Indonesia memang mendapat sorotan negara lain karena keunikannya, sebagai negara dengan jumlah populasi muslim terbesar memiliki model keberagaman tersendiri dengan mengawinkan budaya budaya lokalnya dengan substansi Islam itu sendiri. Islam Indonesia, memang sudah menjadi perhatian dunia, entah dalam rangka kepentingan kolonial, akademik, budaya maupun politik.
Islam di Indonesia pada masa kolonial Melihat periode ini sangatlah panjang. Namun, periode-periode ini bisa dilihat sebagai titik awal identitas Islam di Indonesia. Hal ini karena masuknya Islam di Indonesia yang ditandai dengan akulturasi budaya yang sangat kental, berjalan lancar dan tidak mengagetkan keberagamaan awal penduduknya.
Islam melebur dengan budaya lokal, menangkap spirit penyebaran agama yang harus disampaikan tanpa kekerasan. Tak ada kafiyeh, jilbab, masjid berkubah layaknya di Timur Tengah, kalaupun ada itu dalam hitungan angka. Banyak kalangan dalam dan luar mengakui keberhasilan ini, lepas dari perdebatan apakah Islam dibawa oleh pedagang Gujarat atau dari orang- langsung. Dari sinilah, citra Islam Arab tidak nampak di Indonesia, abad belakangan barulah nampak identitas Arab itu, lagi-lagi bukan dalam jumlah yang mayoritas.
Sementara itu, ketaatan kepada pemimpin atau pemuka agama yang nyaris tanpa reserve menjadi gambaran umum di banyak tempat. Hal ini malah menjadi kekuatan tersendiri di masa lampau. Masa kolonial Belanda misalnya, mengabadikan nama Snouck Hurgronje sebagai penasehat ulung pemerintahannya. Resistensi Muslim Aceh memang menjadi pekerjaan besar tersendiri bagi kolonial. Strategi inilah yang kemudian mengantarkan Snouck sampai di Tanah suci dan rahasia kekuatan Aceh terkuak, dan Aceh menjadi daerah di Indonesia yang paling akhir ditaklukan. Peristiwa ini kemudian menjadi sejarah penting bagaimana satu dari banyak tipologi Islam di Indonesia “ dimanfaatkan ” oleh dunia luar.
Selain gambaran politik Islam dan kolonial di masa itu, proses penyebaran Islam di Nusantara yang memang tidak persis seiring waktu dan tempat dengan kolonialisasi juga menarik dikemukakan. Pertama, sebagaimana dijelaskan di atas, akulturasi dan asimilasi budaya telah membentuk identitas Islam Indonesia sebagai agama pendatang. Identitas yang banyak disemangati oleh nilai toleransi itu telah membuat konfigurasi “anyar” antara agama yang datang dari Timur Tengah dan agama yang tunduk pada original culture menafikan substansi pesan “ langit ” agama itu. Kedua, meski kemudian menjadi agama mayoritas, Islam tidak menjadi dominan di seluruh area Indonesia, banyak daerah menjadi konsentrasi agama-agama tertentu, misalnya; Manado untuk Kristen, Bali untuk Hindu dsb. Fenomena ini sesungguhnya mengajarkan, bahwa di antara yang berbeda, tetap ada harmoni, dan untuk melawan kekerasan atas nama agama, kuncinya terletak pada toleransi, seperti di masa lalu, sesuatu yang sangat sulit kita temukan pada masa sekarang. Selain hal-hal di atas, masih banyak contoh lain di masa lalu yang menjadi fondamen warna Islam di Indonesia.
v Masa Kemerdekaan: Islam versus Komunis =Islam Komunis?
Yang menarik dari Islam masa ini adalah, era di mana gerakan komunis mulai mendapat momentumnya. Ketika ramai-ramai orang mempersepsikan komunis setali tiga uang dengan atheisme, komunisme di Indonesia malah berinteraksi secara baik-baik dengan kaum muslim. Kenapa? Karena komunisme adalah gerakan, bukan dimaknai sebagai ideologi an sich, ia bisa dijadikan model gerakan untuk memperbaiki ketidakberdayaan masyarakat, yang memang menjadi kondisi nyata bangsa Indonesia waktu itu.
Presiden Soekarno sendiri memaklumatkan ideologi Nasakom, yang sama sekali bukan sebagai relasi agama vis-a-vis komunisme tapi lebih sebagai perlawanan mengguritanya kapitalisme dan Soekarno merasa harus menemukan formula yang tepat mengatasi situasi keterpurukan ekonomi bangsa, belum stabilnya politik negara. Meski untuk itu, perkawanannya dengan negara-negara tetangga yang menjadikan komunis sebagai poros, barangkali banyak mengilhami pemikiran Soekarno dalam melihat persoalan di Indonesia.
Meski dunia lebih mencatat komunis di Indonesia sebagai gerakan kudeta, namun sebenarnya internalisasi nilai-nilai komunis dalam Islam menarik untuk ditelusuri. Beberapa dari mereka malah mencari titik persamaan antara keduanya, sebagai sesuatu yang oleh publik diantagoniskan, misalnya; keberpihakan terhadap yang lemah dan cita-cita mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
v Islam di Indonesia pada Masa Orde Baru
Tesa Clifford Gertz tentang kategori tiga muslim sebagai santri, abangan priyayi sebenarnya sudah lama terbantahkan. Meski analisanya tak sepenuhnya sahih, Gertz sesungguhnya telah melihat praktek-praktek keagamaan model masyarakat Jawa dibandingkan dengan konsep agamanya yang genuine. abangan, bisa dikatakan bahwa ada proses konversi yang tidak lengkap. Dalam waktu yang lama misalnya, orang-orang Jawa masih memelihara praktek tradisi Hindu dan menggunakan Islam dan Syariahnya hanya sebagai bungkus atau petunjuk formal dan wadah bagi kehidupan spiritual.
Pada era Soeharto, performance Islam Indonesia sebenarnya justru lebih pada kecurigaan kelompok-kelompok, pencatatan setiap pertemuan publik yang bersifat keagamaan, pembubaran organisasi yang dianggap menggerogoti Pancasila dan tindakan subversif.
Baru pada era 90-an Islam nampaknya menemukan momentum gerakannya. Ini misalnya ditandai dengan lahirnya ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) di tahun 1992, greening birokrasi meminjam istilah Hefner dalam “ Civil Islam ” menjadi gairah baru kehidupan muslim di Indonesia. Sejak itu, atribut-atribut Islam pengamat lebih sering menyebutnya sebagai simbol menjadi warna keseharian kehidupan muslim.
Pilihan memakai busana muslimah, misalnya, sudah menjadi bagian dari kehidupan publik, dan fenomena tidak hanya terjadi di ICMI, namun seiring menguatnya gerakan tarbiyah Islam dari kaum urban. Gerakan ini, terutama dimotori kaum muda dari universitas-universitas umum.
