Oleh: IMMawan Wicaksana Ari Wibawa*
“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dan saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran” (QS Al-Asr)
Sebagai seorang hamba yang tidak sempurna, tentu mengemban amanah adalah sebuah bentuk aktifitas maupun ibadah yang berat. Baik secara kewajiban, pikiran maupun fisik. Akan tetapi yang lebih penting, setiap aktifitas untuk mengemban amanah tersebut haruslah selalu dijalankan dengan sepenuh hati, segenap jiwa dan penuh keikhlasan semata mata untuk mendapat ridha Allah SWT.
Di dalam menjalankan sebuah amanah, pemahaman akan sesuatu adalah hal penting yang perlu disadari dan diperhatikan sebagai asas dasar dalam bertindak, Apabila pewajiban tidak dianggap sebagai bentuk dehumanisasi, mungkin saya beranggapan pemahaman ini adalah wajib. Sehingga suatu bentuk aktifitas didalamnya tidak hanya dipahami secara mekanis, akan tetapi juga substantif,
Kemauan, kemampuan dan kesempatan. Tiga hal tersebut tidak akan pernah lepas jika kita berbicara tentang sebuah peran dalam kehidupan. Dan waktu adalah sebuah misteri yang terkadang menipu, karena dia bisa saja menjembatani maupun memisahkan ketiga hal itu. Begitu pula di dalam ikatan, 3 hal ini selalu mengiringi proses proses perjuangan kami di dalamnya, dan permainan tipuan waktu terkadang begitu indah sampai tak terasa kami berada di ujung kepemimpinan periode ini.
*Demisioner PK IMM 2009-2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar