1.Niat puasa: (a). Niat disyariatkan dalam puasa Ramadhan, juga puasa wajib lainnya seperti puasa qadha’ dan dan kaffarat. Dan hendaknya niat itu dilakukan di malam hari, meskipun beberapa saat sebelum terbitnya fajar. Niat adalah keinginan hati untuk melakukan suatu perbuatan tanpa diikuti dengan ucapan. Orang yang berpuasa Ramadhan, tidak perlu memperbaharui niatnya setiap malam Ramadhan, tetapi cukup baginya niat puasa Ramadhan sebulan ketika masuk bulan Ramadhan. (b). Puasa sunnah mutlak tidak disyaratkan niat sejak malam hari. Adapun puasa sunnah tertentu (puasa Arafah misalnya), untuk kehati-hatian maka hendaknya diniatkan sejak malam hari.
2.Barangsiapa melakukan puasa wajib seperti puasa qadha’, nadzar dan kaffarat maka ia harus menyempurnakan puasanya dan tidak boleh berbuka tanpa udzur. Sedangkan orang yang puasa sunnah, maka jika dia menghendaki boleh berbuka, meskipun tanpa uzdur.
3.(a). Orang yang tidak mengetahui telah masuk bulan Ramadhan kecuali setelah terbit fajar maka hendaknya ia menahan dari makan dan minum pada hari itu, lalu mengqadha’nya pada hari lain. Demikian menurut jumhur (mayoritas) para ulama. (b). Orang yang dipenjara atau ditawan, jika mengetahui masuknya bulan Ramadhan dengan menyaksikan atau mendengar berita dari orang yang terpercaya maka ia wajib berpuasa. Jika tidak, maka hendaknya ia berijtihad sendiri dan melakukan apa yang paling kuat menurut dugaannya.
4.Berbuka dan menahan diri (puasa): (a). Bila seluruh matahari telah tenggelam maka itulah waktu berbuka bagi orang yang berpuasa. Dan tidak ada pengaruhnya warna merah yang masih tampak di ufuk. (b). Jika fajar telah terbit, maka orang yang berpuasa wajib menahan diri (dari makan dan minum serta yang membatalakan puasa) seketika, baik mendengar adzan atau tidak. Adapun menahan diri --sebagai bentuk kehati-hatian—sebelum fajar sekitar 10 menit (padahal masih membutuhkan makan dan minum) maka hal itu tidak dibenarkan. (c). Negeri yang malam dan siangnya sepanjang 24 jam maka bagi umat Islam di dalamnya wajib berpuasa, meskipun siangnya lebih lama dari malamnya.
5.Yang membatalkan puasa: (a). Seseorang yang membatalkan puasanya –selain karena haid dan nifas- tidak dikatakan membatalkan puasanya kecuali dengan tiga syarat: 1- Hendaknya dalam keadaan mengerti, tidak bodoh; 2-Dalam keadaan ingat, bukan sedang lupa; 3-Dengan keinginan sendiri, bukan dipaksa. Adapun yang termasuk pembatal puasa adalah bersetubuh, sengaha muntah, ihtijam (bekam) serta makan dan minum dengan sengaja. (b). Termasuk pembatal puasa yang semakna dengan makan dan minum adalah obat-obatan atau serbuk yang ditelan melalui mulut, suntikan yang mengenyangkan, demikian juga transfusi darah. Adapun suntikan yang bukan pengganti makan atau minum maka, tetapi untuk pengobatan, maka hal itu tidak membahayakan puasanya, membersihkan ginjal juga tidak membatalkan puasa. Dan menurut pendapat yang kuat, obat tetes mata dan telinga, mencopot gigi serta mengobati luka, tidaklah membatalkan puasa. Demikian pula dengan mengambil darah untuk diagnosa tidak membatalkan puasa. Obat tenggorokan selama tidak ditelan juga tidak membatalkan. Barangsiapa menambal giginya lalu mendapatkan rasa mint (sejuk) atau lainnya maka hal itu tidak membatalkan puasanya. (b) . Barangsiapa makan atau minum pada siang hari bulan Ramadhan tanpa uzdur maka dia telah berbuat dosa besar, ia harus tobat dan mengqadha’ (mengganti) puasanya. (c). Jika ia lupa lalu makan dan minum maka hendaknya ia tetap melanjutkan puasanya, karena itu merupakan karunia dari Allah. Jika melihat orang yang makan dan minum karena lupa maka ia harus mengingatkannya. (d). Barangsiapa membutuhkan berbuka untuk menolong orang yang mau binasa maka hendaknya ia berbuka dan mengqadha puasanya.
6.(a). Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada siang hari Ramadhan dengan sengaja dan tanpa dipaksa maka dia telah merusak puasanya. Ia wajib bertobat dan melanjutkan puasanya pada hari itu serta wajiba mengqadha’ dan membayar kaffarat mughallazhah (denda berat). Dan hal yang sama juga berlaku hukumnya pada orang yang berzina, melakukan homoseksual atau menyetubuhi binatang. (b). Jika ia berkeinginan menyetubuhi isterinya dengan berbuka terlebih dahulu dengan makan atau minum maka dosanya lebih besar, sebab ia telah mencemarkan kesucian Ramadhan dua kali, yakni dengan makan dan bersetubuh. (c). Seorang suami yang mencium, bermesraan, berpelukan, bersentuhan dan memandang berkali-kali terhadap isterinya, jika bisa mengendalikan nafsunya adalah dibolehkan, tetapi jika ia orang yang mudah terangsang birahinya maka hal itu tidak dibolehkan. (d). Jika ia sedang menyetubuhi isterinya tiba-tiba fajar (terdengar adzan) maka ia harus sengera menyudahinya. Puasanya tetap sah, meskipun ia mengeluarkan mani setelah menyudahinya. Jika ia masih tetap menlanjutkannya padahal fajar telah terbit maka berarti ia telah berbuka, dan karenanya ia wajib tobat, mengqadha’ puasanya dan membayar kaffarat mughallazhah.
7.(a). Jika pagi hari ia dalam keadaan junub, mka hal itu tidak membatalkan puasanya. Ia boleh mengakhirkan mandi jari junub, haid dan nifas hingga setelah terbit fajar, tetapi ia harus bersegera sehingga mendapatkan shalat Shubuh berjamaah. (b). Jika orang yang puasa mimpi dengan mengeluarkan mani hal itu membatalkan puasanya menurut ijma’ (kesepakatan) ulama, dan ia tetap wajib melanjutkan puasanya. (c). Barangsiapa mengeluarkan mani pada siang hari bulan Ramadhan dengan sesuatu yang mungkin dijaga, seperti menyentuh atau memandang yang berulang-ulang maka ia wajib tobat kepada Allah dan menahan diri dari makan dan minum pada sisa harinya, lalu ia wajib mengqadhanya pada hari lain.
8.Barangsiapa muntah tanpa sengaja maka tidak wajib mengqadha’ puasanya tetapi, barangsiapa muntah dengan sengaja maka ia wajib mengqadhanya. Adapun mengunyah permen karet manis atau ada rasa lain maka mengunyahnya adalah haram. Jika ada sesuatu yang yang masuk ke tenggorokannya karenanya maka batal puasanya. Adapun dahak atau ingus, jika ia tertelan sampai di mulut maka tidaklah membatalkan puasa, jika ia telan setelah sampai di mulut maka menjadi batal puasanya. Adapun mencicipi makanan tanpa diperlukan hukumnya makruh.
9.Siwak hukumnya sunnah bagi orang yang puasa pada sepanjang siang hari
10.Sesuatu yang terjadi pada orang puasa seperti luka, mimisan, masuknya air cairan lain ke tenggorokannya tanpa sengaja maka hal itu tidak merusak puasa. Demikian pula halnya meminyaki rambut atau kumis atau mencium wangi-wangian.
11.Merokok adalah salah satu yang membatalkan puasa. Dan ia tidak boleh menjadi sebab sehingga sesorang meninggalkan puasa.
12.Berendam di dalam air atau berselimut dengan kain yang dibasahi untuk mendapat kesejukan tidaklah mengapa bagi orang yang berpuasa.
13.Jika seseorang makan, minum atau menyetubuhi isterinya karena mengira waktu masih malam, tetapi ternyata telah terbit fajar maka ia tidak berdosa dan tetap melanjutkan puasanya.
14.Jika ia berbuka karena mengira matahari telah tenggelam padahal belum, maka menurut jumhur ulama ia wajib mengqadha puasanya.