Mereka menginginkan kehidupan yang khuysuk dengan menerapkan ajaran yang fundamental seperti masa Rasulullah saw, terutama cara berpakaian. Model yang sebenarnya ingin mengambil prinsip-prinsip literal al sunnah. Tak heran, kalau timbul guyonan baju menunjukkan identitas madzhabnya! Gerakan ini banyak mendapat perhatian pengamat asing, terutama untuk studi-studi akademik. Apalagi fenomena ini tidak hanya terdiri dari satu grup, namun muncul juga di grup yang lain dengan identifikasi khusus.
Sebagian kentara sekali warna Timur Tengahnya, sehingga kadang lebih mewakili eksistensi budaya Timur Tengahnya daripada pesan keagamaannya. Dengan fenomena ini bertambah lagi warna Islam di Indonesia. Kecenderungan-kecenderungan di atas, kemudian melahirkan Islam radikal, fundamental, moderat, liberal dan sebagainya. Mengapa? karena identitas itu memudahkan penggambaran gerakan masing-masing. Apakah Islam di masa lalu yang lebih menunjukkan identitas Islam Indonesia kemudian lenyap? Jawabnya, tidak sepenuhnya.
Namun gerakan yang paling banyak menarik media massa ini lebih sering ter-cover daripada Islam Indonesia sebelumnya. Meski awal-awal kemerdekaaan, kita tak melupakan gerakan DI/TII dan “ kekejaman ” kelompok Kartosuwiryo yang mencita berdirinya Islam di Indonesia. Islam Indonesia.
Sebelum Tragedi 11 September Studi Islam di Indonesia sebenarnya banyak menarik perhatian Islamist negeri terutama tentang raksasa dua organisasi massa Islam; NU dan Muhammadiyah. Namun, meski Indonesia kaya dengan banyak intelektual muslim, dari pihak organisasi manapun, mereka jarang terkenal dalam dunia Internasional.
v Islam di Indonesia Pada Masa Reformasi
Pasca Soeharto, yaitu era reformasi nampaknya merupakan momentum untuk melahirkan ekspresi Islam masing-masing, NU dan Muhammadiyah tidak lagi menjadi dwi-tunggal yang mengundang perhatian banyak pengamat asing. Selain NU dan Muhammadiyah, realitasnya, ada banyak organisasi massa Islam di Indonesia, misalnya Persis atau Perti, namun memang tidak sebesar dua organisasi sebelumnya.
Sementara itu, seperti disinggung di atas, era reformasi adalah era keterbukaan yang memungkinkan orang untuk mengekspresikan pikiran termasuk cara keberagaamaan. Ambillah contoh misalnya; lahirnya Front Pembela Islam (FPI) dan MMI (Majelis Mujahidin Indonesia). Forum Komunikasi Islam Ahlussunnah wal Jamaah dengan Laskar Jihadnya, dan lain-lain. Masing-masing organisasi Islam ini lahir dengan karakternya masing-masing. Yang menarik, gerakan organisasi ini mampu menyedot perhatian media massa dengan coverage seluas-luasnya di media dalam dan luar negeri.
Wajar saja, karena selain sangat kental dengan simbol, gerakannya yang lebih mengandalkan unjuk kekuatan dalam melawan sesuatu di mana hal ini tidak dijumpai sebelumnya banyak orang dirugikan atas pembenaran tindakannya yang mengatasnamakan agama dengan kata lain jihad. Fenomena munculnya gerakan baru Islam ini juga didukung oleh menguatnya wacana penerapan syariat Islam yang dibarengi oleh kebijakan pemerintah dengan otonomi daerah masa presiden Abdurrahman Wahid.
Pemerintah memberikan keleluasaan daerah untuk mengatur pemerintahnnya sendiri. Sejak inilah Islam Indonesia banyak dikenal lebih pada gerakannya, beberapa gerakan yang anarki dengan mengatasnamakan amar ma’ruf lebih sering didengar masyarakat daripada kegiatan-kegiatan ilmiah dan kajian-kajian untuk mengeksplorasi Islam.
v Islam Indonesia Pasca 11 September
Merespon Amerika, Mencari Sekutu, Mencipta Enemi Baru tak ada yang menyangka, bahwa 11 September 2001 lalu, WTC di New York yang secanggih itu security-nya bisa hancur luluh dalam hitungan menit dan menggegerkan dunia. Banyak simpati dunia akan tragedi itu kepada Amerika. Presiden Megawati, bahkan, menjadi tamu pertama George Bush setelah peristiwa itu dan menyatakan dukungannya bahwa Indonesia di belakang setiap usaha untuk menumpas kekerasan/terorisme. Namun apa yang terjadi? Setelah “ malapetaka Amerika ” ini, muncul misi Amerika; perang melawan teroris. Indonesia pasca tragedi itu, pernah dijuluki surga bagi teroris, dengan merujuk situasi gerakan Islam belakangan.
Dikatakan bahwa otak pengeboman itu; Osama bin Laden, banyak mempunyai network dengan pentolan ormas-ormas yang lahir belakangan. Asumsi ini timbul karena meningkatnya gerakan Islam radikal di Indonesia. Mereka misalnya dikenali dengan ciri-ciri; penggunaan simbol-simbol Arab, sering mengerahkan massa, cita-cita menegakkan negara Islam dan lain-lain. Bagi mereka, terutama mereka yang melihat perkembangan Islam di Indonesia belakangan, gejala ini memunculkan kekhawatiran tersendiri, terutama ketakutan matinya demokrasi di Indonesia.
Bukan itu saja, gerakan yang didanai secara swadaya, ini juga rentan akan kedekatannya dengan penyandang-penyandang dana dari Timur Tengah. Sejak Amerika memproklamirkan war againts terorist, Indonesia masuk dalam sasaran ini. Apakah yang populer dan bisa diinventarisir dalam sorotan dunia tentang isu Islam di Indonesia pasca tragedi 11 September? Pertama, isu Jamaah Islamiyah (JI). Organisasi yang hampir tak pernah dikenal di Indonesia ini, disinyalir sebagai sarang lahirnya teroris. Meski sebenarnya banyak tokohnya ada di Malaysia, tak urung orang-orang yang pernah terlibat atau berhubungan dengan almarhum Abdullah Sungkar, sang pemimpin di Malaysia di manapun berada dianggap telah ikut menghidup-hidupkan JI ini.
Di Indonesia, nama Abu Bakar Baasyir, ketua MMI dan pengasuh pesantren Ngruki ini mendadak menjadi sangat terkenal, dalam kasus pencarian jaringan JI. Apapun alasannya, akhirnya ia berhasil dikenai dengan serangkaian tuduhan makar maupun aktor di balik terjadinya gerakan-gerakan Islam garis keras.
