggungnya. Jika tidak mungkin demikian, maka hendaklah sepertiga dari perutnya diisi dengan makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk pernapasan.”
Keempat, adalah bergaul atau berkawan secara bebas. Sudah sangat disadari bahwa lingkungan yang baik akan menjadikan kita baik. Sebaliknya, kawan atau sahabat yang berkarakter buruk akan menjadikan kita buruk. Pesan yang disampaikan Rasulullah “bergaullah dengan orang yang saleh” mengisyaratkan bahwa orang yang baik akan memberi pengaruh baik pada kita. Sebaliknya, kalau kawan buruk, maka kita bisa terpengaruh dengannya, yaitu kita menjadi mudah berpikir dan berperilaku buruk. Mengapa demikian? Salah satu kemungkinannya adalah adanya kecenderungan dalam diri manusia untuk bersikap konformis atau bersikap seragam dengan orang-orang yang ada di sekitarnnya. Hal ini didasari oleh pertimbangan bahwa setiap orang ingin diterima oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Maka, cara yang ditempuh orang dalam berbagai situasi adalah mengikuti pola yang dikembangkan oleh kelompok atau pola yang dikembangkan orang lain, bahkan biarpun hal itu tidak kita setujui. Contoh esktrim yang dapat kita angkat adalah kesediaan orang Indonesia selama 32 tahun mengikuti sistem politik otoriter yang digariskan Soeharto. Kita menyesuaikan diri untuk menjadi orang Indonesia yang taat kepada pemerintah, tetapi hal itu menjadikan kita sulit untuk memilih yang sungguh-sungguh benar menurut keyakinan kita.
II. Ruang Lingkup dan Karakter Penyakit Hati
a. Ghibah
Secara bahasa, ghibah berarti menggunjing. Banyak orang meremehkan masalah ghibah, padahal dalam pandangan Allah ia adalah sesuatu yang keji dan kotor. Hal itu dijelaskan dalam sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. "Artinya : Riba itu ada tujuh puluh dua pintu, yang paling ringan daripadanya sama dengan seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya (sendiri), dan riba yang paling berat adalah pergunjingan seorang laki-laki atas kehormatan saudaranya". (As-Silsilah As-Shahihah,)
Ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan). Baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, ahlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Caranya-pun bermacam-macam. Di antaranya dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-ngolok.
Ghibah alias gossip adalah penyakit hati yang diremehkan, padahal akibatnya membakar nilai amal ibadah. Rasulullah bersabda, "Ghibah adalah membicarakan tentang saudaramu, kalau dia mendengar, dia tidak menyukainya",
"Bagaimana yang kami ceriterakan itu benar adanya ya Rasulullah", tanya sahabat. "Itulah ghibah, dan kalau tidak benar maka engkau sudah memfitnah saudaramu", jawab Rasul (QS49:12)
b. Mencari-cari kesalahan orang lain
Diantara sifat seseorang yang paling jelek adalah suka mencari-cari kekurangan orang lain, merasa gembira jika ada orang lain tereleset melakukan sesuatu yang tidak baik dan mengumpulkan kesalahan-kesalahan orang lain. sifat ini merupakan tanda jeleknya hati dan lemahnya akal seseorang. Barangsiapa yang mau menasihati diri sendiri, maka aib dan kekurangan-kekurangannya yang ada pada dirinya pasti akan membantunya sibuk dan tidak punya waktu untuk mencari-cari kekurangan dan aib orang lain.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (10) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (11) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ (12)
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."
Al-Hujurat, 49: 10-12
Dalam ayat yang mulia ini perintah untuk menjauhi kebanyakan dari berprasangka, karena sebahagiannya adalah dosa, dan larangan dari mencari-cari kesalahan orang lain, yaitu mencongkel-congkel tentang kejelekan orang lain, hal itu terjadi adalah akibat dari berburuk sangka.
Rasulullah bersabda:
((إِيَّاكُمْ وَالظَنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوْا وَلاَ تَجَسَّسُوْا وَلاَ تَحَاسَدُوْا وَلاَ تَبَاغَضُوْا وَلاَ تَدَابَرُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً)).
Aku peringatkan kepada kalian tentang prasangka, karena sesungguhnya prasangka adalah perkataan yang paling bohong, dan janganlah kalian berusaha untuk mendapatkan informasi tentang kejelekan dan mencari-cari kesalahan orang lain, jangan pula saling dengki, saling benci, saling memusuhi, jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara? (H.R Bukhari, no (6064) dan Muslim, no (2563).
c. Dengki / hasad
Dengki adalah sifat yang dimiliki oleh seseorang yang menginginkan hilangnya kesenangan yang dimiliki oleh orang lain dan berusaha memindahkanya kepada dirinya. Di dalam al-Qur’an hasud disebutkan empat kali yakni di dalam suratal-Baqarah ayat 109, surat al-Fath ayat 15, surat an-Nisa’ ayat 54 dan surat al- Falaq ayat 5. Hasad Cuma akan mendatangkan permusuhan dan kebencian serta bermegah dan berbangga diri. Karena inilah suatu kelompok, organisasi sulit berkembang untuk menggapai kesuksesan.
Di dalam al-Qur’an ada dua kecenderungan jiwa yang dimiliki oleh manusia yang saling bertentangan. Yakni kecenderungan yang bersifat rabbani (Ketuhanan/kecenderungan positif) dan kecenderungan syaitani (setan/kecenderungan negatif). Sehingga Nabi Muhammad SAW mengatakan sebagai jihad yang paling besar.
Struktur jiwa manusia terbagi menjadi tiga unsur pokok yakni akal (‘aql), diri (seluruh), dan nafsu (nafs). Dengan akal dimungkinkan manusia mampu menangkap makna penting dari (tanda-tanda) Tuhan, sifat-sifat Tuhan, dan Akibatnya muncul rasa rendah diri, rasa tidak percaya diri disertai iri, dengki bin hasud. Ini senada dengan penegasan Allah
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu sekalian menegaskan, jika kamu benar-benar bersyukur maka pasti Aku akan tambahi (karunia) bagi kamu, dan jika kamu benar-benar ingkar maka sesungguhnya azab-Ku amat pedih.” (QS. Ibrahim/14:7)
d. Sombong
Definisi Sombong/Kibr
Penyakit sombong yang menimpa umat adalah suatu gejala emosi yang merasa diri lebih dari orang lain, kerana seseorang itu merasa lebih cantik, lebih kaya, lebih berpangkat dan lain-lain. Malah kalau sifat sombong itu sudah sampai kepada tingkat yang lebih tinggi, seseorang itu akan menjadi takbur. Islam melarang umatnya berlaku sombong, baik dalam sikap, tingkah laku mahu pun dalam perkataan. Sebagaimana firmanALLAH yang berarti:
" Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia(kerana sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya ALLAH tidak menyukai orang orang sombong dan membangga-banggakan diri." (Luqman:18) " Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lembutkanlah suaramu.Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."- ( Luqman:19)
Apabila sifat sombong itu bersarang dalam jiwa orang yang berkuasa, maka akan timbullah perbuatan yang kejam terhadap masyarakat atau rakyatnya, Segala puji hanya milik Allah ‘Azza wa Jalla. Sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi was sallam kepada istri-istri beliau dan seluruh sahabatnya Ridwanullah alaihim ajma’in.
Sombong merupakan sifat yang amat tercela dalam islam. Bahkan iblislah yang menunjukkan sikap ini pertama kali di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآَدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِي “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah (sujud dalam rangka penghormatan dan pemuliaan)[1]kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Namun ia enggan dan sombong. Dia termasuk golongan orang-orang yang kafir”. (QS. Al Baqoroh [2] : 34).
Allah melarang kaum muslimin berlaku sombong, karena perbuatan ini akan mengakibatkan hal-hal yang telah tersebut dalam firman Allah berikut ini : “Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya; maka itulah tempat kediaman mereka yang tiada didiami (lagi) sesudah mereka, kecuali sebagian kecil. Dan Kami adalah pewarisnya”. (QS. 28 : 58).