15.Jika telah terbit fajar seorang dimulutnya masih ada makanan atau minuman maka para fuqaha (Para Ahli Fiqih) sepakat bahwa ia harus memuntahkannya dari puasanya sah.
16.Hukum puasa wanita: (a). Jika wanita melihat lendir putih dan dia tahu bahwa dia telah suci maka ia wajib meniatkan puasa sejak malam. Jika ia tidak mengetahui tentang status kesuciannya maka hendaknya dia mengusapnya dengan kapas atau sejenisnya. Jika kapas itu dikeluarkan dalam keadaan bersih maka ia berpuasa. Dan seorang wanita haid atau nifas, jika darahnya berhenti pada malam hari lalu niat puasa, kemudian terbit fajar sebelum mandi maka menurut segenap ulama, puasanya adalah sah. (b). Wanita yang mengetahui bahwa kebiasaan haidnya adalah besok misalnya, maka ia tetap harus tetap dalam niat puasa, dan tidak boleh berbuka sampai ia melihat darah. (c). Yang paling utama bagi wanita haid adalah menerima sunatullah pada dirinya, ridha dengannya dan tidak mencari jalan untuk menghentikan haid pada bulan ramadhan. (d). Jika wanita hamil keguguran, dan janinnya telah berbentuk maka ia dalam keadaan nifas dan tidak boleh berpuasa. Jika belum berbentuk maka ia adalah darah istihadhah (penyakit) dan wajib berpuasa jika ia mampu. Orang yang nifas jika telah suci sebelum 40 hari maka ia niat puasa dan mandi untuk shalat. Dan jika lebih dari 40 hari maka ia niat puasa dan mandi serta darah yang keluar dianggap darah istihadhah. (e). Pendapat yang kuat dengan meng-qiyaskan orang hamil dan menyusui dengan orang sakit. Keduanya boleh berbuka dan tidak ada kewajiban selain qadha, baik tidak puasa karena takut terhadap dirinya atau terhadap anak yang dikandungnya. (f). Perempuan yang wajib puasa jika disetubuhi oleh suaminya pada siang hari Ramadhan dengan kerelaannya maka hukum baginya adalah sama dengan hukum suaminya. Tetapi jika ia dipaksa maka is harus berusaha menolaknya, dan ia tidak wajib membayar kaffarat karenanya.
"Semoga Ramadhan tahun ini bisa menambah keimanan dan ketaqwaan kita serta kita bisa menjadi lebih baik dari pada tahun-tahun sebelumnya
Assalaamu'alaikum... SELAMAT DATANG DI KAWASAN PSIKOLOGI. Jalan Kapas No. 9 Kampus I UAD Yogyakarta. Bagi tmn2 yang mau nulis.. kirim aja ke Email: immpsi_uad@yahoo.com "Menolak Tunduk Bangkit Melawan, Maju Bersama IMM atau Mati Demi Islam, Teruslah Berjuang, Senyum Sapa dan Salam"
Rabu, 12 Agustus 2009
Maklumat PP Muhammadiyah
Maklumat Nomor: 06/MLM/I.0/E/2009
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kamis (23/07/2009) melalui Maklumat Nomor: 06/MLM/I.0/E/2009 mengumumkan penetapan tanggal 1 Ramadhan 1430 H berterpatan dengan hari Sabtu, tanggal 22 Agustus 2009.
Seperti dirilis dalam situs resmi Muhammadiyah, penentuan tersebut sesuai hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Di dalam maklumat tersebut dinyatakan bahwa ijtimak menjelang Ramadhan 1430 H terjadi pada hari Kamis tanggal 20 Agustus 2009 M pukul 17:02:48 WIB. Data astronomis yang menjadi dasar penentuan tersebut adalah tinggi hilal pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta (f = -07° 48¢ dan l = 110° 21¢ BT) = -01° 10¢ 20² (hilal belum wujud) dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam Hilal di bawah ufuk.
Dalam maklumat tersebut, PP Muhammadiyah juga menyertakan Tausiyah Ramadhan yang salah satunya mengingatkan agar bulan Ramadhan ini dijadikan momentum untuk mempertautkan kembali hati yang mungkin selama pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden telah terjadi perbedaan pendapat dan pilihan sehingga menimbulkan keretakan hati.
Selain penetapan 1 Ramadhan, maklumat tersebut juga memuat penetapan 1 Syawwal 1430 H yang jatuh pada hari Ahad tanggal 20 September 2009 dan 'Idul Adha (10 Dzulhijjah 1430 H) jatuh pada hari Jum'at tanggal 27 November 2009 M.
NB : Mohon infomasi ini tolong disebarluaskan.
untuk download jadwal imsakiyah lihat di. www.muhammadiyah.or.id
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kamis (23/07/2009) melalui Maklumat Nomor: 06/MLM/I.0/E/2009 mengumumkan penetapan tanggal 1 Ramadhan 1430 H berterpatan dengan hari Sabtu, tanggal 22 Agustus 2009.
Seperti dirilis dalam situs resmi Muhammadiyah, penentuan tersebut sesuai hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Di dalam maklumat tersebut dinyatakan bahwa ijtimak menjelang Ramadhan 1430 H terjadi pada hari Kamis tanggal 20 Agustus 2009 M pukul 17:02:48 WIB. Data astronomis yang menjadi dasar penentuan tersebut adalah tinggi hilal pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta (f = -07° 48¢ dan l = 110° 21¢ BT) = -01° 10¢ 20² (hilal belum wujud) dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam Hilal di bawah ufuk.
Dalam maklumat tersebut, PP Muhammadiyah juga menyertakan Tausiyah Ramadhan yang salah satunya mengingatkan agar bulan Ramadhan ini dijadikan momentum untuk mempertautkan kembali hati yang mungkin selama pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden telah terjadi perbedaan pendapat dan pilihan sehingga menimbulkan keretakan hati.
Selain penetapan 1 Ramadhan, maklumat tersebut juga memuat penetapan 1 Syawwal 1430 H yang jatuh pada hari Ahad tanggal 20 September 2009 dan 'Idul Adha (10 Dzulhijjah 1430 H) jatuh pada hari Jum'at tanggal 27 November 2009 M.
NB : Mohon infomasi ini tolong disebarluaskan.
untuk download jadwal imsakiyah lihat di. www.muhammadiyah.or.id
Marhaban Yaa Romadhon
Dalam setahun, ada satu bulan yang kedatangannya selalu kita nantikan, ia adalah bulan Ramadhan. Alhamdulillah, bulan yang sangat kita rindukan itu akan tiba. pada bulan ini Allah menumpahkan kebaikanNya untuk segenap hamba-hambaNya yang beriman. Di bulan ramadhan, kedermawanan Nabi Saw lebih deras dari hembusan angin. Para sahabat dan salafus shalih terdahulu selalu berlomba-lomba menumpuk kebaikan dan amal ibadah didalamnya. Namun saat ini, kondisi umat islam sungguh memilukan, mayoritas mereka tak saja lemah untuk diajak berfastabiqul khairat di bulan penuh kemuliaan ini, tapi mereka selalu saja tiap tahun tak siap dengan amalan-amalan yang semestinya mereka lakukan secara benar. Bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah, musim berbagai macam ibadah seperti puasa, sholat, membaca Al-qur’an, bersedekah, berbuat baik, dzikir, do’a, istiqhfar, memohon surga, berlindung dari masuk neraka serta macam-macam ibadah dan amal kebajikan lainnya.
Orang yang beruntung adalah yang menjaga setiap detik waktunya, baik di siang atau malam hari untuk berbagai amal perbuatan yang menjadikannya berbahagia serta lebih dekat kepada Allah, sesuai dengan yang diperintahkan, tanpa menambah atau mengurangi. Karena itu, setiap muslim wajib belajar tentang hukum-hukum puasa. Sayangnya, tak sedikit orang yang melalaikan masalah ini, sehingga banyak terjerumus pada masalah-masalah. Diantara kesalahan-kesalahan yang jamak (umum) dilakukan orang berkaitan dengan bulan ramadhan adalah :
1. Tidak mengetahui hukum-hukum puasa serta tidak menanyakannya. Pada hal Allah berfirman: "Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui."(An-Nahl:43)
Dan Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa dikehendaki baik oleh Allah, niscaya ia dipahamkan dalam urusan agamanya."(Muttafaqun Alaih)
2. Menyambut bulan suci ramadhan dengan hura-hura dan bermain-main. Pada hal yang seharusnya adalah menyambut bulan yang mulia tersebut dengan dzikir dan bersyukur kepada Allah, karena masih diberi umur bertemu kembali dengan bulan ramadhan. Lalu hendaknya ia bertaubat dengan sungguh-sungguh, kembali kepada Allah serta melakukan muhasabatun nafs (perhitungan dosa-dosa pribadi), baik yang kecil maupun yang besar, sebelum Datang Hari Perhitungan dan Pembalasan atas setiap amal yang baik maupun yang buruk.