Kedua, meningkatnya sentimen anti-Amerika. Ketika terjadi peristiwa 11 September 2001, Indonesia sebenarnya menunjukkan atensi dan simpati serta mengutuk perbuatan tak berperikemanusian ini, siapa pun pelakunya. Namun keputusan pemerintahan Amerika untuk menyisir Afganistan, negeri di mana Osama bin Laden kira-kira bersembunyi, telah melukai banyak umat muslim di Indonesia.
Afganistan memang di bawah rezim Taliban yang ditengarai sangat radikal dan literal dalam pemahamaman keagamaan, namun bukan kewajiban Amerika untuk kemudian menyerangnya dengan alasan untuk membebaskan rakyat dari kekuasaan yang tiran sambil mencari-cari Osama. Agresi tetap agresi, di mana tindakan Amerika ini tak bisa meluputkan jatuhnya korban korban sipil. Setelah sukses dengan Afganistan dan memberinya “ kompensasi dengan kebijakan barunya menyerang Irak.
Apapun alasannya, Irak yang sampai hari belum sesukses Afganistan untuk ditaklukkan, Amerika telah menjadikan Irak sebagai seteru baru dan seolah-olah menjadi imaginer enemy. Untuk melakukan itu semua Amerika tidak sendiri, ia banyak mendapat sekutu, terutama sebagian negara-negara di Eropa.
Policy pemerintahan Amerika seperti di atas, sebenarnya sangatlah membuat risih. Banyak orang kemudian –termasuk di Indonesia- yang menggeneralisir bahwa apapun yang berbau Amerika harus dimusuhi, kalau perlu dengan jalan kekerasan. Di Indonesia, ketika terjadi penyerangan-penyerangan itu, tak sedikit waralaba-waralaba Amerika yang ingin dihancurkan. Sementara orang kulit putih dari negara manapun, menjadi target kekerasan bom, maupun sweeping. Ini yang kemudian membuat sejumlah negara memberikan warning kepada turis untuk datang ke Indonesia.
Ketiga, menguatnya citra Islam radikal di Indonesia. Media massa, baik dalam maupun luar, telah banyak mengekspos berita-berita tentang wajah Islam di Indonesia yang seringkali tanpa reserve. Lihatlah, bagaimana istilah JI bisa sangat populer, bagaimana setiap saya bertemu dengan orang asing, selalu ditanya tentang Islam Fundamentalis, FPI dan sebagainya. Hal ini tentu disebabkan konstribusi media yang besar dalam menimbulkan opini publik yang suka atau tidak suka telah mengubah wajah Islam di Indonesia.
Keempat, meningkatnya aksi bom untuk dan atas nama jihad. Bagaimana pun, ketika dunia masih tersentak dengan peristiwa 11 September, selanjutnya Bali terjadi dan disusul dengan Bom J.W. Marriot hotel.
v Penutup
Wajah Islam di Indonesia selalu mengalami perubahan bentuk dari waktu ke waktu. Masa pra kemerdekaan sebenarnya tak jauh dengan masa Soeharto. Pada masa reformasilah, yang banyak mendapat sorotan dunia. Saat itu, wajah Islam kita tiba-tiba total menjadi Islam yang yang suka menunjukkan kekuatan dan banyak mencita-citakan mati syahid (martir) kalau berhasil melenyapkan orang yang didefinisikan sebagai musuh.
Meski citra ini mereduksi wajah Islam Indonesia yang toleran dan ramah, publik atau dunia mulai melihat titik terang Islam di Indonesia. Mereka misalnya sering mencari rujukan-rujukan model keberagamaan seperti di NU dan Muhammadiyah. Sebutlah yang agak kontroversial misalnya, undangan Presiden Bush sewaktu ke Bali dan safari dubes AS ke beberapa tokoh dan pesantren.
Ø SUMBER
1. Prof. Dr. P.S. Van Koningsveld. Snouck Hurgronje dan Islam; Delapan Karangan Hidup dan Karya Seorang Orientalis Zaman Kolonial Islam
2. Pergulatan Muslim; Otobiografi Hasan raid
3. www.wikipedia.net
4. www.google.com
http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=8387275383035134298&postID=738126434933996602
Assalaamu'alaikum... SELAMAT DATANG DI KAWASAN PSIKOLOGI. Jalan Kapas No. 9 Kampus I UAD Yogyakarta. Bagi tmn2 yang mau nulis.. kirim aja ke Email: immpsi_uad@yahoo.com "Menolak Tunduk Bangkit Melawan, Maju Bersama IMM atau Mati Demi Islam, Teruslah Berjuang, Senyum Sapa dan Salam"
Rabu, 23 Februari 2011
Mengenal Lebih Dekat “Anak Luar Biasa”
Oleh: Saiful Azhar Aziz
Anak merupakan anugerah Alloh SWT. Kehadiran anak didalam sebuah keluarga bisa menjadi sebuah kebahagian, karena ia akan menjadi penerus keberlangsungan eksistensi orangtua. Namun, terkadang orangtua bisa menjadi sulit menerima kehadiran seorang anak yang tidak seperti biasanya. Seorang anak yang berbeda dengan anak-anak lainnya. Perbedaan inilah yang terkadang membuat anak-anak dilingkungannya sulit pula untuk menerimanya. Sebagian orangtua memilih untuk tidak banyak berbicara karena merasa malu dengan keadaan anaknya. Perasaan malu inilah yang membuat orangtua kehilangan kepercayaan dirinya, sehingga berdampak kepada pendidikan anak tersebut. Oleh karena itu, pada bagian pertama ini kita perlu mengetahui lebih mendalam tentang anak luar biasa. Dalam buku psikologi anak luar biasa, Sutjihati Somantri (2006) mengklasifikasikan enam katagori anak luar biasa:
1. Tunanetra (Penyandang Hambatan Penglihatan)
Individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari disebut tunanetra.
2. Tunarungu (Penyandang Hambatan Pendengaran)
Andreas Dwidjosumarto (1990:1) mengemukakan bahwa seseorang yang tidak atau kurang mampu mendengar suara dikatakan tunarungu. Ketunarunguan dibedakan menjadi dua katagori yaitu tuli (deaf) dan kurang dengar (low of hearing). Tuli adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga pendengaran tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun tanpa menggunakan alat bantu dengar (hearing aids).
3. Tunagrahita (Penyandang Gangguan Perkembangan Intelegensi)
Anak-anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata disebut tunagrahita. Dalam kepustakaan bahasa asing digunakan istilah-istilah mental retardation, mentally retarded, mental deficiency, mental defective.