Penjelasan ayat tadi mengatakan bahwa Allah menghukum orang-orang yang berlaku sombong suatu siksaan yang merusak mereka, tidak patut lagi dihuni, kecuali hanya beberapa saat yang digunakan oleh para mufasir sebagai tempat singgah. Setelah itu, tak ada seorangpun yang mau mendiami atau memilikinya, karena semuanya adalah menjadi milik Allah. Gejala - gejala orang yang sombong ialah : mengingkari nikmat, terlalu mewah, terlalu berlebih-lebihan, takabur dan menimbulkan kerusakan di bumi.
e. Dzalim
Peran kedzaliman dalam menghancurkan masyarakat, meruntuhkan perilaku dan mengganggu keamanan sosial, tak dapat dibantah. Bahkan orang-orang tak berguna pun tak dapat menyangkalnya. Penindasan menyebabkan perpecahan dan musnahnya hubungan masyarakat. Dengan berperilaku jahat dan sombong, para penguasa menutup halaman sejarah pemerintahan mereka yang kuat menghancurkan peradabannya.
Sesungguhnya orang-orang yang menganut paham bahwa kehidupan hanyalah perjuangan dari hari ke hari untuk mempertahankan hidup, terus berusaha menghancurkan yang lemah dengan dengan merampas hak-hak mereka, sambil berharap bahwa perbuatan demikian akan memperkuat kekuasaan mereka dan melindungi kedudukan mereka.
Siapa saja, dalam jabatan apapun, yang dengan sengaja atau tak sengaja berusaha memeras kehidupan orang lain untuk kepentingan diri sendiri, atau berusaha melampaui batas-batas hokum akal atau peraturan, dapat digolongkan sebagai penindas.
Factor yang mempengaruhi dzalim:
- Karena kekuasaan
Tingginya kekuasaan terkadang mengakibatkan hati menjadi kotor dan berperilaku dzalim.
- Karena rendahnya iman
Bagaimana cara mengatasinya:
Senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas rahmat dan rizki yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita. Memperkuat iman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
f. Marah
Al-jurjani (2001) menjelaskan marah adalah perbuatan yang terjadi pada waktu mendidihnyadarah didalam hati untuk memperoleh kepuasan apa yang terdapat didalam dada. Sedangkan Imam nawawi mendefinisikan marah dari perspektif ilmu tassawuf, sebagai tekanan nafsu dari hati yang menalirkan darahpada bagian wajahyang menimbulkan kebencian pada diri seseorang.
Chaplin (1998) dalam dictionary of psychology, bahwa marah adalah reaksi emosional akut yang timbul kareana sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancman, agresi lahiriyah, pengekangandiri, serangan lisan, kekecewaan, atau frustasi dan dicirikan kuat oleh reaksi pada sistem otomik, khususnya oleh reaksi darurat pada bagian simpatetik, dan secara emplisit disebabkan oleh reaksi seragam, baik baik yang bersifat somatis atau jasmaniyah maupun yang verbal atau lisan.
Marah adalah suatu kondisi psikologis (kejiwaan) yang membuat lahiriah badan dan bathin tidak normal. Ia terjadi dari sebab-sebab tertentu dan memiliki implikasi yang amat berbahaya. Dalam menyikapinya pun, masing-masing orang berbeda-beda. Bila dilihat dari klasifikasinya, marah terbagi menjadi beberapa macam:
Terpuji:
yaitu marah yang diekspresikan karena Allah Ta’ala. Indikasinya; Apabila seorang muslim melihat suatu larangan Allah dilanggar, maka dia menjadi marah semata-mata karena semangat membela Dien-Nya. Orang yang melakukan tindakan seperti ini akan mendapatkan pahala dari Allah, karena Allah berfirman: “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Rabbnya…”. (Q.S. 22/al-Hajj: 30). Tentunya, karena dia melakukan hal itu dalam rangka “nahi munkar”, maka perlu pula baginya untuk mempertimbangkan tingkatan dalam hal itu.
Tercela:
Yaitu marah yang dilarang oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam seperti seorang yang marah karena membela kebathilan dirinya dan membangga-banggakannya. Orang yang melakukan hal ini akan diganjar dosa yang setimpal oleh Allah. .
g. Serakah
keserakahan itu adalah sikap anti kebersamaan. Orang yang serakah adalah orang yang memiliki motiv pribadi, efeknya adalah mereka suka menindas , melecehkan dan menzhalimi saudara dengan alasan kepemilikan. Tentu seorang yang telah memenuhi prosedur hukum sekalipun tidak terlepas dari sifat ini. Seorang yang serakah adalah seorang yang merasionalkan kerakusan dengan menindas orang lain. Mereka adalah seorang yang tidak memiliki rasa belas kasihan dan toleransi, prinsip mereka adalah , “ yang penting tidak melanggar hukum ( Syariat) , menyakiti siapapun boleh,”
Serakah dalam islam adalah sifat mengambil barang yang bukan haknya, sehingga menyebabkan orang lain menderita. Islam menganjurkan agar manusia tidak serakah dan mengambil hak orang lain dengan paksa. Serakah akan berakhir bila manusia sudah masuk dalam liang kubur.
Sifat dan karakteristik orang yang serakah adalah :
- Perbudakan hawa nafsu
Hanya mementingkan jasmani dan badani, menganggap hasrat dan keinginan hawa nafsu dan duniawi sebagai Tuhannya.
- Munafik (infaq)
Memuji manusia setinggi langit, menyanjung yang ada dihadapannnya, kemudian melecehkan dibelakangannya.
- Bermegah- megahan dan suka pamer
- Mengklaim ketuhanan (ululyihah)
- Kikir dan tamak
Cara mengatasinya dengan pengekangan diri dan hidup sederhana, memilih kesalehan dan cinta pada Allah SWT dalam kalbu,
Pertama: Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ ، إِنْ أُعْطِىَ رَضِىَ ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ »
“Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba pakaian dan hamba mode. Jika diberi, ia ridho. Namun jika tidak diberi, ia pun tidak ridho”. (HR. Bukhari no. 6435)
Kedua: Dari Ibnu ‘Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6436)
Ketiga:
Dari Ibnu ‘Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ مِثْلَ وَادٍ مَالاً لأَحَبَّ أَنَّ لَهُ إِلَيْهِ مِثْلَهُ ، وَلاَ يَمْلأُ عَيْنَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Seandainya manusia memiliki lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan harta yang banyak semisal itu pula. Mata manusia barulah penuh jika diisi dengan tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6437)
Keempat:
Ibnu Az Zubair pernah berkhutbah di Makkah, lalu ia mengatakan,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَقُولُ « لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ، وَلَوْ أُعْطِىَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ »
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya manusia diberi lembah penuh dengan emas, maka ia masih menginginkan lembah yang kedua semisal itu. Jika diberi lembah kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga. Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6438)
Dari Anas, dari Ubay, beliau mengatakan, “Kami kira perkataan di atas adalah bagian dari Al Qur’an, hingga Allah pun menurunkan ayat,
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
“Bermegah-megahan dengan harta telah mencelakakan kalian.” (QS. At Takatsur: 1). (HR. Bukhari no. 6440) Bukhari membawakan hadits di atas dalam Bab “Menjaga diri dari fitnah (cobaan) harta.”
Beberapa faedah dari hadits-hadits di atas:
Pertama: Manusia begitu tamak dalam memperbanyak harta. Manusia tidak pernah merasa puas dan merasa cukup dengan apa yang ada.