3. Sebagian orang, bila datang bulan ramadhan mereka bertaubat. shalat dan puasa. Tetapi jika bulan ramadhan talah berlalu mereka kembali lagi meninggalkan sholat dan melakukan lagi berbagai perbuatan maksiat. Alangkah celaka golongan orang seperti ini, sebab mereka tidak mengetahui Allah kecuali di bulan ramadhan. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Tuhan bulan-bulan pada sepanjang tahun adalah satu jua? Bahwa maksiat itu haram hukumnya disetiap waktu? Bahwa Allah mengetahui perbuatan mereka di setiap saat dan tempat? Karena itu, hendaknya mereka bertaubat kepada Allah dengan taubat nashuha (benar-benar taubat), meninggalkan maksiat serta menyesali apa yang telah mereka lakukan dimasa lalu, selanjutnya berkemauan kuat untuk tidak mengulanginya dikemudian hari. Dengan demikian insyah Allah taubat mereka akan diterima, dan dosa-dosa mereka akan diampuni.
4. Anggapan sebagian orang bahwa bulan ramadhan adalah kesempatan untuk tidur dan bermalas-malas di siang hari, serta untuk bergadang di malam hari. Lebih disayangkan lagi, mayoritas mereka bergadang dalam hal-hal yang dimurkai Allah, berhura-hura, bermain yang sia-sia, menggunjing, adu domba dan sebagainya. Hal-hal semacam ini sangat berbahaya dan merugikan mereka sendiri. Sesungguhnya hari-hari bulan ramadhan merupakan saksi taatnya orang-orang yang taat dan saksi maksiatnya orang-orang yang ahli maksiat dan lupa diri.
5. Sebagian orang ada yang merasa sedih dengan datangnya bulan ramadhan dan bersuka cita jika keluar dari padanya. Sebab mereka beranggapan bahwa bulan ramadhan akan menghalangi mereka melakukan kebiasaan maksiat dan menuruti syahwat. Meraka berpuasa sekedar ikut-ikutan dan toleransi. Karena itu mereka lebih mengutamakan bulan-bulan lain dari pada bulan ramadhan. Padahal ia adalah bulan penuh barakah, ampunan, rahmat dan pembebasan dari neraka bagi setiap muslim yang melakukan kewajiban-kewajibannya dan meninggalkan setiap yang diharamkan atasnya, mengerjakan segala perintah dan menjauhi segala yang dilarang.
6. banyak orang yang bergadang pada malam-malam bulan ramadhan dengan melakukan sesuatu yang tidak terpuji, bermain-main, ngobrol, jalan-jalan atau duduk-duduk dijembatan atau terotoar jalan. Pada tengah malam mereka baru pulang dan langsung sahur kemudian tidur. Karena kelelahan, mereka tidak bisa bangun untuk sholat subuh berjamaah pada waktunya. Ada banyak kesalahan dari perbuatan semacam ini:
a. Bergadang dengan sesuatu yang tidak bermanfaat. Padahal Nabi saw membenci tidur sebelum Isya’ dengan bercengkerama (ngobrol) setelahnya kecuali dalam hal perbaikan. Dalam hadits Riwayat Ahmad, Rasulullah saw bersabda: "Tidak boleh bercengkerama kecuali bagi orang yang sholat atau bepergian."(As Suyuti berkata, hadits ini hasan).
b. Sia-sianya waktu mereka yang sangat berharga. Mereka sama sekali tidak memanfaatkannya sedikitpun. Padahal masing-masing orang akan menyesali setiap waktu yang ia lalui tanpa diiringi dengan mengingat Allah didalamnya.
c. Menyegerakan sahur sebelum waktu yang dianjurkan. Padahal Rasulullah saw menganjurkan sahur pada akhir malam sebelum terbit fajar.
Musibah terbesar mereka adalah tidak dapat menunaikan sholat shubuh berjemaah tepat pada waktunya. Betapa tidak, sebab pahala shubuh berjamaah menyamai sholat satu malam atau separuhnya. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah saw: "Barang siapa sholat isya’ berjamaah maka seakan-akan ia sholat separuh malam dan barang siapa sholat shubuh berjamaah maka seakan-akan ia sholat sepanjang (satu) malam." (HR. Muslim dari Utsman bin Affan Radhiallahu Anhu) Orang yang meninggalkan shalat shubuh secara berjamaah tersebut berkarakter sebagaimana orang-orang munafik, mereka tidak melakukan sholat kecuali dalam keadaan malas, mengakhirkan waktunya dan tidak berjamaah. Mereka mengharamkan dirinya dari mendapatkan keutamaan serta pahala yang besar.
7. Menjaga dari hal-hal yang membatalkan puasa secara lahiriah seperti makan, minum dan bersenggama dengan istri, tetapi tidak menjaga dari hal-hal yang membatalkan puasa secara maknawiyah seperti menggunjing, adu domba, dusta, melaknat, mencaci, memandang wanita-wanita di jalanan, di toko, di pasar dan sebagainya.
Seyogyanya setiap muslim memperhatikan puasanya, menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan dan membatalkan puasa. Sebab betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan kecuali lapar dan dahaga belaka. Betapa banyak orang yang sholat, tetapi ia tidak mendapatkan kecuali bergadang dan payah saja. Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum."(HR.Al-Bukhari).
8. Meninggalkan sholat taraweh. Padahal telah dijanjikan bagi orang yang menjalankan karena iman dan mengharap pahala dari Allah ampunan akan dosa-dosanya yang telah lalu. Orang yang meninggalkan sholat taraweh berarti meremehkan adanya pahala yang agung dan balasan yang besar ini.
Ironinya, banyak umat islam yang meninggalkan sholat taraweh. Barangkali ada yang ikut sholat sebentar lalu tidak melanjutkannya hingga selesai . Atau rajin melakukannya pada awal-awal bulan ramadhan dan malas ketika sudah akhir bulan. alasan mereka, sholat taraweh hanya sunnah belaka.
Benar, tetapi ia adalah sunnah mu’akkadah yang dilakukan olah Rasulullah saw, Khulafaur Rasyidin dan para Tabi’in yang mengikuti petunjuk mereka. Ia adalah salah satu bentuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dan salah satu sebab bagi ampunan dan kecintaan Allah kepada hambaNya. Orang yang meninggalkan berarti tidak mendapatkan bagian dari padanya sama sekali. Kita berlindung kepada Allah dari yang demikian. Dan bahkan mungkin orang yang melakukan sholat taraweh itu bertepatan dengan turunnya Lailatul Qadar, maka ia akan beruntung dengan ampunan dan pahala yang amat besar.
9. Sebagian orang ada yang berpuasa , tetapi meninggalkan sholat atau hanya sholat ketika bulan ramadhan saja. Orang semacam ini puasa dan sedekahnya tidak bermanfaat. sebab sholat adalah tiang dan pilar utama agama islam.
10. Melakukan perjalan keluar negeri pada bulan ramadhan untuk tujuan yang baik, tetapi agar bisa berbuka puasa dengan alasan musafir.
Perjalanan semacam ini tidak dibenarkan dan ia tidak bolah berbuka karenannya. Sungguh tidak tersembunyi bagi Allah tipu daya orang-orang yang suka menipu. Sebagian besar orang yang melakukan hal tersebut adalah para tukang mabuk dan minuman-minuman keras. Mudah-mudahan Allah menjauhkan kita dari yang demikian.
11. Berbuka dengan sesuatu yang haram. Seperti minuman yang memabukkan, rokok dan sejenisnya. Atau berbuka dengan sesuatu yang didapatkan dari yang haram. Orang yang makan atau minum dari sesuatu yang haram tak akan diterima amal perbuatannya dan tak mungkin pula do’anya dikabulkan. Wallahu a’lam bi showwab….