American Association of Mental Deficiency (AAMD) mendefinisikan tunagrahita sebagai berikut: “Keterbelakangan mental menunjukkan fungsi intelektual di bawah rata-rata secara jelas dengan disertai ketidakmampuan dalam penyesuaian perilaku dan terjadi pada masa perkembangan” (Kauffman dan Hallahan, 1986)
4. Tunadaksa (Penyandang Hambatan Fisik dan Gerak)
Tunadaksa berarti suatu keadaan rusak atau tergangu sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot, dan sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, atau dapat juga disebabkan oleh pembawaan sejak lahir (White House Conference, 1931).
5. Tunalaras
Anak tunalaras sering juga disebut anak tunasosial, karena tingkah laku anak ini menunjukkan penentangan terhadap norma-norma sosial masyarakat, seperti mencuri, mengganggu, dan menyakiti orang lain.
Kauffman (1977) mengemukakan batasan mengenai anak yang mengalami gangguan perilaku “sebagai anak yang secara nyata dan menahun merespon lingkungan tanpa ada kepuasan pribadi namun masih dapat diajarkan perilaku-perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat dan dapat memuaskan pribadinya”.
Sedangkan Departemen Pendidikan Budaya (1977:13) memberikan batasan bahwa “anak yang berumur 6-17 tahun dengan karakteristik anak tersebut mengalami gangguan atau hambatan emosi dan berkelainan tingkah laku sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat”.
6. Anak Berbakat
Lucito (dalam Cartwright, 1984) mengklasifikasikan definisi keberbakatan sebagai berikut:
a. Ex post facto, yang didasarkan atas penampilan prestasi yang luar biasa dalam bidang tertentu
b. Intelligence-test, yang didasarkan atas skor IQ setelah diukur oleh tes kecerdasan
c. Social, yang didasarkan atas kecakapan-kecakapan yang secara sosial dapat disetujui (diterima)
d. Percentage, yang didasarkan atas persyaratan masyarakat akan jumlah rang berbakat yang dikehendaki untuk memainkan peran-peran khusus.
e. Creativity, yang didasarkan atas perilaku dan/atau unjuk-kerja sebagaimana diukur oleh pengukuran kreativitas
Sedangkan Renzulli (1978) merumuskan keberbakatan terbentuk dari hasil interaksi tiga kluster aspek penting, yaitu: kecakapan diatas rata-rata, komitmen tugas yang tinggi, dan kreativitas. Dan Clark (1988:48) mengatakan “….creativity, the highest expression of giftedness…”
7. Anak Berkesulitan Belajar
Dalam berbagai literatur psikologi, istilah anak berkesulitan belajar lebih sering disebut kelompok learning disabilities. Siapakah yang dimaksud dengan anak berkesulitan belajar?. Mari kita amati kasus dengan ilustrasi sebagai berikut:
Lina, seorang anak perempuan berusia 9 tahun yang menunjukkan ketidakmampuan dalam berkonsentrasi terhadap pekerjaan sekolah kecuali dalam beberapa menit saja. Secara konstan dia selalu keluar dari tempat duduknya dan mengganggu temannya. Ketika dia melakukan konsentrasi, seringkali dia tertahan terhadap hal-hal detil yang tak berarti, seperti dia hanya memperhatikan bagian kecil dari gambar ketimbang memperhatikan gambar secara keseluruhan. Dia menunjukkan kekacauan di dalam permainan di lapangan. Dia tak mampu melempar atau menangkap bola dengan tepat dan terkoordinasi sebagaimana gadis lain seusianya. Dia bersifat impulsive untuk menyakiti anak lain tanpa alasan yang jelas. Lina adalah seorang anak yang berkesulitan belajar, dia tidak mampu melakukan tugas-tugas akademik dengan baik kendatipun fakta menunjukkan bahwa dia memperoleh skor inteligensi dalam rentang rata-rata.
Menurut para ahli, seperti Samuel A.Kirk (1971) dan Haring (1974), dalam buku psikologi anak luar biasa, Sutjihati Somantri (2006:195) dari kasus di atas, anak berkesulitan belajar tidak termasuk ke dalam kelompok anak luar biasa, tetapi mereka termasuk ke dalam kelompok tersendiri yang disebut learning disabilities,
Dari beberapa katagori anak luar biasa yang didefinisikan, dapat kita pahami bersama bahwa keberadaan mereka adalah nyata ditengah-tengah kehidupan kita. Di dalam Undang-undang No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 8 ayat (1) dan (2) menyatakan bahwa:
(1) Warga Negara yang memiliki kelainan fisik dan/atau mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa.
(2) Warga Negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus.
Artinya, pemerintah dan masyarakat turut serta dalam proses pendidikan mereka melalui sekolah luar biasa (SLB), maupun pendampingan di dalam lingkungan masyarakat. Pendampingan tersebut bisa dilakukan secara aktif, minimal dapat memberikan pandangan positif terhadap anak luar biasa atau memperlakukan mereka sebagaimana anak-anak lainnya.
Dari berbagai sumber
Kader IMM Djazman al-Kindi Kota YK
Anak merupakan anugerah Alloh SWT. Kehadiran anak didalam sebuah keluarga bisa menjadi sebuah kebahagian, karena ia akan menjadi penerus keberlangsungan eksistensi orangtua. Namun, terkadang orangtua bisa menjadi sulit menerima kehadiran seorang anak yang tidak seperti biasanya. Seorang anak yang berbeda dengan anak-anak lainnya. Perbedaan inilah yang terkadang membuat anak-anak dilingkungannya sulit pula untuk menerimanya. Sebagian orangtua memilih untuk tidak banyak berbicara karena merasa malu dengan keadaan anaknya. Perasaan malu inilah yang membuat orangtua kehilangan kepercayaan dirinya, sehingga berdampak kepada pendidikan anak tersebut. Oleh karena itu, pada bagian pertama ini kita perlu mengetahui lebih mendalam tentang anak luar biasa. Dalam buku psikologi anak luar biasa, Sutjihati Somantri (2006) mengklasifikasikan enam katagori anak luar biasa:
1. Tunanetra (Penyandang Hambatan Penglihatan)
Individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari disebut tunanetra.
2. Tunarungu (Penyandang Hambatan Pendengaran)
Andreas Dwidjosumarto (1990:1) mengemukakan bahwa seseorang yang tidak atau kurang mampu mendengar suara dikatakan tunarungu. Ketunarunguan dibedakan menjadi dua katagori yaitu tuli (deaf) dan kurang dengar (low of hearing). Tuli adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga pendengaran tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun tanpa menggunakan alat bantu dengar (hearing aids).
3. Tunagrahita (Penyandang Gangguan Perkembangan Intelegensi)
Anak-anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata disebut tunagrahita. Dalam kepustakaan bahasa asing digunakan istilah-istilah mental retardation, mentally retarded, mental deficiency, mental defective.