Kedua: Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah”, maksudnya: Tatkala manusia mati, perutnya ketika dalam kubur akan dipenuhi dengan tanah. Perutnya akan merasa cukup dengan tanah tersebut hingga ia pun kelak akan menjadi serbuk. (Syarh Ibnu Batthol)
Ketiga: Hadits ini adalah celaan bagi orang yang terlalu tamak dengan dunia dan tujuannya hanya ingin memperbanyak harta. Oleh karenanya, para ulama begitu qona’ah dan selalu merasa cukup dengan harta yang mereka peroleh. (Syarh Ibnu Batthol)
Keempat: Hadits ini adalah anjuran untuk zuhud pada dunia. Yang namanya zuhud pada dunia adalah meninggalkan segala sesuatu yang melalaikan dari Allah. (Keterangan Ibnu Rajab dalam Jaami’ul Ulum wal Hikam)
Kelima: Manusia akan diberi cobaan melalui harta. Ada yang bersyukur dengan yang diberi. Ada pula yang tidak pernah merasa puas
III. Pembentukan / Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
1. Sifat seseorang yang tidak memfokuskan niat ibadah (ikhlas) hanya semata-mata karena Allah SWT
2. Kurang Membiasakan diri membaca basmallah sebelum memulai pekerjaan
3. Kurang Membiasakan menjaga lisan saat bekerja
4. Mudah tergiur atau terpengaruh dengan kemewahan orang lain
5. Tidak terbiasa untuk saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran dalam beribadah
6. Tidak terbiasa untuk bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat-Nya
7. Kesenangan manusia yang membuka aib atau cacat orang lain
8. Kurangnya rasa solidaritas dalam menumbuhkan rasa persaudaraan, kasih sayang, dan persaudaraan kepada antarsesama
9. Tidak menyadari bahwa setiap perbuatan mempunyai sebab akibat sesuai dengan sunnatullah
10. Manusia yang tidak pandai dalam Meluruskan / memahami ketauhidan
11. Membenci nikmat atau anugerah Allah SWT yang diberikan kepada orang lain.
12. Tidak rela menerima pembagian karunia Allah SWT atas dirinya.
13. Pelit terhadap pemberian Allah SWT, kalau bisa semua anugerah Allah dan kebajikan jatuh pada dirinya sendiri, tak perlu orang lain. Kalaupun orang lain memperolehnya diharapkan di bawah derajat dirinya.
14. Mengikuti pengaruh Ibnlis/syetan yang sebetulnya sangat merugikan dan menghinakan dirinya sendiri
IV. Cara Mengatasi Penyakit Hati
Ada beberapa cara mengatasi penyakit hati:
Pertama, dzikrullah. Yaitu memperbanyak dzikir kepada Allah. Dalam ayat suci al-Qur’an, Allah menandaskan bahwa kalau seseorang banyak berdzikir, maka akan tenanglah hati seseorang. Dzikir itu sendiri dapat dibaca dalam segala situasi, yaitu ketika berdiri, duduk, dan terlentang. Adapun dzikir-dzikir yang bisa dijadikan contoh adalah Subhanallah, wa Alhamdulillah. La Ilaha Illallah, Allahu Akbar, La haula wa la quwwata illah billah.
Kedua, tilawatil qur’an. Dengan memperbanyak al-Qur’an, kita memperbanyak pahala. Pahala bagaikan air yang dapat menghapus kotoran atau penyakit yang ada dalam diri seseorang.
Ketiga, istighfar. Istighfar adalah salah satu bentuk pertaubatan. Pada dasarnya, kalau seseorang beristighfar, seseorang menilai dirinya dalam keadaan bermasalah atau dalam keadaan salah.
Keempat, doa. Doa melambangkan adanya harapan (hope) dalam diri seseorang. Dalam Islam diterangkan bahwa kalau seseorang berdoa, dia menyadari bahwa ada sesuatu yang sangat diharapkan. Kelima, shalawat nabi. Keenam, qiyamul lail. Yaitu, terbangun di waktu malam untuk mendekatkan diri kepada Allah Azza wa jalla. (H. Fuad Nashori).
Rabu, 15 Agustus 2012
Hari Kemenangan
IDUL FITRI HARI KEMENANGAN
Mengapa Idul Fitri disebut-sebut sebagai ‘Hari Kemenangan’ ? Jawaban atas pertanyaan ini bias ditelusuri melalui 2 (dua) pengertian berikut ini :
Pertama, dari kata idul fithri itu sendiri yang berarti kembali ke fitrah, yakni ‘asal kejadian’, atau ‘kesucian’, atau ‘agama yang benar’. Maka setiap orang yang merayakan idul fitri dianggap sebagai cara seseorang untuk kembali kepada ajaran yang benar, sehingga dia bisa memperoleh kemenangan.
Kedua, dari kata ‘minal ‘aidin wal faizin’ yang berarti ‘semoga kita termasuk orang-orang yang kembali memperoleh kemenangan’ . Karena menurut para ahli, kata al-faizin diambil dari kata fawz, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an, yang berarti ‘keburuntungan’ atau ‘kemenangan’.
Menurut Quraish Shihab, bila kata fawz dirujukkan kepada Al-Qur’an, ditemukan bahwa hampir seluruh kata itu kecuali Al-Qur’an surat An-Nisa : 73 mengandung makna ‘pengampunan dan keridhaan Allah serta kebahagiaan surgawi’. Kalau begitu, maka bisa dipahami bahwa kata ‘minal ‘aidin wal faizin’ sesungguhnya bermakna do’a, yakni ‘semoga kita termasuk orang-orang yang memperoleh ampunan dan ridha Allah SWT sehingga kita bisa mendapatkan kenikmatan surga-Nya’.
Makna lain dari kata idul fitri sebagai hari kemenangan adalah karena pada hari itu seluruh kaum muslimin dan muslimat baru saja menuntaskan kewajiban agamanya yang paling berat yaitu menahan hawa nafsu melalui ibadah Ramadhan. Karena itu, barangsiapa mampu menuntaskan ibadah Ramadhan itu selama sebulan penuh, tentu dia akhirnya keluar sebagai pemenang dalam ujian kesabarannya itu. Bukankah di bulan puasa segenap umat Islam diuji kesabarannya dalam menahan diri dari godaan hawa nafsu, baik nafsu syahwat maupun nafsu makan dan minum di siang hari ? Itulah sebabnya, usai kita melakukan ibadah puasa, lalu diakhiri dengan perayaan idul fitri, adalah tidak lain dari upaya merayakan kemenangan jiwa kita sendiri.
Cobalah rasakan pada saat bulan puasa tetapi kita tidak berpuasa, lantas tibalah saatnya hari Raya Idul Fitri, apa kira-kira yang harus kita sambut ? Tidak ada. Sebab, orang yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan, maka pada saat tiba idul fitri, dia akan menyambut hari kemenangan itu dengan sikap dingin, hambar, hampa, seolah tidak terjadi apa-apa. Sementara orang yang berpuasa, apalagi sampai sebulan penuh, pasti merayakannya dengan penuh kenikmatan. Inilah kemudian bisa dipahami bahwa mengapa Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa orang yang merayakan idul fitri itu seolah dia memperoleh ampunan dan ridha Allah sehingga dia bisa mendapatkan kenikmatan surgawi.
Menurut saya, kenikmatan surgawi tidaklah semata-mata dalam pengertian material, yaitu surga yang dijanjikan oleh Allah di yaumil akhir nanti, tetapi juga bermakna spiritual, yaitu berupa konsep tentang kebahagiaan dan kenikmatan hidup yang diperoleh manusia setelah dia mampu menuntaskan suatu pekerjaan berat yang dibebankan kepadanya. Dan kenikmatan spiritual itu bisa diperolehnya di dunia. Bukankah kenikmatan hidup itu terasa kian besar manakala kita mampu keluar dari kesulitan hidup dengan selamat ?
Seolah-olah kita dihadapkan pada sebuah kesulitan besar laksana keluar dari lubang jarum kemudian masuk ke lapangan terbuka, sehingga kita bisa menikmati udara segar dan hawa sejuk. Tiada lagi kepengapan dan kepenatan yang mengepung jiwa kita.
Sesungguhnya metafora ‘lapangan terbuka’ akan mampu memberikan kepada kita kenikmatan hidup yang membahagiakan. Itulah yang disebut-sebut sebagai kemampuan manusia untuk memperoleh kemenangan sejati dalam ber’idul fitri. Seolah di Hari Fitri semua persoalan yang mengganjal kehidupan, terselesaikan. Apakah kamu tidak ingin Alah memaafkan kamu ? Allah adalah Maha Pemaaf lagi Maha Penyayang (Al-Qur’an, An-Nur : 22). Mudah-mudahan di Hari Raya Idul Fitri ini, kita pun kembali termasuk orang-orang yang kembali memperoleh keridhaan Allah dan menikmati keindahan surga-Nya, sebagai bukti bahwa kita ‘menang’ dalam mengatasi segala ujian-Nya. Wallahua’lam.
Inilah hakikat Idul Fitri yang mengisyaratkan adanya upaya manusia untuk kembali kepangkuan Tuhannya, atau kembali ke asal usul yang menciptakan manusia, yaitu Allah SWT itu sendiri. Kembali ke Tuhan dalam keadaan putih bersih setelah melakukan tawbatan nashuha.