Orang yang beruntung adalah yang menjaga setiap detik waktunya, baik di siang atau malam hari untuk berbagai amal perbuatan yang menjadikannya berbahagia serta lebih dekat kepada Allah, sesuai dengan yang diperintahkan, tanpa menambah atau mengurangi. Karena itu, setiap muslim wajib belajar tentang hukum-hukum puasa. Sayangnya, tak sedikit orang yang melalaikan masalah ini, sehingga banyak terjerumus pada masalah-masalah. Diantara kesalahan-kesalahan yang jamak (umum) dilakukan orang berkaitan dengan bulan ramadhan adalah :
1. Tidak mengetahui hukum-hukum puasa serta tidak menanyakannya. Pada hal Allah berfirman: "Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui."(An-Nahl:43)
Dan Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa dikehendaki baik oleh Allah, niscaya ia dipahamkan dalam urusan agamanya."(Muttafaqun Alaih)
2. Menyambut bulan suci ramadhan dengan hura-hura dan bermain-main. Pada hal yang seharusnya adalah menyambut bulan yang mulia tersebut dengan dzikir dan bersyukur kepada Allah, karena masih diberi umur bertemu kembali dengan bulan ramadhan. Lalu hendaknya ia bertaubat dengan sungguh-sungguh, kembali kepada Allah serta melakukan muhasabatun nafs (perhitungan dosa-dosa pribadi), baik yang kecil maupun yang besar, sebelum Datang Hari Perhitungan dan Pembalasan atas setiap amal yang baik maupun yang buruk.
3. Sebagian orang, bila datang bulan ramadhan mereka bertaubat. shalat dan puasa. Tetapi jika bulan ramadhan talah berlalu mereka kembali lagi meninggalkan sholat dan melakukan lagi berbagai perbuatan maksiat. Alangkah celaka golongan orang seperti ini, sebab mereka tidak mengetahui Allah kecuali di bulan ramadhan. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Tuhan bulan-bulan pada sepanjang tahun adalah satu jua? Bahwa maksiat itu haram hukumnya disetiap waktu? Bahwa Allah mengetahui perbuatan mereka di setiap saat dan tempat? Karena itu, hendaknya mereka bertaubat kepada Allah dengan taubat nashuha (benar-benar taubat), meninggalkan maksiat serta menyesali apa yang telah mereka lakukan dimasa lalu, selanjutnya berkemauan kuat untuk tidak mengulanginya dikemudian hari. Dengan demikian insyah Allah taubat mereka akan diterima, dan dosa-dosa mereka akan diampuni.
4. Anggapan sebagian orang bahwa bulan ramadhan adalah kesempatan untuk tidur dan bermalas-malas di siang hari, serta untuk bergadang di malam hari. Lebih disayangkan lagi, mayoritas mereka bergadang dalam hal-hal yang dimurkai Allah, berhura-hura, bermain yang sia-sia, menggunjing, adu domba dan sebagainya. Hal-hal semacam ini sangat berbahaya dan merugikan mereka sendiri. Sesungguhnya hari-hari bulan ramadhan merupakan saksi taatnya orang-orang yang taat dan saksi maksiatnya orang-orang yang ahli maksiat dan lupa diri.
5. Sebagian orang ada yang merasa sedih dengan datangnya bulan ramadhan dan bersuka cita jika keluar dari padanya. Sebab mereka beranggapan bahwa bulan ramadhan akan menghalangi mereka melakukan kebiasaan maksiat dan menuruti syahwat. Meraka berpuasa sekedar ikut-ikutan dan toleransi. Karena itu mereka lebih mengutamakan bulan-bulan lain dari pada bulan ramadhan. Padahal ia adalah bulan penuh barakah, ampunan, rahmat dan pembebasan dari neraka bagi setiap muslim yang melakukan kewajiban-kewajibannya dan meninggalkan setiap yang diharamkan atasnya, mengerjakan segala perintah dan menjauhi segala yang dilarang.
6. banyak orang yang bergadang pada malam-malam bulan ramadhan dengan melakukan sesuatu yang tidak terpuji, bermain-main, ngobrol, jalan-jalan atau duduk-duduk dijembatan atau terotoar jalan. Pada tengah malam mereka baru pulang dan langsung sahur kemudian tidur. Karena kelelahan, mereka tidak bisa bangun untuk sholat subuh berjamaah pada waktunya. Ada banyak kesalahan dari perbuatan semacam ini:
a. Bergadang dengan sesuatu yang tidak bermanfaat. Padahal Nabi saw membenci tidur sebelum Isya’ dengan bercengkerama (ngobrol) setelahnya kecuali dalam hal perbaikan. Dalam hadits Riwayat Ahmad, Rasulullah saw bersabda: "Tidak boleh bercengkerama kecuali bagi orang yang sholat atau bepergian."(As Suyuti berkata, hadits ini hasan).
b. Sia-sianya waktu mereka yang sangat berharga. Mereka sama sekali tidak memanfaatkannya sedikitpun. Padahal masing-masing orang akan menyesali setiap waktu yang ia lalui tanpa diiringi dengan mengingat Allah didalamnya.
c. Menyegerakan sahur sebelum waktu yang dianjurkan. Padahal Rasulullah saw menganjurkan sahur pada akhir malam sebelum terbit fajar.
Musibah terbesar mereka adalah tidak dapat menunaikan sholat shubuh berjemaah tepat pada waktunya. Betapa tidak, sebab pahala shubuh berjamaah menyamai sholat satu malam atau separuhnya. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah saw: "Barang siapa sholat isya’ berjamaah maka seakan-akan ia sholat separuh malam dan barang siapa sholat shubuh berjamaah maka seakan-akan ia sholat sepanjang (satu) malam." (HR. Muslim dari Utsman bin Affan Radhiallahu Anhu) Orang yang meninggalkan shalat shubuh secara berjamaah tersebut berkarakter sebagaimana orang-orang munafik, mereka tidak melakukan sholat kecuali dalam keadaan malas, mengakhirkan waktunya dan tidak berjamaah. Mereka mengharamkan dirinya dari mendapatkan keutamaan serta pahala yang besar.
7. Menjaga dari hal-hal yang membatalkan puasa secara lahiriah seperti makan, minum dan bersenggama dengan istri, tetapi tidak menjaga dari hal-hal yang membatalkan puasa secara maknawiyah seperti menggunjing, adu domba, dusta, melaknat, mencaci, memandang wanita-wanita di jalanan, di toko, di pasar dan sebagainya.
Seyogyanya setiap muslim memperhatikan puasanya, menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan dan membatalkan puasa. Sebab betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan kecuali lapar dan dahaga belaka. Betapa banyak orang yang sholat, tetapi ia tidak mendapatkan kecuali bergadang dan payah saja. Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum."(HR.Al-Bukhari).
8. Meninggalkan sholat taraweh. Padahal telah dijanjikan bagi orang yang menjalankan karena iman dan mengharap pahala dari Allah ampunan akan dosa-dosanya yang telah lalu. Orang yang meninggalkan sholat taraweh berarti meremehkan adanya pahala yang agung dan balasan yang besar ini.
Ironinya, banyak umat islam yang meninggalkan sholat taraweh. Barangkali ada yang ikut sholat sebentar lalu tidak melanjutkannya hingga selesai . Atau rajin melakukannya pada awal-awal bulan ramadhan dan malas ketika sudah akhir bulan. alasan mereka, sholat taraweh hanya sunnah belaka.
Benar, tetapi ia adalah sunnah mu’akkadah yang dilakukan olah Rasulullah saw, Khulafaur Rasyidin dan para Tabi’in yang mengikuti petunjuk mereka. Ia adalah salah satu bentuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dan salah satu sebab bagi ampunan dan kecintaan Allah kepada hambaNya. Orang yang meninggalkan berarti tidak mendapatkan bagian dari padanya sama sekali. Kita berlindung kepada Allah dari yang demikian. Dan bahkan mungkin orang yang melakukan sholat taraweh itu bertepatan dengan turunnya Lailatul Qadar, maka ia akan beruntung dengan ampunan dan pahala yang amat besar.
9. Sebagian orang ada yang berpuasa , tetapi meninggalkan sholat atau hanya sholat ketika bulan ramadhan saja. Orang semacam ini puasa dan sedekahnya tidak bermanfaat. sebab sholat adalah tiang dan pilar utama agama islam.
10. Melakukan perjalan keluar negeri pada bulan ramadhan untuk tujuan yang baik, tetapi agar bisa berbuka puasa dengan alasan musafir.
Perjalanan semacam ini tidak dibenarkan dan ia tidak bolah berbuka karenannya. Sungguh tidak tersembunyi bagi Allah tipu daya orang-orang yang suka menipu. Sebagian besar orang yang melakukan hal tersebut adalah para tukang mabuk dan minuman-minuman keras. Mudah-mudahan Allah menjauhkan kita dari yang demikian.