American Association of Mental Deficiency (AAMD) mendefinisikan tunagrahita sebagai berikut: “Keterbelakangan mental menunjukkan fungsi intelektual di bawah rata-rata secara jelas dengan disertai ketidakmampuan dalam penyesuaian perilaku dan terjadi pada masa perkembangan” (Kauffman dan Hallahan, 1986)
4. Tunadaksa (Penyandang Hambatan Fisik dan Gerak)
Tunadaksa berarti suatu keadaan rusak atau tergangu sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot, dan sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, atau dapat juga disebabkan oleh pembawaan sejak lahir (White House Conference, 1931).
5. Tunalaras
Anak tunalaras sering juga disebut anak tunasosial, karena tingkah laku anak ini menunjukkan penentangan terhadap norma-norma sosial masyarakat, seperti mencuri, mengganggu, dan menyakiti orang lain.
Kauffman (1977) mengemukakan batasan mengenai anak yang mengalami gangguan perilaku “sebagai anak yang secara nyata dan menahun merespon lingkungan tanpa ada kepuasan pribadi namun masih dapat diajarkan perilaku-perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat dan dapat memuaskan pribadinya”.
Sedangkan Departemen Pendidikan Budaya (1977:13) memberikan batasan bahwa “anak yang berumur 6-17 tahun dengan karakteristik anak tersebut mengalami gangguan atau hambatan emosi dan berkelainan tingkah laku sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat”.
6. Anak Berbakat
Lucito (dalam Cartwright, 1984) mengklasifikasikan definisi keberbakatan sebagai berikut:
a. Ex post facto, yang didasarkan atas penampilan prestasi yang luar biasa dalam bidang tertentu
b. Intelligence-test, yang didasarkan atas skor IQ setelah diukur oleh tes kecerdasan
c. Social, yang didasarkan atas kecakapan-kecakapan yang secara sosial dapat disetujui (diterima)
d. Percentage, yang didasarkan atas persyaratan masyarakat akan jumlah rang berbakat yang dikehendaki untuk memainkan peran-peran khusus.
e. Creativity, yang didasarkan atas perilaku dan/atau unjuk-kerja sebagaimana diukur oleh pengukuran kreativitas
Sedangkan Renzulli (1978) merumuskan keberbakatan terbentuk dari hasil interaksi tiga kluster aspek penting, yaitu: kecakapan diatas rata-rata, komitmen tugas yang tinggi, dan kreativitas. Dan Clark (1988:48) mengatakan “….creativity, the highest expression of giftedness…”
7. Anak Berkesulitan Belajar
Dalam berbagai literatur psikologi, istilah anak berkesulitan belajar lebih sering disebut kelompok learning disabilities. Siapakah yang dimaksud dengan anak berkesulitan belajar?. Mari kita amati kasus dengan ilustrasi sebagai berikut:
Lina, seorang anak perempuan berusia 9 tahun yang menunjukkan ketidakmampuan dalam berkonsentrasi terhadap pekerjaan sekolah kecuali dalam beberapa menit saja. Secara konstan dia selalu keluar dari tempat duduknya dan mengganggu temannya. Ketika dia melakukan konsentrasi, seringkali dia tertahan terhadap hal-hal detil yang tak berarti, seperti dia hanya memperhatikan bagian kecil dari gambar ketimbang memperhatikan gambar secara keseluruhan. Dia menunjukkan kekacauan di dalam permainan di lapangan. Dia tak mampu melempar atau menangkap bola dengan tepat dan terkoordinasi sebagaimana gadis lain seusianya. Dia bersifat impulsive untuk menyakiti anak lain tanpa alasan yang jelas. Lina adalah seorang anak yang berkesulitan belajar, dia tidak mampu melakukan tugas-tugas akademik dengan baik kendatipun fakta menunjukkan bahwa dia memperoleh skor inteligensi dalam rentang rata-rata.
Menurut para ahli, seperti Samuel A.Kirk (1971) dan Haring (1974), dalam buku psikologi anak luar biasa, Sutjihati Somantri (2006:195) dari kasus di atas, anak berkesulitan belajar tidak termasuk ke dalam kelompok anak luar biasa, tetapi mereka termasuk ke dalam kelompok tersendiri yang disebut learning disabilities,
Dari beberapa katagori anak luar biasa yang didefinisikan, dapat kita pahami bersama bahwa keberadaan mereka adalah nyata ditengah-tengah kehidupan kita. Di dalam Undang-undang No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 8 ayat (1) dan (2) menyatakan bahwa:
(1) Warga Negara yang memiliki kelainan fisik dan/atau mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa.
(2) Warga Negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus.
Artinya, pemerintah dan masyarakat turut serta dalam proses pendidikan mereka melalui sekolah luar biasa (SLB), maupun pendampingan di dalam lingkungan masyarakat. Pendampingan tersebut bisa dilakukan secara aktif, minimal dapat memberikan pandangan positif terhadap anak luar biasa atau memperlakukan mereka sebagaimana anak-anak lainnya.
Dari berbagai sumber
Kader IMM Djazman al-Kindi Kota YK
Selasa, 11 Januari 2011
Wasiat Loon (Mantan RappeR Dunia)
WASIAT Amir Junaidi Muhaddith aLias “LooN” seorang Mantan RaPPer TOP Ten Amerika.
Sebagai seseorang yang mengetahui jorok dan najisnya Amerika dan barat, usai ibadah haji dan sebelum kembali ke new york, di depan kamera TV AL-jazeerah, Amir menyampaikan pesan ya kepada seluruh umat ISLam di penjuru dunia.
Berikut adalah pesan BeLiau.
“ Ini adalah ucapan saya yang keluar dari lubuk hati saya yang paling dalam. Kepada setiap pemuda dan generasi muslim. Jangan sekali-kali terpengaruh oleh peradapan barat, demikian juga dengan tradisi mereka.
Jangan sekali-kali meniru lagu-lagu barat dan perilaku mereka serta apa saja yang dilakukan penyanyi amerika atau barat lainya. Berbanggalah dengan islam dan agama ini yang sekarang dicari-cari oleh orang-orang kaya dan orang-orang terkenal di dunia. Setelah mereka mengenal islam, mereka akan tau bahwa apa yang mereka kerjakan bertahun-tahun sebelumnya tidaklah bermutudan berguna”
Di akhir pesanya iapun menyerukan kepada seluruh kaum muslimin,
“Banggalah Anda sebagai Muslim. KenaLilah ALLoh sebagai Tuhan Pencipta dan kenalilah Nabi Muhammad Solallahu’alaihi Wassalam sebagai misi yang membawa keselamatan”
SadarLah Wahai Kaum Muslimin.....
Indonesia masih terjajah dengan Budaya Barat!!!!!!
Sumber:
(Media Umat, Edisi 45 7-20 Dzulqoidah 1431/15-28 Oktober )
by: Laeli Weha
Sebagai seseorang yang mengetahui jorok dan najisnya Amerika dan barat, usai ibadah haji dan sebelum kembali ke new york, di depan kamera TV AL-jazeerah, Amir menyampaikan pesan ya kepada seluruh umat ISLam di penjuru dunia.