Gerak upaya kembali ke asal adalah sebuah jargon yang mengindikasikan adanya ikhtiar sadar manusia untuk melakukan penyegaran moral tatkala manusia hendak melakukan transformasi social kehidupannya. Karena, setiap gerak ke depan ia selalu membutuhkan langkah kembali ke belakang, agar gerak ke depan bias memiliki daya jangkau yang lebih jauh dan panjang. Tanpa gerak kembali ke belakang besar kemungkinan lompatan ke depan tidak memiliki daya tumpu yang kuat, sehingga jangkauan yang tercapaikan pun akan sangat dekat dan pendek.
Ilustrasi ini menggambarkan, bahwa setiap gerak maju betapapun hebatnya selalu membutuhkan langkah mundur sebagai proses persiapan, ancang-ancang , bahkan penyegaran, agar dia dapat lebih leluasa menata kembali arus nafas sehingga mampu melesat ke depan secara lebih ringan.
‘Idul Fitri pun memiliki makna yang sama, yaitu sebagai langkah mundur untuk proses persiapan dalam menghadapi tantangan hidup yang mungkin jauh lebih hebat dan berat di masa-masa yang akan datang. Namun jauh lebih penting lagi adalah gerakan memacu meningkatkan moral sosial kita yang suci, murni, dan sejati itu, baik di mata manusia maupun di mata Allah SWT. Wassalam.
Dikutip dari buku : “Noktah Pengharapan Manusia”
Mengapa Idul Fitri disebut-sebut sebagai ‘Hari Kemenangan’ ? Jawaban atas pertanyaan ini bias ditelusuri melalui 2 (dua) pengertian berikut ini :
Pertama, dari kata idul fithri itu sendiri yang berarti kembali ke fitrah, yakni ‘asal kejadian’, atau ‘kesucian’, atau ‘agama yang benar’. Maka setiap orang yang merayakan idul fitri dianggap sebagai cara seseorang untuk kembali kepada ajaran yang benar, sehingga dia bisa memperoleh kemenangan.
Kedua, dari kata ‘minal ‘aidin wal faizin’ yang berarti ‘semoga kita termasuk orang-orang yang kembali memperoleh kemenangan’ . Karena menurut para ahli, kata al-faizin diambil dari kata fawz, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an, yang berarti ‘keburuntungan’ atau ‘kemenangan’.
Menurut Quraish Shihab, bila kata fawz dirujukkan kepada Al-Qur’an, ditemukan bahwa hampir seluruh kata itu kecuali Al-Qur’an surat An-Nisa : 73 mengandung makna ‘pengampunan dan keridhaan Allah serta kebahagiaan surgawi’. Kalau begitu, maka bisa dipahami bahwa kata ‘minal ‘aidin wal faizin’ sesungguhnya bermakna do’a, yakni ‘semoga kita termasuk orang-orang yang memperoleh ampunan dan ridha Allah SWT sehingga kita bisa mendapatkan kenikmatan surga-Nya’.
Makna lain dari kata idul fitri sebagai hari kemenangan adalah karena pada hari itu seluruh kaum muslimin dan muslimat baru saja menuntaskan kewajiban agamanya yang paling berat yaitu menahan hawa nafsu melalui ibadah Ramadhan. Karena itu, barangsiapa mampu menuntaskan ibadah Ramadhan itu selama sebulan penuh, tentu dia akhirnya keluar sebagai pemenang dalam ujian kesabarannya itu. Bukankah di bulan puasa segenap umat Islam diuji kesabarannya dalam menahan diri dari godaan hawa nafsu, baik nafsu syahwat maupun nafsu makan dan minum di siang hari ? Itulah sebabnya, usai kita melakukan ibadah puasa, lalu diakhiri dengan perayaan idul fitri, adalah tidak lain dari upaya merayakan kemenangan jiwa kita sendiri.
Cobalah rasakan pada saat bulan puasa tetapi kita tidak berpuasa, lantas tibalah saatnya hari Raya Idul Fitri, apa kira-kira yang harus kita sambut ? Tidak ada. Sebab, orang yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan, maka pada saat tiba idul fitri, dia akan menyambut hari kemenangan itu dengan sikap dingin, hambar, hampa, seolah tidak terjadi apa-apa. Sementara orang yang berpuasa, apalagi sampai sebulan penuh, pasti merayakannya dengan penuh kenikmatan. Inilah kemudian bisa dipahami bahwa mengapa Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa orang yang merayakan idul fitri itu seolah dia memperoleh ampunan dan ridha Allah sehingga dia bisa mendapatkan kenikmatan surgawi.
Menurut saya, kenikmatan surgawi tidaklah semata-mata dalam pengertian material, yaitu surga yang dijanjikan oleh Allah di yaumil akhir nanti, tetapi juga bermakna spiritual, yaitu berupa konsep tentang kebahagiaan dan kenikmatan hidup yang diperoleh manusia setelah dia mampu menuntaskan suatu pekerjaan berat yang dibebankan kepadanya. Dan kenikmatan spiritual itu bisa diperolehnya di dunia. Bukankah kenikmatan hidup itu terasa kian besar manakala kita mampu keluar dari kesulitan hidup dengan selamat ?
Seolah-olah kita dihadapkan pada sebuah kesulitan besar laksana keluar dari lubang jarum kemudian masuk ke lapangan terbuka, sehingga kita bisa menikmati udara segar dan hawa sejuk. Tiada lagi kepengapan dan kepenatan yang mengepung jiwa kita.
Sesungguhnya metafora ‘lapangan terbuka’ akan mampu memberikan kepada kita kenikmatan hidup yang membahagiakan. Itulah yang disebut-sebut sebagai kemampuan manusia untuk memperoleh kemenangan sejati dalam ber’idul fitri. Seolah di Hari Fitri semua persoalan yang mengganjal kehidupan, terselesaikan. Apakah kamu tidak ingin Alah memaafkan kamu ? Allah adalah Maha Pemaaf lagi Maha Penyayang (Al-Qur’an, An-Nur : 22). Mudah-mudahan di Hari Raya Idul Fitri ini, kita pun kembali termasuk orang-orang yang kembali memperoleh keridhaan Allah dan menikmati keindahan surga-Nya, sebagai bukti bahwa kita ‘menang’ dalam mengatasi segala ujian-Nya. Wallahua’lam.
Inilah hakikat Idul Fitri yang mengisyaratkan adanya upaya manusia untuk kembali kepangkuan Tuhannya, atau kembali ke asal usul yang menciptakan manusia, yaitu Allah SWT itu sendiri. Kembali ke Tuhan dalam keadaan putih bersih setelah melakukan tawbatan nashuha.
Gerak upaya kembali ke asal adalah sebuah jargon yang mengindikasikan adanya ikhtiar sadar manusia untuk melakukan penyegaran moral tatkala manusia hendak melakukan transformasi social kehidupannya. Karena, setiap gerak ke depan ia selalu membutuhkan langkah kembali ke belakang, agar gerak ke depan bias memiliki daya jangkau yang lebih jauh dan panjang. Tanpa gerak kembali ke belakang besar kemungkinan lompatan ke depan tidak memiliki daya tumpu yang kuat, sehingga jangkauan yang tercapaikan pun akan sangat dekat dan pendek.
Ilustrasi ini menggambarkan, bahwa setiap gerak maju betapapun hebatnya selalu membutuhkan langkah mundur sebagai proses persiapan, ancang-ancang , bahkan penyegaran, agar dia dapat lebih leluasa menata kembali arus nafas sehingga mampu melesat ke depan secara lebih ringan.
‘Idul Fitri pun memiliki makna yang sama, yaitu sebagai langkah mundur untuk proses persiapan dalam menghadapi tantangan hidup yang mungkin jauh lebih hebat dan berat di masa-masa yang akan datang. Namun jauh lebih penting lagi adalah gerakan memacu meningkatkan moral sosial kita yang suci, murni, dan sejati itu, baik di mata manusia maupun di mata Allah SWT. Wassalam.
Dikutip dari buku : “Noktah Pengharapan Manusia”
CERPEN : Sajadah dan Al-Quran buat Bapak
CERITA PENDEK
“SAJADAH DAN AL-QUR’AN BUAT BAPAK”
(Dibuat Untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Kader IMM Berupa Cerita Pendek “CERPEN” Bidang Keilmuan Pimpinan Cabang Djazman al-Kindi Kota Yogyakarta)
Disusun Oleh:
Muhammad Erwan Syah 09013082
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2010
“SAJADAH DAN AL-QUR’AN BUAT BAPAK”
Bapak sakit,Rif....