11. Berbuka dengan sesuatu yang haram. Seperti minuman yang memabukkan, rokok dan sejenisnya. Atau berbuka dengan sesuatu yang didapatkan dari yang haram. Orang yang makan atau minum dari sesuatu yang haram tak akan diterima amal perbuatannya dan tak mungkin pula do’anya dikabulkan. Wallahu a’lam bi showwab….
Orang Berpuasa tapi Tidak Sholat
Sebagian orang yang mudah-mudahan mereka diberi petunjuk oleh Alloh, mereka malas menjalankan sholat pada bulan Romadlon dan amalan lainnya. Akan tetapi mereka memelihara dan menjalankan puasa Romadlon meskipun mereka menahan lapar dan dahaga. bagaimna hukum puasa yang mereka jalankan ?
Jawab : seharusnya, mereka memikirkan keadaannya dan memperhatikan bahwa sesungguhnya sholat termasuk rukun Islam yang paling tinggi kedudukannya setelah syahadatain. Apabila mereka meninggalkan sholat karena meremehkan dan malas menjalankannya, maka pendapat yang kuat dan rajih berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah dari perbedaan para ulama' , mereka dihukumi telah keluar dari agama Islam (kafir) dan telah murtad. Meninggalkan sholat bukan suatu perkara yang remeh, orang yang telah kafir dan murtad tidak akan diterima puasa, shodaqoh dan amalan-amalan yang lainnya.
Dalilnya adalah firman Alloh (yang artinya) : "Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Alloh dan Rosul- Nya dan mereka tidak mengerjakan sholat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan" (Q.S. At-Taubah : 54). Dalam ayat ini Alloh menerangkan bahwa nafkah-nafkah mereka yang memberikan manfa'at kepada sesama tertolak dan tidak diterima karena disebabkan kekafiran mereka.
Mereka yang menjalankan puasa tetapi tidak melaksanakan sholat, maka puasanya tertolak dan tidak diterima selama kita mengikuti pendapat yang kuat berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang menghukumi mereka telah kafir dan murtad. Anjuran kepada mereka agar bertaqwa kepada Alloh dan memelihara sholat tepat pada waktunya dengan berjama'ah bersama kaum muslimin.
Saya jamin kepada mereka dengan kekuatan dari Alloh, apabila mereka menjalankan yang demikian, pasti mereka akan mendapatkan dirinya dalam keadaan kuat azamnya untuk beramal dibulan Romadlon dan diluar bulan Romadlon, demikian juga dalam memelihara sholat tepat pada waktunya dengan berjama'ah bersama kaum muslimin. Karena sesungguhnya orang yang kembali kepada Alloh dengan taubat Nashuha (taubat yang benar dengan menjalankan syarat-syaratnya), dia akan mendapatkan dirinya lebih baik dari keadaan sebelumnya. Hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Alloh di dalam Al-Qur'an tentang keadaan Nabi Adam setelah melanggar perintah Alloh untuk tidak memakan salah satu tanaman di surga. Alloh berfirman (yang artinya) :"Kemudian Robbnya memilihnya (mensucikannya untuk kenabian dan dekat dekat dengan-Nya), maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk" (Q.S. Thoha : 122).
Jawab : seharusnya, mereka memikirkan keadaannya dan memperhatikan bahwa sesungguhnya sholat termasuk rukun Islam yang paling tinggi kedudukannya setelah syahadatain. Apabila mereka meninggalkan sholat karena meremehkan dan malas menjalankannya, maka pendapat yang kuat dan rajih berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah dari perbedaan para ulama' , mereka dihukumi telah keluar dari agama Islam (kafir) dan telah murtad. Meninggalkan sholat bukan suatu perkara yang remeh, orang yang telah kafir dan murtad tidak akan diterima puasa, shodaqoh dan amalan-amalan yang lainnya.
Dalilnya adalah firman Alloh (yang artinya) : "Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Alloh dan Rosul- Nya dan mereka tidak mengerjakan sholat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan" (Q.S. At-Taubah : 54). Dalam ayat ini Alloh menerangkan bahwa nafkah-nafkah mereka yang memberikan manfa'at kepada sesama tertolak dan tidak diterima karena disebabkan kekafiran mereka.
Mereka yang menjalankan puasa tetapi tidak melaksanakan sholat, maka puasanya tertolak dan tidak diterima selama kita mengikuti pendapat yang kuat berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang menghukumi mereka telah kafir dan murtad. Anjuran kepada mereka agar bertaqwa kepada Alloh dan memelihara sholat tepat pada waktunya dengan berjama'ah bersama kaum muslimin.
Saya jamin kepada mereka dengan kekuatan dari Alloh, apabila mereka menjalankan yang demikian, pasti mereka akan mendapatkan dirinya dalam keadaan kuat azamnya untuk beramal dibulan Romadlon dan diluar bulan Romadlon, demikian juga dalam memelihara sholat tepat pada waktunya dengan berjama'ah bersama kaum muslimin. Karena sesungguhnya orang yang kembali kepada Alloh dengan taubat Nashuha (taubat yang benar dengan menjalankan syarat-syaratnya), dia akan mendapatkan dirinya lebih baik dari keadaan sebelumnya. Hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Alloh di dalam Al-Qur'an tentang keadaan Nabi Adam setelah melanggar perintah Alloh untuk tidak memakan salah satu tanaman di surga. Alloh berfirman (yang artinya) :"Kemudian Robbnya memilihnya (mensucikannya untuk kenabian dan dekat dekat dengan-Nya), maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk" (Q.S. Thoha : 122).
Hukum Orang Tidur Saat Berpuasa
Apa hukum bagi seorang yang menjalankan puasa Romadlon akan tetapi dia tidur di sepanjang siang ? Seseorang yang tidur dan bangun hanya untuk menjalankan perkara yang difardlukan kemudian tidur kembali ?
Ada dua keadaan dalam soal ini :
1.Seseorang yang tidur di sepanjang siang pada bulan Romadlon dalam keadaan dia berpuasa, yang demikian tidak diragukan lagi bahwa dia telah berbuat kejahatan pada dirinya sendiri dan berbuat maksiat kepada Alloh dengan meninggalkan sholat tepat pada waktunya. Apabila dia termasuk ahlul jamaah (orang yang diwajibkan untuk menjalankan sholat berjamaah dimasjid) maka dirinya telah meninggalkan jamaah dan itu adalah haram. Wajib baginya bertaubat kepada Alloh dan menjalankan sholat lima waktu tepat pada waktunya dengan berjamaah di masjid.
2.Seseorang yang tidur pada bulan Romadlon dan bangun hanya untuk menjalankan sholat yang difardlukan tepat pada waktunya dengan berjamaah, yang demikian tidak berdosa akan tetapi dia telah terluput dari amal kebaikan yang banyak.
Seyogyanya orang yang berpuasa menyibukkan dirinya dengan sholat, dzikir, doa dan membaca Al-Quran sehingga terkumpul dalam puasanya ibadah-ibadah yang lainnya. Sesungguhnya orang yang berpuasa apabila dia mengembalikan dirinya untuk mengerjakan dan memelihara amalan ibadah maka amal-amal ibadah tersebut akan mudah dia jalankan. Sebaliknya apabila dia mengembalikan dirinya dalam kemalasan, kelemahan dan keadaan yang sulit maka akan mendapatkan dirinya dalam keadaan sulit dan malas untuk menjalankan amalan ibadah. Sebaiknya orang yang berpuasa agar memelihara amalan ibadah pada bulan Romadlon, pasti Alloh akan memudahkan amalan kita.
Ada dua keadaan dalam soal ini :
1.Seseorang yang tidur di sepanjang siang pada bulan Romadlon dalam keadaan dia berpuasa, yang demikian tidak diragukan lagi bahwa dia telah berbuat kejahatan pada dirinya sendiri dan berbuat maksiat kepada Alloh dengan meninggalkan sholat tepat pada waktunya. Apabila dia termasuk ahlul jamaah (orang yang diwajibkan untuk menjalankan sholat berjamaah dimasjid) maka dirinya telah meninggalkan jamaah dan itu adalah haram. Wajib baginya bertaubat kepada Alloh dan menjalankan sholat lima waktu tepat pada waktunya dengan berjamaah di masjid.
2.Seseorang yang tidur pada bulan Romadlon dan bangun hanya untuk menjalankan sholat yang difardlukan tepat pada waktunya dengan berjamaah, yang demikian tidak berdosa akan tetapi dia telah terluput dari amal kebaikan yang banyak.