Berikut adalah pesan BeLiau.
“ Ini adalah ucapan saya yang keluar dari lubuk hati saya yang paling dalam. Kepada setiap pemuda dan generasi muslim. Jangan sekali-kali terpengaruh oleh peradapan barat, demikian juga dengan tradisi mereka.
Jangan sekali-kali meniru lagu-lagu barat dan perilaku mereka serta apa saja yang dilakukan penyanyi amerika atau barat lainya. Berbanggalah dengan islam dan agama ini yang sekarang dicari-cari oleh orang-orang kaya dan orang-orang terkenal di dunia. Setelah mereka mengenal islam, mereka akan tau bahwa apa yang mereka kerjakan bertahun-tahun sebelumnya tidaklah bermutudan berguna”
Di akhir pesanya iapun menyerukan kepada seluruh kaum muslimin,
“Banggalah Anda sebagai Muslim. KenaLilah ALLoh sebagai Tuhan Pencipta dan kenalilah Nabi Muhammad Solallahu’alaihi Wassalam sebagai misi yang membawa keselamatan”
SadarLah Wahai Kaum Muslimin.....
Indonesia masih terjajah dengan Budaya Barat!!!!!!
Sumber:
(Media Umat, Edisi 45 7-20 Dzulqoidah 1431/15-28 Oktober )
by: Laeli Weha
Minggu, 09 Januari 2011
SELAMAT DAN SUKSES
SeLamat dan Sukses atas terpilihnya IMMawan Rizqa Nusyuwar Atmaja atas terpilihnya sebagai ketua komisariat IMM komisariat psikologi Universitas Ahmad Dahlan periode 2010-2011. semoga dapat mengemban amanah dan membawa IMM psikologi UAD menjadi lebih baik. amin.... semangaaaaddd!!! ^_^
Sekapur Sirih PK IMM Psikologi
Oleh: IMMawan Wicaksana Ari Wibawa*
“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dan saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran” (QS Al-Asr)
Sebagai seorang hamba yang tidak sempurna, tentu mengemban amanah adalah sebuah bentuk aktifitas maupun ibadah yang berat. Baik secara kewajiban, pikiran maupun fisik. Akan tetapi yang lebih penting, setiap aktifitas untuk mengemban amanah tersebut haruslah selalu dijalankan dengan sepenuh hati, segenap jiwa dan penuh keikhlasan semata mata untuk mendapat ridha Allah SWT.
Di dalam menjalankan sebuah amanah, pemahaman akan sesuatu adalah hal penting yang perlu disadari dan diperhatikan sebagai asas dasar dalam bertindak, Apabila pewajiban tidak dianggap sebagai bentuk dehumanisasi, mungkin saya beranggapan pemahaman ini adalah wajib. Sehingga suatu bentuk aktifitas didalamnya tidak hanya dipahami secara mekanis, akan tetapi juga substantif,
Kemauan, kemampuan dan kesempatan. Tiga hal tersebut tidak akan pernah lepas jika kita berbicara tentang sebuah peran dalam kehidupan. Dan waktu adalah sebuah misteri yang terkadang menipu, karena dia bisa saja menjembatani maupun memisahkan ketiga hal itu. Begitu pula di dalam ikatan, 3 hal ini selalu mengiringi proses proses perjuangan kami di dalamnya, dan permainan tipuan waktu terkadang begitu indah sampai tak terasa kami berada di ujung kepemimpinan periode ini.
*Demisioner PK IMM 2009-2010
“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dan saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran” (QS Al-Asr)
Sebagai seorang hamba yang tidak sempurna, tentu mengemban amanah adalah sebuah bentuk aktifitas maupun ibadah yang berat. Baik secara kewajiban, pikiran maupun fisik. Akan tetapi yang lebih penting, setiap aktifitas untuk mengemban amanah tersebut haruslah selalu dijalankan dengan sepenuh hati, segenap jiwa dan penuh keikhlasan semata mata untuk mendapat ridha Allah SWT.
Di dalam menjalankan sebuah amanah, pemahaman akan sesuatu adalah hal penting yang perlu disadari dan diperhatikan sebagai asas dasar dalam bertindak, Apabila pewajiban tidak dianggap sebagai bentuk dehumanisasi, mungkin saya beranggapan pemahaman ini adalah wajib. Sehingga suatu bentuk aktifitas didalamnya tidak hanya dipahami secara mekanis, akan tetapi juga substantif,
Kemauan, kemampuan dan kesempatan. Tiga hal tersebut tidak akan pernah lepas jika kita berbicara tentang sebuah peran dalam kehidupan. Dan waktu adalah sebuah misteri yang terkadang menipu, karena dia bisa saja menjembatani maupun memisahkan ketiga hal itu. Begitu pula di dalam ikatan, 3 hal ini selalu mengiringi proses proses perjuangan kami di dalamnya, dan permainan tipuan waktu terkadang begitu indah sampai tak terasa kami berada di ujung kepemimpinan periode ini.
*Demisioner PK IMM 2009-2010
Peneguhan Karakter Muda, Membangun Gerakan Berbudaya*
oleh; Saiful Azhar Aziz
Ausebel (1965) menyebut status orang dewasa sebagai status primer, artinya status itu diperoleh berdasarkan kemampuan dan usaha sendiri. Status anak adalah status diperoleh (derived), artinya tergantung daripada apa yang diberikan oleh orang tua (dan masyarakat). Remaja ada dalam status interim sebagai akibat daripada posisi yang diberikan oleh orang tua dan sebagian diperoleh melalui usaha sendiri. Suatu pendidikan emansipatoris (yang memandirikan). akan berusaha melepaskan remaja dari status interimnya supaya ia dapat menjadi dewasa yang bertanggungjawab. (Masa remaja yang diperpendek, masa remaja yang diperpanjang. Adolesensi (dalam perkembangan menjadi dewsaa). Secara global 12-21 masa remaja. 12-15 remaja awal, 15-18 masa remaja pertengahan, 18-21 masa remaja akhir. Levinsin dkk (1978) masa anak dan masa remaja (0-22), dewasa awal 17-45, dewasa madya 40-65, dewasa akhir 60 keatas.
Dalam buku-buku angelsaksis (Hill/Monks 1977) istilah “pemuda” (youth) memperoleh arti yg baru yaitu suatu masa peralihan antara masa remaja dan masa dewasa. Dalam buku tersebut akan dijumpai pemisahan antara adolesensi (12-18) dan masa pemuda (19-24).
Remplein (1962) “jugencrise” (krisis remaja) adanya penyimpangan masa pubertas. Pubertas 12-16 tahun laki2 dan 11-15 wanita
Memanfaatkan waktu luang: Originalitas remaja Brightbill (1966) remaja lebih banyak mengalami kesukaran dlm memanfaatkan waktu luangnya daripada anak-anak. Remaja dapat melepaskan kelebihan energinya dalam berolahraga dan dalam menemukan identitasnya, dapat membandingkan kemampuan dengan teman2 dlm mencari identitas dan dominasi yang pada anak laki2 lebih berkolerasi dengan prestasi olah raga (Wersfeld dkk., 1983)
Sekilas sejarah Pemuda Indonesia:
Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudia mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.
Lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia. Yaitu, sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan
PERTAMA: KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.
KEDOEA: KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.
KETIGA: KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA.
Sekilas Tokoh2 Muda:
MAHMOUD AHMADINEJAD/AHMADINEZHAD (LAHIR 28 OKTOBER 1956) ADALAH PRESIDEN IRAN YANG KEENAM. JABATAN KEPRESIDENANNYA DIMULAI PADA 3 AGUSTUS 2005. LAHIR DI DESA PERTANIAN ARADAN, DEKAT GARMSAR, SEKITAR 100 KM DARI TEHERAN, SEBAGAI PUTRA SEORANG PANDAI BESI.
BARACK HUSSEIN OBAMA (LAHIR 4 AGUSTUS 1961) ADALAH PRESIDEN KE 44 AMERIKA SERIKAT. DIA ADALAH ORANG AFRICAN AMERICAN PERTAMA YANG MEMEGANG JABATAN PENTING SEBAGAI PRESIDEN AMERIKA SERIKAT. (3 JANUARI 2005).
PRESIDEN PERTAMA REPUBLIK INDONESIA, SOEKARNO YANG BIASA DIPANGGIL BUNG KARNO, LAHIR DI BLITAR, JAWA TIMUR, 6 JUNI 1901 DAN MENINGGAL DI JAKARTA, 21 JUNI 1970 20 JANUARI 2009
MOHAMMAD HATTA LAHIR PADA TANGGAL 12 AGUSTUS 1902 DI BUKITTINGGI.
Karena besamya aktivitas Bung Hatta dalam gerakan koperasi, maka pada tanggal 17 Juli 1953 dia diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia
Muhammad SAW: Beliau hidup di dunia ini selama enam puluh tiga tahun. Kita dapat mengklasifikasikan usia beliau yang penuh berkah ini dalam tiga klasifikasi besar:
- Empat puluh tahun pertama hingga pengangkatan menjadi nabi.
- Tiga puluh tahun masa kenabian hingga beliau hijrah ke Madinah.
Mengenai Belajar:
Scinner, proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yg belangsung secra progersif.
Chaplin, perubahan tingkah laku yg relative menetap tergantung latihan dan pengalaman
Hintzman, perubahan yg terjadi krn pengalaman yg dpt mempengaruhi tingkah laku
wittig. Perubahan; tingkah laku: pengalamanan
Abdul Mu’ti: Tiga persoalan pendidikan di Indonesia:
1. Financial. Realisasi anggaran pendidikan 20 %. Dampak, banyak yg tdk sekolah, buta huruf, lembaga yg dikelola apa adanya (modal utama membangun peradaban)
Penelitian; tindak kejahatan mayoritas mereka yang berpendidikan rendah.
Kebodohan musuh utama islam, misi islam masyarakat ilmiah; ilmu amaliah
2. Administrative ; system pendidikan nasional yg sentralistik, dampak; hilangnya kreatifitas pendidikan pd tingkat lokal dan out put pendiidkan seringkali mis match dg realitas sosio-kultural yg dihadapi masyarakat
3. Cultural: proses pendidikan. Menempatkan guru dlm posisi yg sangat tinggi. Guru sbg sumber ilmu juga sumber keselamatan.
Pendidikan yg formalistic. Ukuran keberhasilan tdk dilihart dr perubahan tingkah laku melainkan pada skor raport atau ijazah. Dampak; belajar untuk lulus ujian dan mendapatkan ijazah. Banyak kasus2 mafia UN.
Inkonsistensi antara apa yg dipelajari dengan realitas social, cultural dan moral di masyarakat. Korupsi, penipuan. Menyontek lebih bagus disbanding yg tekun belajar. Kontradiksi ini menimbulkan discrepansi pendidikan dengan realitas social dan split personality. Skornya excellent tetapi perilaku keseharian sebaliknya.
Masyarakat madani (civil society) memiliki tiga cirri; kebebasan, persamaan dan toleransi. Malik fajar (1999) masyarakat religious, demokratis-pluralistik; menghargai perbedaan pendapat, keanekaragaman suku, agama dan budaya., tertib dan sadar hukum. Tidak diskriminatif, profesioanal, memiliki tradisi belajar.
Bagaimana pendidikan dapat berperan dlm mewujudkan masyarakat madani: Pendidikan yang membebaskan.secara umum gagasan pendidikan dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok: kelompok psikologis-paedagogis dan politik-ideologis. Kelompok pertama diwakili oleh carl rogers dan para tokoh psikologi humanistic. Kelompok kedua diwakili oleh ivan illich dan Paulo freire.
Rogers (1969) pelajar sebagai human. Implementasinya pertama, Perhatian lebih besar pada aspek pengembangan pikiran dan perasaan dibandingkan materi pembelajaran. Kedua, pengembangan kepribadian dan identitas individual melalui komunikasi dan penghargaan yg tinggi kepada pelajar.
Konsep pendidikan humanis tersebut jelas menempatkan pelajar sebagai individu yg “bebas”, mereka bebasa menentukan pilihan mengenai apa yg ingin dipelajari dan memiiiuh cara yg terbaik memperoleh apa yg diinginkan.
Freire: pendidikan seharusnya mampu membebaskan manusia dari keterbelakangan dan kebodohan. Tapi ternyata pendidikan telah berperan sebagai alat penindasan bagi kekuasaan. Sekolah hanya menjadi penguat bagi munculnya hak2 istimewa bagi kelompok tertentu.
*Disampaikan saat Stadium General MUSYKOM IMM Psikologi
Dari berbagai sumber
Ausebel (1965) menyebut status orang dewasa sebagai status primer, artinya status itu diperoleh berdasarkan kemampuan dan usaha sendiri. Status anak adalah status diperoleh (derived), artinya tergantung daripada apa yang diberikan oleh orang tua (dan masyarakat). Remaja ada dalam status interim sebagai akibat daripada posisi yang diberikan oleh orang tua dan sebagian diperoleh melalui usaha sendiri. Suatu pendidikan emansipatoris (yang memandirikan). akan berusaha melepaskan remaja dari status interimnya supaya ia dapat menjadi dewasa yang bertanggungjawab. (Masa remaja yang diperpendek, masa remaja yang diperpanjang. Adolesensi (dalam perkembangan menjadi dewsaa). Secara global 12-21 masa remaja. 12-15 remaja awal, 15-18 masa remaja pertengahan, 18-21 masa remaja akhir. Levinsin dkk (1978) masa anak dan masa remaja (0-22), dewasa awal 17-45, dewasa madya 40-65, dewasa akhir 60 keatas.