Itulah kalimat pertama yang dibaca Arif dalam surat yang diterimanya dari ibunya tadi siang. Kalau itu, Arif baru pulang sekolah dan paman yang memberitahunya kalau ada surat yang datang dari desa untuknya. Surat yang memberitahukan kalau bapak sedang sakit keras. Dan ibu memintanya untuk segera pulang sebab kata ibu kondisi bapak amatlah buruk. Bisa jadi, inilah kali terakhir ia akan melihat bapak,
Arif duduk sambil melipat lengan diatas meja belajar. Pandangannya lurus menatap poster mata pelajaran yang ditempelnya didinding kamar. Tapi pikirannya mengembara kemana mana.
Bayangan delapan tahun yang lalu berkelebat....
“Anak durhaka”bapak marah besar sambil melemparkan botol minuman keras yang sudah kosong ditangannya kearah kepala Arif. Tapi Arif sigap menunduk sehingga botol itu pecah jadi berkeping-keping karena menabrak dinding. Melihat itu kemarahan bapak justru semakin menjadi-jadi. Bapak menyambar botol lain siap untuk menghantamkannya langsung kekepala Arif.
Arif memegangi kepalanya sambil memejamkan kedua matanya rapat-rapat. Ia sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi. Rasanya ia sudah dapat merasakan hantaman botol itu dikulit kepalanya, lalu pecahan-pecahan kaca yang menghunjam dalam disana, dan tetesan-tetesan darah segar yang mengucur membasahi keningnya.
“jangaaaan,Paaak...! Kumohon,jangaaan...!
Tiba-tiba ibu datang lalu mendekap bapak erat-erat dari belakang. Tangis ibu terdengar begitu mengiba-iba,membuat Arif pelan-pelan jadi berani membuka kedua matanya. Ia berharap bapak akan luluh mendengar tangis ibu. Tapi,bukannya mereda kemarahan bapak justru menjadi-jadi. Bapak tampak semakin beringas. Ia bertambah kalap. Seperti kesetanan bapak berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan tangan ibu.
“Pergi kau,Rohamah...! Akan kubunuh anak durhaka ini!” teriak bapak sambil menggeliat kesana-kesini .
“Pak,jangan! Dia anak kita. Pak,Anak yang kita tunngu-tunggu kelahirannya selama tujuh tahun lebih! Masa bapak tega! Sekarang bapak justru mau melukainya?!. Ibu masih berusaha menahan kemarahannya bapak.
“Tidak!!!... Anak itu bukan anakku lagi! Dia telah durhaka! Aku bukan cuma sekedar melukainya,Rohamah,tapi aku ingin membunuhnya! Bapak benar-benar kalap. Kali ini bapak berusaha mendorong tubuh ibu menjauh darinya. Tapi karena ibu juga begitu gigih mengaitkan kedua lengannya ketubuh bapak akhirnya kemarahan bapak berbalik kepada wanita.
Arif cuma bisa menatap dengan mata terbelalak,ketika bapak memukulkan botol ditangannya berkali-kali kekepala dan sekujur tubuh ibu. Ibu menangis dan menjerit kesakitan,sebelum akhirnya tubuh wanita yang telah melahirkan Arif jatuh bersimbah darah kelantai. Dan setelah itu bapak pergi meninggalkan ibu yang luka parah dan Arif yang hanya bisa menangis tergugu disudut ruangan. Ia menangisi dirinya yang lemah. Peristiwa tadi adalah puncak kemarahan bapak. Kali ini tidak hanya Arif yang jadi sasaran kemarahan bapak tapi ibupun ikut jadi korban yang akhirnya ibupun jatuh sakit.
Beberapa hari kemudian kondisi ibu membaik. Bapak tampaknya menyesal juga karena telah melukai ibu. Meskipun tidak pernah meminta maaf. Arif dapat melihat penyesalan pada wajah bapak. Bapak jadi lebih banyak diam kalau sedang ada dirumah. Tapi kebiasaan bapak minum minuman keras belum juga berubah. Dan itulah yang ditakutkan Arif. Bapak sering tidak sadar dengan apapun yang dilakukannya kalau sedang mabuk akibat pengaruh minuman keras. Sering kalau sudah teler berat bapak akan berlaku sangat kasar terhadap Arif. Memukul,menempeleng hingga membenturkan kepalanya ketembok,kerap dilakukan bapak. Meski Arif kadang tidak melakukan kesalahan apapun yang dapat memancing kesalahan bapak.
“Rif..!seseorang menepuk pundak Arif membuatnya tersentak. Arif menoleh, Ah Feri. Bikin kaget saja! Ada apa Rif? Kulihat sepertinya kamu sedang ada masalah. Feri duduk disamping Arif. Saat itu sedang jam istirahat. Mereka duduk dipojok kantin yang agak sepi. Feri menatap dengan pandangan menunggu. Tidak biasanya,sahabatnya itu bersikap tidak terbuka terhadapnya. Jadi,tentu saja ada masalah besar yang sedang membebani pikiran Arif. Apapun itu,kalau Arif memang tidak ingin menceritakannya,Feri pun maklum. Arif pun menatap kepergian sahabatnya itu dengan dengan perasaan yang bersalah. Sebenarnya tidak enak juga ia menyembunyikan masalahnya ini dari Feri. Tentang surat ibu dan tentang bapaknya yang ada didesa karena Arif sekarang tinggal bersama pamannya. Ari merasa malu kalau Feri sampai tahu ia memiliki seorang bapak yang berkelakuan buruk. Yaitu suka mabuk-mabukan dan sering memukuli anaknya sendiri.
Selama tiga tahun terakhir ini,bapakmu banyak berubah,Rif. Tidak ada satu botol minuman keras lagi yang disentuhnya. Bapakmu benar-benar mau tobat. Mungkin karena penyakit yang dideritanya,yang menyebabkan bapakmu mulai sadar. Pulanglah, Nak. Insya Allah,kau akan melihat sendiri keadaan bapak dan kondisi bapak sekarang telah banyak berubah sejak terkena kanker itu. Bapak mulai berubah mengingat kematian dan semakin mendekatkan diri kepada Allah. Bapak uga sudah mau belajar sholat dan membaca Al-Qur’an. Meski bacaan sholatnya belum lancar dan benar,namun alhamdulillah,sholat lima waktu tidak pernah ditinggalkannya lagi. Meski terkadang tidak mampu bangun dari tempat tidur,tapi bapak tetap melaksanakan sholat dengan berbaring.
Akan tetapi Arif tidak mempedulikan surat yang dikirim oleh ibunya dari desa. Arif melangkah keluar dari pintu gerbang penjara dengan langkah-langkah gontai. Selama bertahun-tahun tinggal bersama pamannya. Memang baru kali inilah ia datang berkunjung ketempat kerja pamannya itu. Tempat yang penuh dengan orang-orang yang sedang menjalani hukuman dari berbagai macam kesalahan yang telah mereka lakukan. Ada yang karena membunuh, merampok, dan memperkosa. Hanya saja kadar kesalahan setiap orang berbeda-beda. Tergantung tingkat keimanan masing-masing. Bagi orang yang baik tingkat berbuatan salahnya hanya sebatas melakukan dosa kecil yang tidak di sengaja. Beda dengan para penjahat yang memang sengaja dan senang berbuat maksiat. Seperti bapaknya dulu.
Orang yang terbaik adalah yang segera ingat dan cepat memohon ampun kepada Allah, begitu dia sadar dari kesalahannya. Arif menyeka peluh yang menetes di dahinya. Bayangan bapak melintas. Bapak yang kini terbaring sakit, bahkan mungkin saat ini beliau sedang menunggu detik-detik ajalnya datang menjemput. Begitu sulitkah baginya memaafkan bapak ? bahkan setelah kedatangan surat dari ibu dan nasehat dari paman terhadapnya.
“Maafkanlah bapakmu, Insya Allah, begitu kau melakukannya kau akan mendapati hatimu terasa begitu lapang dan bercahaya. Pean dari paman beberapa saat yang lalu, sebelum ia pamit keluar dari penjara.”
Feri datang menemui Arif, tiba-tiba Feri juga menatap kearah Arif dia langsung tersenyum cerah. Sambil melambaikan tangan dihampirinya Arif. Akhirnya Feri bercerita kalau sudah bukan sekali ini saja bapakku masuk penjara, yang pertama dulu ketahuan merampok toko emas, yang kedua sewaktu melakukan transaksi jual beli narkoba. Arif masih menatapnya dengan mulut ternganga. Maaf Rif aku tidak pernah cerita soal ini padamu. Kamu tentu tidak menyangka kalau bapakku seperti itu, bukan ? dia tersenyum pahit.
Arif masih menatapnya dengan mulut ternganga, hhh’’ tapi beliau tetap bapakku, Feri mendesah. Bagaimana pun aku tetap menginginkan kebaikan untuknya. Sampai sekarang, bapak tetap menolak setiap kali diajak tobat. Tapi aku tidak boleh putus asa. Aku tetap tidak lupa mendo’akan bapak setiap usai sholat. Akhirnya Arif menatap sahabatnya itu dan memaksakan dirinya tersenyum. Beberapa hari yang lalu aku menerima surat dari ibu. Bapak sedang sakit keras. Aku mau pulang ke kampung. Arif terdiam cukup lama.
Feri mengangguk-angguk sambil tersenyum. Mudah-mudahan bapakmu cepat sembuh, ujarnya tulus. Ya kuharap juga begitu, sahut Arif dengan suara lirih.
Arif menginjakkan kakinya didepan pintu pagar kayu yang sudah usang. Pandangannya tertumbu pada sebuah rumah sederhana yang terbuat dari kayu. Yang berada ditengah-tengah halaman rumahnya. Rumah yang sudah delapan tahun ditinggalkannya. Akhirnya hari ini takdir telah mengantarkannya kembali kerumah itu.
“Assalamu’alaikum....”ucap Arif sambil melangkah masuk. Dilihatnya ibunya sedang menyuapi bapak makan didalam kamar. Kedua orangtuanya tampak terkejut melihat kedatangannya. Ibu bahkan berlari dan memeluk Arif sambil menangis tersedu-sedu. Arif akhirnya kamu pulang,Nak...tangis ibu penuh haru. Ya,bu. Maafkan Arif karena terlambat memenuhi panggilan ibu. Arif mencium tangan ibunya. Lalu dia melangkah,menghampiri bapak. Ah,bapak tampak sangat berbeda dari saat terakhir dilihatnya dulu. Kini tampak jauh lebih tua dan kurus.
Bibir bapak tampak bergetar saat beliau berusaha duduk dan menggapai Arif. Arif segera berlari dan menubruk bapaknya. Anak dan bapak itu menangis bersama. Tidak ada kata yang perlu diucapkan sebab pandangan mata dan tangisan itu sudah cukup mewakili ribuan kata yang ingi diucapkan .
“Pak.... ini Arif bawakan oleh-oleh buat bapak...
Arif membuka bungkusan ditangannya. Dia sudah tidak sabar lagi ingin memperlihatkan benda yang dibelinya dari uang tabungannya. Yang dikumpulkan dengan susah payah untuk bapak. Sebuah “Sajadah dan Al-Qur’an”.
BIODATA
MHD. ERWAN SYAH
Maguwo Banguntapan Bantul
No.121 Rt.17A Rw.28
Yogyakara 55198
No.Hp : 085643046930
Email : erwansyach@yahoo.co.id
Nama Lengkap : Muhammad Erwan Syah
Nama Panggilan : Erwan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat&Tanggal Lahir : Bantul,14 Maret 1990
Alamat Asal : Maguwo Banguntapan Bantul Rt.17A Rw.28 No.121-Yogyakarta 55198
No.Tlp : (0274) 444391
No.Hp : 085643046930
NIM : 09013082
E-mail : erwansyach@yahoo.co.id
FB : Erwan Syach
Suku : Jawa
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Nikah
Tinggi&Berat Badan : 171cm-62kg
Golongan Darah : B
Hobi : Membaca,Renang
Cita-cita : Dosen
No.KTP :340212.140390.0001
Nama Ayah : Sarjono
Tempat&Tanggal Lahir : Bantul,07 Januari 1959
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Sri Ratmi Rahayu
Tempat&Tanggal Lahir : Bantul,10 Agustus 1963
Pekerjaan : Wiraswasta
Riwayat Pendidikan :
• TK.Pamardisiwi Bantul (1996-1997)
• Sekolah Dasar Sekarsuli II Bantul (1997-2002)
• MTs.Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta (2003-2005)
• MA.Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta (2006-2008)
• PT.Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta “S1.Psikologi”
(2009-Sekarang)
Pengalaman Organisasi :
• Pramuka,Anggota,2001-2002
• Tapak Suci,Anggota,2002-2003
• Hisbul Wathon,Anggota,2003-2004
• SINAR,Anggota,2004-2005
• Ikatan Remaja Muhammaiyah,Staff Departement Sosial,2005-206
• Student Medical Team,Sekretaris,2006-2007
• Tonti MA.Mu’allimin,Anggota,2006-2007
• Karya Ilmiah Remaja,Sekretaris,2006-2007
• Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah,Staff Bidang Keilmuan,2009-sekarang
• Pemuda Peduli HIV-AIDS,PSDMO,2009-sekarang
• Insigh Community,Anggota,2009-sekarang
• Angkatan Muda Islam “Maguwo”,Staff Departemen Syiar,2009-sekarang
• Ikatan Alumni Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta (IKMAMM_82),Anggota,2009-sekarang
• Keluarga Besar Abiturien Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah (KABAMMMA),Anggota,2009-sekarang
Prestasi :
• Juara I,Lomba Karya Tulis Ilmiah, Tingkat Nasional,2007
• Juara II,Lomba Puitisasi Al-Quran,Tingkat Kota Yogyakarta (POSPEDA) ,2005
• Juara II,Lomba Puisi,Milad SKM-80,2005
• Juara II,Lomba Puitisasi Al-Qur’an,Pekan Bahasa M3in,2006
• Juara II,Lomba Penulisan Cerita TK/SMP/SMA,Perkumpulan Saka Widya,2007
• Juara II,Lomba CCA,Milad UAD,2009
• Juara II,Lomba CCA,Milad IMM ,2009
• Juara III,Lomba Puisi,Festifal Ramadhan UIN,2005
• Juara III,Lomba Puisi,Pekan Bahasa M3in,2006
Pelatihan Soft Skill :
• Pelatihan Kesehatan I-III,Student Medical Team,2006
• Pelatihan Mujanib M3in,MA.Mu’allimin,2007
• Penataran Ustadz/Penelola TKA-TPA Tingkat Dasar,AMM,2009
• Pelatihan Kemampuan Membaca Al-Qur’an,LPSI-UAD,2009
• Program Pengenalan Kampus MABA,UAD,2009
• Pelatihan Program Kreativitas Mahasiswa,IC-UAD,2010
• Pelatihan Soft Skill ‘berpikir empatis’,UAD-DIKTI KEMDIKNAS,2010
Pelatihan Perkaderan Muhammadiyah:
• Taruna Melati I,Mts.Mu’allimin,2005
• Baitul Arqom,Mts.Mu’allimin,2005
• Taruna Melati II,MA.Mu’allimin,2006
• Darul Arqom,MA.Mu’allimin,2008
• Darul Arqom Dasar,IMM-UAD,2009
• Taruna Padi Melati,IPM-Banguntapan Utara,2010
Karya Tulis :
• Tahun 2005,Majalah SINAR
• Tahun 2006,Majalah SINAR
• Tahun 2007,KIR,”Usaha Meningkatkan Kualitas Buah Pisang Ambon”
• Tahun 2007,KIR,”Pengaruh Tingkat Kadar Keasaman Tanah dalam Pertumbuhan Tanaman Jagung”
• Tahun 2010,KIR-PKMM,”Usaha Kantin MANJUR (Mandiri dan Jujur) di Sekolah Dasar Negeri Kalasan Baru”
Pengalaman Pekerjaan :
• Staff Pengajar TKA-TPA Al-Muthi’in (2008-Sekarang)
• Staff Pengajar Bimbingan Belajar “Primajaya Smart” (2010-Sekarang)
Megetahui,
(Muhammad Erwan Syah)
NIM.09013082
“SAJADAH DAN AL-QUR’AN BUAT BAPAK”
(Dibuat Untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Kader IMM Berupa Cerita Pendek “CERPEN” Bidang Keilmuan Pimpinan Cabang Djazman al-Kindi Kota Yogyakarta)
Disusun Oleh:
Muhammad Erwan Syah 09013082
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2010
“SAJADAH DAN AL-QUR’AN BUAT BAPAK”
Bapak sakit,Rif....