Seyogyanya orang yang berpuasa menyibukkan dirinya dengan sholat, dzikir, doa dan membaca Al-Quran sehingga terkumpul dalam puasanya ibadah-ibadah yang lainnya. Sesungguhnya orang yang berpuasa apabila dia mengembalikan dirinya untuk mengerjakan dan memelihara amalan ibadah maka amal-amal ibadah tersebut akan mudah dia jalankan. Sebaliknya apabila dia mengembalikan dirinya dalam kemalasan, kelemahan dan keadaan yang sulit maka akan mendapatkan dirinya dalam keadaan sulit dan malas untuk menjalankan amalan ibadah. Sebaiknya orang yang berpuasa agar memelihara amalan ibadah pada bulan Romadlon, pasti Alloh akan memudahkan amalan kita.
Hikmah Puasa
Ketahuilah, wahai orang yang diberikan taufiq untuk mentaati Rabbnya, bahwasanya orang yang berpuasa itu adalah orang yang berpuasa seluruh anggota badannya dari dosa-dosa, lisannya (berpuasa) dari berdusta, ucapan keji dan perkataan palsu, perutnya (berpuasa) dari minum dan makan serta kemaluannya (berpuasa) dari jima' (dan menjaganya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang syari'at-red), maka jika ia berkata, tidak berkata dengan sesuatu yang dapat merusak puasanya dan jika berbuat, tidak berbuat sesuatu yang merusakkan puasanya maka akan keluarlah perkataannya yang baik dan amalannya yang shalih.
Inilah puasa yang disyari'atkan yang tidak hanya semata-mata menahan dari makan dan minum serta syahwat (jima'). Puasa itu adalah puasanya anggota badan dari dosa-dosa, puasanya perut dari makan dan minum, maka sebagaimana makan dan minum akan merusakkan puasanya, demikian juga dosa-dosa akan memutus (menghilangkan) pahala puasa dan merusakkan buah puasa maka jadilah ia seperti orang yang tidak berpuasa.
Sungguh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan seorang muslim yang berpuasa agar berhias dengan akhlak-akhlak yang mulia dan keshalihan serta menjauhi dari perkataan keji, perbuatan keji, perbuatan rendah dan perbuatan kasar. Perkara-perkara yang jelek ini meskipun seorang muslim diperintahkan untuk menjauh darinya dan menghindarinya di setiap hari maka sesungguhnya larangan itu lebih keras lagi ketika dia melaksanakan puasa yang wajib.
Maka wajib bagi seorang muslim yang berpuasa agar menjauhkan dirinya dari perbuatan yang dapat melukai nilai puasanya sehingga dia dapat mengambil manfaat dengan puasanya itu dan mencapai derajat taqwa di mana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana yang telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa". (Al-Baqarah:183). Karena puasa adalah pengantar kepada ketaqwaan, puasa menahan jiwa dari banyak perbuatan maksiat, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Puasa adalah perisai". (Muttafaqun 'alaih dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu). Inilah saudaraku se-Islam, amalan-amalan yang jelek yang harus engkau ketahui agar engkau menjahuinya dan tidak terjatuh dalamnya:
1.Perkataan Palsu Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan pengamalannya maka Allah tidak butuh pada perbuatan meninggalkan makan dan minumnya". (H.R. Al-Bukhari).
2.Berkata/berbuat sia-sia dan kotor Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Puasa itu bukanlah semata-mata menahan dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari perbuatan sia-sia dan keji. Jika ada orang yang mencelamu atau berbuat jahil kepadamu maka katakanlah: "Aku sedang puasa, aku sedang puasa". (H.R. Ibnu Khuzaimahdan Al-Hakim dengan sanad shahih). Oleh karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengancam dengan ancaman yang keras bagi yang melakukan perbuatan tercela ini, beliau bersabda: "Banyak orang yang berpuasa di mana bagian dari puasanya hanyalah rasa lapar dan dahaga".(H.R. Ibnu Majah dengan sanad yang shahih). Ini tentunya bagi orang yang hanya berpuasa dari makan, minum dan jima' tapi dia masih terus melakukan berbagai kemaksiatan baik dari matanya, lisannya, tangannya, kakinya ataupun hatinya, sehingga dia hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga saja dari puasanya tersebut. Nas`alullaahas salaamah.
Dari Jabir bin 'Abdillah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menaiki mimbar maka tatkala beliau ada pada tannga pertama, beliau berkata: "Amin", kemudian ketika beliau berada pada tangga kedua, beliau berkata: "Amin" dan ketika ada pada tingkat ke tiga beliau berkata:"Amin". Para shahabat pun bertanya: "Ya Rasulullah kami mendengar engkau mengucapkan amin tiga kali. Beliau pun bersabda: "Ketika aku berada di tangga pertama, datang kepadaku Jibril 'alaihissalam dan berkata: "Celakalah bagi hamba yang mendapatkan bulan ramadhan lalu keluar dari bulan tersebut namun dia tidak diampuni (dosa-dosanya), maka saya mengatakan: "Amin". Kemudian Jibril berkata (lagi): "Celakalah bagi hamba yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah satunya namun kedua orang tuanya tidak bisa menjadikan sebab ia masuk surga." Maka saya katakan: "Amin." Kemudian Jibril pun berkata: "Celakalah bagi hamba yang disebutkan namamu namun dia tidak mengucapkan shalawat untukmu." Maka saya mengatakan: "Amin". (H.R. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani).
Renungkanlah mutiara yang terkandung dalam hadits mulia ini wahai saudaraku?, betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan apa-apa kecuali dari lapar dan dahaga saja. Bahkan yang lebih menyedihkan lagi ketika tidak mendapatkan ampunan Allah. Padahal salah satu tujuan kita berpuasa adalah untuk mendapatkan ampunan dari-Nya.
Dan sebab terjadinya hal itu adalah bahwa orang-orang yang melakukan perbuatan tersebut tidak memahami (hakikat puasa), sehingga Allah memberikan keputusan atas perbuatan tersebut dengan tidak memberikan pahala kepadanya. Na'udzubillahi min dzalik. Oleh sebab itu ahlul ilimi dari generasi salafus shalih membedakan antara larangan dengan makna khusus dengan ibadah hingga membatalkannya dan larangan yang tidak khusus dengan ibadah dan ini tidak membatalkannya. Untuk itu wahai saudaraku se-Islam, pahamilah hakikat puasa yaitu kita berpuasa dari makan, minum dan jima' serta seluruh anggota badan kita ikut berpuasa. Kita menjaga pandangan dari hal-hal yang diharamkan seperti melihat lawan jenis yang bukan mahramnya, menjaga telinga dari mendengarkan ghibah, perkataan dusta dan hal-hal lainnya yang diharamkan, menjaga tangan dan kaki kita dari perbuatan maksiat dan menjaga lisan kita dari ucapan-ucapan kotor, keji, palsu, dusta, dan sia-sia. Tidakkah kita mendengar sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata yang baik atau diam" (Muttafaqun 'alaih dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu).
Dalam hadits tersebut sangat jelas bahwasanya kita diperintahkan dengan dua hal yaitu berkata yang baik, kalau kita tidak mampu maka kita menuju kepada perintah yang kedua yaitu diam. Tidak ada pilihan yang ketiga. Sudah dimaklumi bahwasanya kebanyakan yang menjerumuskan orang kepada kebinasaan dan neraka adalah akibat lisan-lisan mereka (yang diumbar dan tidak dijaga) {Lihat hadits ke-29 dalam Arba'in}. Juga kita jaga hati-hati kita dari khayalan, angan-angan jahat dan lainnya dari amalan hati yang melanggar syari'at. Setelah kita paham akan hakikat puasa maka kita akan meraih derajat taqwa -biidznillaah- sebagaimana Allah jelaskan dalam surat Al-Baqarah:183 di atas. Semakin ikhlash amalan kita dan semakin sesuai dengan sunnah Rasulullah maka semakin baiklah amalan kita sehingga semakin tinggi derajatnya di sisi Allah, Insya Allah. Mudah-mudahan Allah menjadikan kita orang-orang yang bertaqwa dengan amalan puasa kita ini, Amin.
Inilah puasa yang disyari'atkan yang tidak hanya semata-mata menahan dari makan dan minum serta syahwat (jima'). Puasa itu adalah puasanya anggota badan dari dosa-dosa, puasanya perut dari makan dan minum, maka sebagaimana makan dan minum akan merusakkan puasanya, demikian juga dosa-dosa akan memutus (menghilangkan) pahala puasa dan merusakkan buah puasa maka jadilah ia seperti orang yang tidak berpuasa.
Sungguh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan seorang muslim yang berpuasa agar berhias dengan akhlak-akhlak yang mulia dan keshalihan serta menjauhi dari perkataan keji, perbuatan keji, perbuatan rendah dan perbuatan kasar. Perkara-perkara yang jelek ini meskipun seorang muslim diperintahkan untuk menjauh darinya dan menghindarinya di setiap hari maka sesungguhnya larangan itu lebih keras lagi ketika dia melaksanakan puasa yang wajib.
Maka wajib bagi seorang muslim yang berpuasa agar menjauhkan dirinya dari perbuatan yang dapat melukai nilai puasanya sehingga dia dapat mengambil manfaat dengan puasanya itu dan mencapai derajat taqwa di mana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana yang telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa". (Al-Baqarah:183). Karena puasa adalah pengantar kepada ketaqwaan, puasa menahan jiwa dari banyak perbuatan maksiat, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Puasa adalah perisai". (Muttafaqun 'alaih dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu). Inilah saudaraku se-Islam, amalan-amalan yang jelek yang harus engkau ketahui agar engkau menjahuinya dan tidak terjatuh dalamnya:
1.Perkataan Palsu Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan pengamalannya maka Allah tidak butuh pada perbuatan meninggalkan makan dan minumnya". (H.R. Al-Bukhari).
2.Berkata/berbuat sia-sia dan kotor Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Puasa itu bukanlah semata-mata menahan dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari perbuatan sia-sia dan keji. Jika ada orang yang mencelamu atau berbuat jahil kepadamu maka katakanlah: "Aku sedang puasa, aku sedang puasa". (H.R. Ibnu Khuzaimahdan Al-Hakim dengan sanad shahih). Oleh karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengancam dengan ancaman yang keras bagi yang melakukan perbuatan tercela ini, beliau bersabda: "Banyak orang yang berpuasa di mana bagian dari puasanya hanyalah rasa lapar dan dahaga".(H.R. Ibnu Majah dengan sanad yang shahih). Ini tentunya bagi orang yang hanya berpuasa dari makan, minum dan jima' tapi dia masih terus melakukan berbagai kemaksiatan baik dari matanya, lisannya, tangannya, kakinya ataupun hatinya, sehingga dia hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga saja dari puasanya tersebut. Nas`alullaahas salaamah.
Dari Jabir bin 'Abdillah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menaiki mimbar maka tatkala beliau ada pada tannga pertama, beliau berkata: "Amin", kemudian ketika beliau berada pada tangga kedua, beliau berkata: "Amin" dan ketika ada pada tingkat ke tiga beliau berkata:"Amin". Para shahabat pun bertanya: "Ya Rasulullah kami mendengar engkau mengucapkan amin tiga kali. Beliau pun bersabda: "Ketika aku berada di tangga pertama, datang kepadaku Jibril 'alaihissalam dan berkata: "Celakalah bagi hamba yang mendapatkan bulan ramadhan lalu keluar dari bulan tersebut namun dia tidak diampuni (dosa-dosanya), maka saya mengatakan: "Amin". Kemudian Jibril berkata (lagi): "Celakalah bagi hamba yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah satunya namun kedua orang tuanya tidak bisa menjadikan sebab ia masuk surga." Maka saya katakan: "Amin." Kemudian Jibril pun berkata: "Celakalah bagi hamba yang disebutkan namamu namun dia tidak mengucapkan shalawat untukmu." Maka saya mengatakan: "Amin". (H.R. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani).
Renungkanlah mutiara yang terkandung dalam hadits mulia ini wahai saudaraku?, betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan apa-apa kecuali dari lapar dan dahaga saja. Bahkan yang lebih menyedihkan lagi ketika tidak mendapatkan ampunan Allah. Padahal salah satu tujuan kita berpuasa adalah untuk mendapatkan ampunan dari-Nya.
Dan sebab terjadinya hal itu adalah bahwa orang-orang yang melakukan perbuatan tersebut tidak memahami (hakikat puasa), sehingga Allah memberikan keputusan atas perbuatan tersebut dengan tidak memberikan pahala kepadanya. Na'udzubillahi min dzalik. Oleh sebab itu ahlul ilimi dari generasi salafus shalih membedakan antara larangan dengan makna khusus dengan ibadah hingga membatalkannya dan larangan yang tidak khusus dengan ibadah dan ini tidak membatalkannya. Untuk itu wahai saudaraku se-Islam, pahamilah hakikat puasa yaitu kita berpuasa dari makan, minum dan jima' serta seluruh anggota badan kita ikut berpuasa. Kita menjaga pandangan dari hal-hal yang diharamkan seperti melihat lawan jenis yang bukan mahramnya, menjaga telinga dari mendengarkan ghibah, perkataan dusta dan hal-hal lainnya yang diharamkan, menjaga tangan dan kaki kita dari perbuatan maksiat dan menjaga lisan kita dari ucapan-ucapan kotor, keji, palsu, dusta, dan sia-sia. Tidakkah kita mendengar sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata yang baik atau diam" (Muttafaqun 'alaih dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu).
Dalam hadits tersebut sangat jelas bahwasanya kita diperintahkan dengan dua hal yaitu berkata yang baik, kalau kita tidak mampu maka kita menuju kepada perintah yang kedua yaitu diam. Tidak ada pilihan yang ketiga. Sudah dimaklumi bahwasanya kebanyakan yang menjerumuskan orang kepada kebinasaan dan neraka adalah akibat lisan-lisan mereka (yang diumbar dan tidak dijaga) {Lihat hadits ke-29 dalam Arba'in}. Juga kita jaga hati-hati kita dari khayalan, angan-angan jahat dan lainnya dari amalan hati yang melanggar syari'at. Setelah kita paham akan hakikat puasa maka kita akan meraih derajat taqwa -biidznillaah- sebagaimana Allah jelaskan dalam surat Al-Baqarah:183 di atas. Semakin ikhlash amalan kita dan semakin sesuai dengan sunnah Rasulullah maka semakin baiklah amalan kita sehingga semakin tinggi derajatnya di sisi Allah, Insya Allah. Mudah-mudahan Allah menjadikan kita orang-orang yang bertaqwa dengan amalan puasa kita ini, Amin.
Perempuan
Perempuan dan anak-anak pada dasarnya sama. Secara fisik, sama-sama dijajaran kaum yang lemah. Namun, mengapa kaum perempuan dewasa yang belum menikah maupun pasca menikah, acap mengalami kekerasan dalam hidupnya? Bahkan akhir-akhir ini kasus kekerasan yang terjadi bukan cuma pada keluarga biasa (kaum menengah kebawah)saja, tetapi juga menimpa kalangan elit yang punya posisi jabatan sampai dengan para selebriti negeri.
Kekerasan yang mereka alami bukan cuma berbentuk fisik, tapi juga tekanan batin, juga pembodohan secara langsung maupun tidak langsung dari pasangannya, diskriminasi tugas, gaji dan fasilitas dari tempat kerja meski punya skill yang sama dengan kaum pria, pelecehan, penghinaan dan masih banyak lagi.
Pada banyak kasus kekerasan fisik yang dialami kaum perempuan, sering tidak mendapat solusi atau penyelesaian yang baik dan adil buat mereka. Karena apa? Karena kaum perempuan sendiri tidak segera bereaksi maupun mengambil tindakan tegas atas kekerasan yang mereka alami.
Banyak alasan konyol yang membuat mereka enggan membalas kembali tindak kekerasan yang dilakukan oleh pasangannya, meski sebatas melaporkannya pada polisi. Diantara alasan tersebut adalah: karena rasa cinta yang membabi buta, masih berharap suatu saat pasangan akan berubah, tidak mau ambil resiko keluarga berantakan, dan masih banyak lagi.
Hingga pada akhirnya, jika kekerasan fisik yang dilakukan kaum pria pengecut itu menghasilkan resiko yang fatal (perempuan sampai tewas), maka mereka akan dengan mudah mengeluarkan alasan pemakluman, karena khilaf…
Sesungguhnya Islam menempatkan perempua pada posisi yang tinggi dan sejajar dengan pria. Namun dalam beberapa hal ada yang harus berbeda, karena pria dan wanita hakikatnya adalah makhluk yang berbeda. Misalnya Wanita secara fithrah adalah Ibu yang mengandung anak-anaknya…Sedangkan pria tidak memiliki kodrat tsb.
Tidak ada satupun alasan untuk menerjemahkan bahasa Fisik untuk memberi pengarahan, komunikasi ataupun teguran kepada anak-anak dan wanita. Bahkan Rasulullah selalu tersenyum kepada anak-anak dan isterinya….