Dalam buku-buku angelsaksis (Hill/Monks 1977) istilah “pemuda” (youth) memperoleh arti yg baru yaitu suatu masa peralihan antara masa remaja dan masa dewasa. Dalam buku tersebut akan dijumpai pemisahan antara adolesensi (12-18) dan masa pemuda (19-24).
Remplein (1962) “jugencrise” (krisis remaja) adanya penyimpangan masa pubertas. Pubertas 12-16 tahun laki2 dan 11-15 wanita
Memanfaatkan waktu luang: Originalitas remaja Brightbill (1966) remaja lebih banyak mengalami kesukaran dlm memanfaatkan waktu luangnya daripada anak-anak. Remaja dapat melepaskan kelebihan energinya dalam berolahraga dan dalam menemukan identitasnya, dapat membandingkan kemampuan dengan teman2 dlm mencari identitas dan dominasi yang pada anak laki2 lebih berkolerasi dengan prestasi olah raga (Wersfeld dkk., 1983)
Sekilas sejarah Pemuda Indonesia:
Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudia mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.
Lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia. Yaitu, sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan
PERTAMA: KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.
KEDOEA: KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.
KETIGA: KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA.
Sekilas Tokoh2 Muda:
MAHMOUD AHMADINEJAD/AHMADINEZHAD (LAHIR 28 OKTOBER 1956) ADALAH PRESIDEN IRAN YANG KEENAM. JABATAN KEPRESIDENANNYA DIMULAI PADA 3 AGUSTUS 2005. LAHIR DI DESA PERTANIAN ARADAN, DEKAT GARMSAR, SEKITAR 100 KM DARI TEHERAN, SEBAGAI PUTRA SEORANG PANDAI BESI.
BARACK HUSSEIN OBAMA (LAHIR 4 AGUSTUS 1961) ADALAH PRESIDEN KE 44 AMERIKA SERIKAT. DIA ADALAH ORANG AFRICAN AMERICAN PERTAMA YANG MEMEGANG JABATAN PENTING SEBAGAI PRESIDEN AMERIKA SERIKAT. (3 JANUARI 2005).
PRESIDEN PERTAMA REPUBLIK INDONESIA, SOEKARNO YANG BIASA DIPANGGIL BUNG KARNO, LAHIR DI BLITAR, JAWA TIMUR, 6 JUNI 1901 DAN MENINGGAL DI JAKARTA, 21 JUNI 1970 20 JANUARI 2009
MOHAMMAD HATTA LAHIR PADA TANGGAL 12 AGUSTUS 1902 DI BUKITTINGGI.
Karena besamya aktivitas Bung Hatta dalam gerakan koperasi, maka pada tanggal 17 Juli 1953 dia diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia
Muhammad SAW: Beliau hidup di dunia ini selama enam puluh tiga tahun. Kita dapat mengklasifikasikan usia beliau yang penuh berkah ini dalam tiga klasifikasi besar:
- Empat puluh tahun pertama hingga pengangkatan menjadi nabi.
- Tiga puluh tahun masa kenabian hingga beliau hijrah ke Madinah.
Mengenai Belajar:
Scinner, proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yg belangsung secra progersif.
Chaplin, perubahan tingkah laku yg relative menetap tergantung latihan dan pengalaman
Hintzman, perubahan yg terjadi krn pengalaman yg dpt mempengaruhi tingkah laku
wittig. Perubahan; tingkah laku: pengalamanan
Abdul Mu’ti: Tiga persoalan pendidikan di Indonesia:
1. Financial. Realisasi anggaran pendidikan 20 %. Dampak, banyak yg tdk sekolah, buta huruf, lembaga yg dikelola apa adanya (modal utama membangun peradaban)
Penelitian; tindak kejahatan mayoritas mereka yang berpendidikan rendah.
Kebodohan musuh utama islam, misi islam masyarakat ilmiah; ilmu amaliah
2. Administrative ; system pendidikan nasional yg sentralistik, dampak; hilangnya kreatifitas pendidikan pd tingkat lokal dan out put pendiidkan seringkali mis match dg realitas sosio-kultural yg dihadapi masyarakat
3. Cultural: proses pendidikan. Menempatkan guru dlm posisi yg sangat tinggi. Guru sbg sumber ilmu juga sumber keselamatan.
Pendidikan yg formalistic. Ukuran keberhasilan tdk dilihart dr perubahan tingkah laku melainkan pada skor raport atau ijazah. Dampak; belajar untuk lulus ujian dan mendapatkan ijazah. Banyak kasus2 mafia UN.
Inkonsistensi antara apa yg dipelajari dengan realitas social, cultural dan moral di masyarakat. Korupsi, penipuan. Menyontek lebih bagus disbanding yg tekun belajar. Kontradiksi ini menimbulkan discrepansi pendidikan dengan realitas social dan split personality. Skornya excellent tetapi perilaku keseharian sebaliknya.
Masyarakat madani (civil society) memiliki tiga cirri; kebebasan, persamaan dan toleransi. Malik fajar (1999) masyarakat religious, demokratis-pluralistik; menghargai perbedaan pendapat, keanekaragaman suku, agama dan budaya., tertib dan sadar hukum. Tidak diskriminatif, profesioanal, memiliki tradisi belajar.
Bagaimana pendidikan dapat berperan dlm mewujudkan masyarakat madani: Pendidikan yang membebaskan.secara umum gagasan pendidikan dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok: kelompok psikologis-paedagogis dan politik-ideologis. Kelompok pertama diwakili oleh carl rogers dan para tokoh psikologi humanistic. Kelompok kedua diwakili oleh ivan illich dan Paulo freire.
Rogers (1969) pelajar sebagai human. Implementasinya pertama, Perhatian lebih besar pada aspek pengembangan pikiran dan perasaan dibandingkan materi pembelajaran. Kedua, pengembangan kepribadian dan identitas individual melalui komunikasi dan penghargaan yg tinggi kepada pelajar.
Konsep pendidikan humanis tersebut jelas menempatkan pelajar sebagai individu yg “bebas”, mereka bebasa menentukan pilihan mengenai apa yg ingin dipelajari dan memiiiuh cara yg terbaik memperoleh apa yg diinginkan.
Freire: pendidikan seharusnya mampu membebaskan manusia dari keterbelakangan dan kebodohan. Tapi ternyata pendidikan telah berperan sebagai alat penindasan bagi kekuasaan. Sekolah hanya menjadi penguat bagi munculnya hak2 istimewa bagi kelompok tertentu.
*Disampaikan saat Stadium General MUSYKOM IMM Psikologi
Dari berbagai sumber
Langganan:
Postingan (Atom)