Itulah kalimat pertama yang dibaca Arif dalam surat yang diterimanya dari ibunya tadi siang. Kalau itu, Arif baru pulang sekolah dan paman yang memberitahunya kalau ada surat yang datang dari desa untuknya. Surat yang memberitahukan kalau bapak sedang sakit keras. Dan ibu memintanya untuk segera pulang sebab kata ibu kondisi bapak amatlah buruk. Bisa jadi, inilah kali terakhir ia akan melihat bapak,
Arif duduk sambil melipat lengan diatas meja belajar. Pandangannya lurus menatap poster mata pelajaran yang ditempelnya didinding kamar. Tapi pikirannya mengembara kemana mana.
Bayangan delapan tahun yang lalu berkelebat....
“Anak durhaka”bapak marah besar sambil melemparkan botol minuman keras yang sudah kosong ditangannya kearah kepala Arif. Tapi Arif sigap menunduk sehingga botol itu pecah jadi berkeping-keping karena menabrak dinding. Melihat itu kemarahan bapak justru semakin menjadi-jadi. Bapak menyambar botol lain siap untuk menghantamkannya langsung kekepala Arif.
Arif memegangi kepalanya sambil memejamkan kedua matanya rapat-rapat. Ia sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi. Rasanya ia sudah dapat merasakan hantaman botol itu dikulit kepalanya, lalu pecahan-pecahan kaca yang menghunjam dalam disana, dan tetesan-tetesan darah segar yang mengucur membasahi keningnya.
“jangaaaan,Paaak...! Kumohon,jangaaan...!
Tiba-tiba ibu datang lalu mendekap bapak erat-erat dari belakang. Tangis ibu terdengar begitu mengiba-iba,membuat Arif pelan-pelan jadi berani membuka kedua matanya. Ia berharap bapak akan luluh mendengar tangis ibu. Tapi,bukannya mereda kemarahan bapak justru menjadi-jadi. Bapak tampak semakin beringas. Ia bertambah kalap. Seperti kesetanan bapak berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan tangan ibu.
“Pergi kau,Rohamah...! Akan kubunuh anak durhaka ini!” teriak bapak sambil menggeliat kesana-kesini .
“Pak,jangan! Dia anak kita. Pak,Anak yang kita tunngu-tunggu kelahirannya selama tujuh tahun lebih! Masa bapak tega! Sekarang bapak justru mau melukainya?!. Ibu masih berusaha menahan kemarahannya bapak.
“Tidak!!!... Anak itu bukan anakku lagi! Dia telah durhaka! Aku bukan cuma sekedar melukainya,Rohamah,tapi aku ingin membunuhnya! Bapak benar-benar kalap. Kali ini bapak berusaha mendorong tubuh ibu menjauh darinya. Tapi karena ibu juga begitu gigih mengaitkan kedua lengannya ketubuh bapak akhirnya kemarahan bapak berbalik kepada wanita.
Arif cuma bisa menatap dengan mata terbelalak,ketika bapak memukulkan botol ditangannya berkali-kali kekepala dan sekujur tubuh ibu. Ibu menangis dan menjerit kesakitan,sebelum akhirnya tubuh wanita yang telah melahirkan Arif jatuh bersimbah darah kelantai. Dan setelah itu bapak pergi meninggalkan ibu yang luka parah dan Arif yang hanya bisa menangis tergugu disudut ruangan. Ia menangisi dirinya yang lemah. Peristiwa tadi adalah puncak kemarahan bapak. Kali ini tidak hanya Arif yang jadi sasaran kemarahan bapak tapi ibupun ikut jadi korban yang akhirnya ibupun jatuh sakit.
Beberapa hari kemudian kondisi ibu membaik. Bapak tampaknya menyesal juga karena telah melukai ibu. Meskipun tidak pernah meminta maaf. Arif dapat melihat penyesalan pada wajah bapak. Bapak jadi lebih banyak diam kalau sedang ada dirumah. Tapi kebiasaan bapak minum minuman keras belum juga berubah. Dan itulah yang ditakutkan Arif. Bapak sering tidak sadar dengan apapun yang dilakukannya kalau sedang mabuk akibat pengaruh minuman keras. Sering kalau sudah teler berat bapak akan berlaku sangat kasar terhadap Arif. Memukul,menempeleng hingga membenturkan kepalanya ketembok,kerap dilakukan bapak. Meski Arif kadang tidak melakukan kesalahan apapun yang dapat memancing kesalahan bapak.
“Rif..!seseorang menepuk pundak Arif membuatnya tersentak. Arif menoleh, Ah Feri. Bikin kaget saja! Ada apa Rif? Kulihat sepertinya kamu sedang ada masalah. Feri duduk disamping Arif. Saat itu sedang jam istirahat. Mereka duduk dipojok kantin yang agak sepi. Feri menatap dengan pandangan menunggu. Tidak biasanya,sahabatnya itu bersikap tidak terbuka terhadapnya. Jadi,tentu saja ada masalah besar yang sedang membebani pikiran Arif. Apapun itu,kalau Arif memang tidak ingin menceritakannya,Feri pun maklum. Arif pun menatap kepergian sahabatnya itu dengan dengan perasaan yang bersalah. Sebenarnya tidak enak juga ia menyembunyikan masalahnya ini dari Feri. Tentang surat ibu dan tentang bapaknya yang ada didesa karena Arif sekarang tinggal bersama pamannya. Ari merasa malu kalau Feri sampai tahu ia memiliki seorang bapak yang berkelakuan buruk. Yaitu suka mabuk-mabukan dan sering memukuli anaknya sendiri.
Selama tiga tahun terakhir ini,bapakmu banyak berubah,Rif. Tidak ada satu botol minuman keras lagi yang disentuhnya. Bapakmu benar-benar mau tobat. Mungkin karena penyakit yang dideritanya,yang menyebabkan bapakmu mulai sadar. Pulanglah, Nak. Insya Allah,kau akan melihat sendiri keadaan bapak dan kondisi bapak sekarang telah banyak berubah sejak terkena kanker itu. Bapak mulai berubah mengingat kematian dan semakin mendekatkan diri kepada Allah. Bapak uga sudah mau belajar sholat dan membaca Al-Qur’an. Meski bacaan sholatnya belum lancar dan benar,namun alhamdulillah,sholat lima waktu tidak pernah ditinggalkannya lagi. Meski terkadang tidak mampu bangun dari tempat tidur,tapi bapak tetap melaksanakan sholat dengan berbaring.
Akan tetapi Arif tidak mempedulikan surat yang dikirim oleh ibunya dari desa. Arif melangkah keluar dari pintu gerbang penjara dengan langkah-langkah gontai. Selama bertahun-tahun tinggal bersama pamannya. Memang baru kali inilah ia datang berkunjung ketempat kerja pamannya itu. Tempat yang penuh dengan orang-orang yang sedang menjalani hukuman dari berbagai macam kesalahan yang telah mereka lakukan. Ada yang karena membunuh, merampok, dan memperkosa. Hanya saja kadar kesalahan setiap orang berbeda-beda. Tergantung tingkat keimanan masing-masing. Bagi orang yang baik tingkat berbuatan salahnya hanya sebatas melakukan dosa kecil yang tidak di sengaja. Beda dengan para penjahat yang memang sengaja dan senang berbuat maksiat. Seperti bapaknya dulu.
Orang yang terbaik adalah yang segera ingat dan cepat memohon ampun kepada Allah, begitu dia sadar dari kesalahannya. Arif menyeka peluh yang menetes di dahinya. Bayangan bapak melintas. Bapak yang kini terbaring sakit, bahkan mungkin saat ini beliau sedang menunggu detik-detik ajalnya datang menjemput. Begitu sulitkah baginya memaafkan bapak ? bahkan setelah kedatangan surat dari ibu dan nasehat dari paman terhadapnya.
“Maafkanlah bapakmu, Insya Allah, begitu kau melakukannya kau akan mendapati hatimu terasa begitu lapang dan bercahaya. Pean dari paman beberapa saat yang lalu, sebelum ia pamit keluar dari penjara.”
Feri datang menemui Arif, tiba-tiba Feri juga menatap kearah Arif dia langsung tersenyum cerah. Sambil melambaikan tangan dihampirinya Arif. Akhirnya Feri bercerita kalau sudah bukan sekali ini saja bapakku masuk penjara, yang pertama dulu ketahuan merampok toko emas, yang kedua sewaktu melakukan transaksi jual beli narkoba. Arif masih menatapnya dengan mulut ternganga. Maaf Rif aku tidak pernah cerita soal ini padamu. Kamu tentu tidak menyangka kalau bapakku seperti itu, bukan ? dia tersenyum pahit.
Arif masih menatapnya dengan mulut ternganga, hhh’’ tapi beliau tetap bapakku, Feri mendesah. Bagaimana pun aku tetap menginginkan kebaikan untuknya. Sampai sekarang, bapak tetap menolak setiap kali diajak tobat. Tapi aku tidak boleh putus asa. Aku tetap tidak lupa mendo’akan bapak setiap usai sholat. Akhirnya Arif menatap sahabatnya itu dan memaksakan dirinya tersenyum. Beberapa hari yang lalu aku menerima surat dari ibu. Bapak sedang sakit keras. Aku mau pulang ke kampung. Arif terdiam cukup lama.
Feri mengangguk-angguk sambil tersenyum. Mudah-mudahan bapakmu cepat sembuh, ujarnya tulus. Ya kuharap juga begitu, sahut Arif dengan suara lirih.
Arif menginjakkan kakinya didepan pintu pagar kayu yang sudah usang. Pandangannya tertumbu pada sebuah rumah sederhana yang terbuat dari kayu. Yang berada ditengah-tengah halaman rumahnya. Rumah yang sudah delapan tahun ditinggalkannya. Akhirnya hari ini takdir telah mengantarkannya kembali kerumah itu.
“Assalamu’alaikum....”ucap Arif sambil melangkah masuk. Dilihatnya ibunya sedang menyuapi bapak makan didalam kamar. Kedua orangtuanya tampak terkejut melihat kedatangannya. Ibu bahkan berlari dan memeluk Arif sambil menangis tersedu-sedu. Arif akhirnya kamu pulang,Nak...tangis ibu penuh haru. Ya,bu. Maafkan Arif karena terlambat memenuhi panggilan ibu. Arif mencium tangan ibunya. Lalu dia melangkah,menghampiri bapak. Ah,bapak tampak sangat berbeda dari saat terakhir dilihatnya dulu. Kini tampak jauh lebih tua dan kurus.
Bibir bapak tampak bergetar saat beliau berusaha duduk dan menggapai Arif. Arif segera berlari dan menubruk bapaknya. Anak dan bapak itu menangis bersama. Tidak ada kata yang perlu diucapkan sebab pandangan mata dan tangisan itu sudah cukup mewakili ribuan kata yang ingi diucapkan .
“Pak.... ini Arif bawakan oleh-oleh buat bapak...
Arif membuka bungkusan ditangannya. Dia sudah tidak sabar lagi ingin memperlihatkan benda yang dibelinya dari uang tabungannya. Yang dikumpulkan dengan susah payah untuk bapak. Sebuah “Sajadah dan Al-Qur’an”.
BIODATA
MHD. ERWAN SYAH
Maguwo Banguntapan Bantul
No.121 Rt.17A Rw.28
Yogyakara 55198
No.Hp : 085643046930
Email : erwansyach@yahoo.co.id
Nama Lengkap : Muhammad Erwan Syah
Nama Panggilan : Erwan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat&Tanggal Lahir : Bantul,14 Maret 1990
Alamat Asal : Maguwo Banguntapan Bantul Rt.17A Rw.28 No.121-Yogyakarta 55198
No.Tlp : (0274) 444391
No.Hp : 085643046930
NIM : 09013082
E-mail : erwansyach@yahoo.co.id
FB : Erwan Syach
Suku : Jawa
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Nikah
Tinggi&Berat Badan : 171cm-62kg
Golongan Darah : B
Hobi : Membaca,Renang
Cita-cita : Dosen
No.KTP :340212.140390.0001
Nama Ayah : Sarjono
Tempat&Tanggal Lahir : Bantul,07 Januari 1959
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Sri Ratmi Rahayu
Tempat&Tanggal Lahir : Bantul,10 Agustus 1963
Pekerjaan : Wiraswasta
Riwayat Pendidikan :
• TK.Pamardisiwi Bantul (1996-1997)
• Sekolah Dasar Sekarsuli II Bantul (1997-2002)
• MTs.Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta (2003-2005)
• MA.Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta (2006-2008)
• PT.Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta “S1.Psikologi”
(2009-Sekarang)
Pengalaman Organisasi :
• Pramuka,Anggota,2001-2002
• Tapak Suci,Anggota,2002-2003
• Hisbul Wathon,Anggota,2003-2004
• SINAR,Anggota,2004-2005
• Ikatan Remaja Muhammaiyah,Staff Departement Sosial,2005-206
• Student Medical Team,Sekretaris,2006-2007
• Tonti MA.Mu’allimin,Anggota,2006-2007
• Karya Ilmiah Remaja,Sekretaris,2006-2007
• Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah,Staff Bidang Keilmuan,2009-sekarang
• Pemuda Peduli HIV-AIDS,PSDMO,2009-sekarang
• Insigh Community,Anggota,2009-sekarang
• Angkatan Muda Islam “Maguwo”,Staff Departemen Syiar,2009-sekarang
• Ikatan Alumni Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta (IKMAMM_82),Anggota,2009-sekarang
• Keluarga Besar Abiturien Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah (KABAMMMA),Anggota,2009-sekarang
Prestasi :
• Juara I,Lomba Karya Tulis Ilmiah, Tingkat Nasional,2007
• Juara II,Lomba Puitisasi Al-Quran,Tingkat Kota Yogyakarta (POSPEDA) ,2005
• Juara II,Lomba Puisi,Milad SKM-80,2005
• Juara II,Lomba Puitisasi Al-Qur’an,Pekan Bahasa M3in,2006
• Juara II,Lomba Penulisan Cerita TK/SMP/SMA,Perkumpulan Saka Widya,2007
• Juara II,Lomba CCA,Milad UAD,2009
• Juara II,Lomba CCA,Milad IMM ,2009
• Juara III,Lomba Puisi,Festifal Ramadhan UIN,2005
• Juara III,Lomba Puisi,Pekan Bahasa M3in,2006
Pelatihan Soft Skill :
• Pelatihan Kesehatan I-III,Student Medical Team,2006
• Pelatihan Mujanib M3in,MA.Mu’allimin,2007
• Penataran Ustadz/Penelola TKA-TPA Tingkat Dasar,AMM,2009
• Pelatihan Kemampuan Membaca Al-Qur’an,LPSI-UAD,2009
• Program Pengenalan Kampus MABA,UAD,2009
• Pelatihan Program Kreativitas Mahasiswa,IC-UAD,2010
• Pelatihan Soft Skill ‘berpikir empatis’,UAD-DIKTI KEMDIKNAS,2010
Pelatihan Perkaderan Muhammadiyah:
• Taruna Melati I,Mts.Mu’allimin,2005
• Baitul Arqom,Mts.Mu’allimin,2005
• Taruna Melati II,MA.Mu’allimin,2006
• Darul Arqom,MA.Mu’allimin,2008
• Darul Arqom Dasar,IMM-UAD,2009
• Taruna Padi Melati,IPM-Banguntapan Utara,2010
Karya Tulis :
• Tahun 2005,Majalah SINAR
• Tahun 2006,Majalah SINAR
• Tahun 2007,KIR,”Usaha Meningkatkan Kualitas Buah Pisang Ambon”
• Tahun 2007,KIR,”Pengaruh Tingkat Kadar Keasaman Tanah dalam Pertumbuhan Tanaman Jagung”
• Tahun 2010,KIR-PKMM,”Usaha Kantin MANJUR (Mandiri dan Jujur) di Sekolah Dasar Negeri Kalasan Baru”
Pengalaman Pekerjaan :
• Staff Pengajar TKA-TPA Al-Muthi’in (2008-Sekarang)
• Staff Pengajar Bimbingan Belajar “Primajaya Smart” (2010-Sekarang)
Megetahui,
(Muhammad Erwan Syah)
NIM.09013082
Langganan:
Postingan (Atom)