Satu kisah, ketika Rasulullah pulang kemalaman dan isterinya sudah tertidur pulas, beliau tidak mau menggangu waktu istirahat isterinya. Dus, beliau rela tidur ‘teras’ rumah..hingga sang isteri terperanjat….ITU TATA AJARAN ISLAM MEMULIAKAN WANITA…
“Siapa yang memelihara dua anak perempuan hingga keduanya mencapai usia baligh maka orang tersebut akan datang pada hari kiamat dalam keadaan aku dan dia1 seperti dua jari ini.” Beliau menggabungkan jari-jemarinya. (HR. Muslim no. 6638 dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu)
Wahai perempuan-perempuan yang pernah maupun sedang mengalami tindak kekerasan dari kaum pria, segera bangkit dan sadarkan diri. Jangan biarkan tangan kekar dan tenaga besar kaum pria membuat fisik anda babak belur karena jadi samsak sia-sia.
Bertindaklah segera begitu mendapat kekerasan dari pasangan. Tentu saja tidak perlu membalas dengan kekuatan fisik pula, tetapi minimal, melaporkannya ke pihak yang berwajib. Ingat! Reaksi sekecil apapun, akan sangat berguna agar kekerasan yang terjadi tidak berulang.
Sepertinya pendapat unik dari beberapa kalangan penggerak HAM di Amerika ada benarnya juga. Pendapat mereka adalah seperti ini:
1. Jika dirimu pertama kali mendapat kekerasan fisik dari pasangan, jelas yang bersalah adalah pasanganmu.
2. Jika kekerasan fisik kamu terima untuk ke-2 kali, ke-3 sampai seterusnya…yang salah adalah dirimu sendiri! Karena tidak melakukan tindakan apapun. (melaporkan ke pihak berwajib)
Satu hal lagi yang perlu jadi pertimbangan mendasar adalah, pria yang baik untuk dijadikan pasangan yaitu pria yang selalu menghargai, menyayangi dan melindungi kaum yang lebih lemah dari dirinya. Bukan pria pengecut, yang mahir menyalurkan energinya kepada hal-hal yang tidak kreatif dan produktif. Sayangi dan hargai diri kita sendiri, niscaya kaum pria akan melakukan hal yang sama.
Lagipula, selain kewajiban, perempuan pun punya hak yang sama dengan kaum pria. Jadi, jika ada beberapa hak perempuan yang coba dihilangkan, berjuanglah untuk mendapatkannya.
Mari berdayakan wanita dan anak2 sesuai karakter & kepribadian mereka
Demi masa depan bangsa ini. Wanita tercipta untuk dilidungi oleh laki-laki, bukan untuk dipukuli.....Wallahu a'lam bi showwab
Kekerasan yang mereka alami bukan cuma berbentuk fisik, tapi juga tekanan batin, juga pembodohan secara langsung maupun tidak langsung dari pasangannya, diskriminasi tugas, gaji dan fasilitas dari tempat kerja meski punya skill yang sama dengan kaum pria, pelecehan, penghinaan dan masih banyak lagi.
Pada banyak kasus kekerasan fisik yang dialami kaum perempuan, sering tidak mendapat solusi atau penyelesaian yang baik dan adil buat mereka. Karena apa? Karena kaum perempuan sendiri tidak segera bereaksi maupun mengambil tindakan tegas atas kekerasan yang mereka alami.
Banyak alasan konyol yang membuat mereka enggan membalas kembali tindak kekerasan yang dilakukan oleh pasangannya, meski sebatas melaporkannya pada polisi. Diantara alasan tersebut adalah: karena rasa cinta yang membabi buta, masih berharap suatu saat pasangan akan berubah, tidak mau ambil resiko keluarga berantakan, dan masih banyak lagi.
Hingga pada akhirnya, jika kekerasan fisik yang dilakukan kaum pria pengecut itu menghasilkan resiko yang fatal (perempuan sampai tewas), maka mereka akan dengan mudah mengeluarkan alasan pemakluman, karena khilaf…
Sesungguhnya Islam menempatkan perempua pada posisi yang tinggi dan sejajar dengan pria. Namun dalam beberapa hal ada yang harus berbeda, karena pria dan wanita hakikatnya adalah makhluk yang berbeda. Misalnya Wanita secara fithrah adalah Ibu yang mengandung anak-anaknya…Sedangkan pria tidak memiliki kodrat tsb.
Tidak ada satupun alasan untuk menerjemahkan bahasa Fisik untuk memberi pengarahan, komunikasi ataupun teguran kepada anak-anak dan wanita. Bahkan Rasulullah selalu tersenyum kepada anak-anak dan isterinya….
Satu kisah, ketika Rasulullah pulang kemalaman dan isterinya sudah tertidur pulas, beliau tidak mau menggangu waktu istirahat isterinya. Dus, beliau rela tidur ‘teras’ rumah..hingga sang isteri terperanjat….ITU TATA AJARAN ISLAM MEMULIAKAN WANITA…
“Siapa yang memelihara dua anak perempuan hingga keduanya mencapai usia baligh maka orang tersebut akan datang pada hari kiamat dalam keadaan aku dan dia1 seperti dua jari ini.” Beliau menggabungkan jari-jemarinya. (HR. Muslim no. 6638 dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu)
Wahai perempuan-perempuan yang pernah maupun sedang mengalami tindak kekerasan dari kaum pria, segera bangkit dan sadarkan diri. Jangan biarkan tangan kekar dan tenaga besar kaum pria membuat fisik anda babak belur karena jadi samsak sia-sia.
Bertindaklah segera begitu mendapat kekerasan dari pasangan. Tentu saja tidak perlu membalas dengan kekuatan fisik pula, tetapi minimal, melaporkannya ke pihak yang berwajib. Ingat! Reaksi sekecil apapun, akan sangat berguna agar kekerasan yang terjadi tidak berulang.
Sepertinya pendapat unik dari beberapa kalangan penggerak HAM di Amerika ada benarnya juga. Pendapat mereka adalah seperti ini:
1. Jika dirimu pertama kali mendapat kekerasan fisik dari pasangan, jelas yang bersalah adalah pasanganmu.
2. Jika kekerasan fisik kamu terima untuk ke-2 kali, ke-3 sampai seterusnya…yang salah adalah dirimu sendiri! Karena tidak melakukan tindakan apapun. (melaporkan ke pihak berwajib)
Satu hal lagi yang perlu jadi pertimbangan mendasar adalah, pria yang baik untuk dijadikan pasangan yaitu pria yang selalu menghargai, menyayangi dan melindungi kaum yang lebih lemah dari dirinya. Bukan pria pengecut, yang mahir menyalurkan energinya kepada hal-hal yang tidak kreatif dan produktif. Sayangi dan hargai diri kita sendiri, niscaya kaum pria akan melakukan hal yang sama.
Lagipula, selain kewajiban, perempuan pun punya hak yang sama dengan kaum pria. Jadi, jika ada beberapa hak perempuan yang coba dihilangkan, berjuanglah untuk mendapatkannya.
Mari berdayakan wanita dan anak2 sesuai karakter & kepribadian mereka
Demi masa depan bangsa ini. Wanita tercipta untuk dilidungi oleh laki-laki, bukan untuk dipukuli.....Wallahu a'lam bi showwab
Sabtu, 01 Agustus 2009
Strategi Mengontrol Emosi
Pernah merasa emosi Anda naik turun seperti roller coaster? Hidup memang bisa membuat emosi Anda berubah-ubah. Jika Anda tidak bisa mengatasi emosi itu, Andalah yang akan menjadi korban emosi Anda sendiri. Atasilah emosi dengan tepat.
Hal-hal positif dan negative memang datang silih berganti dalam hidup ini. Terkadang kita terlalu egois karena ingin semua hal berjalan positif, atau kita tidak sabar menunggu kapan datangnya hal positif setelah terjebak lama dalam hal negatif.
Jika Anda merasa emosi Anda kurang stabil saat ini, cobalah 5 strategi mengontrol emosi berikut:
1. Biarkan Keluar
Mengeluarkan emosi terkadang harus dilakukan. 'Membotolkan' perasaan sedih atau marah dapat menguras energi dan mengganggu pikiran Anda. Memendam emosi yang tidak baik dapat merusak diri sendiri dan hubungan dengan kekasih, teman atau keluarga. Biarkan orang lain tahu ketika sesuatu mengganggu pikiran Anda. Jika Anda termasuk orang yang sulit mencurahkan perasaan melalui kata-kata, cobalah menuangkannya dalam sebuah buku harian. Dengan begitu, Anda akan merasa lega karena ruang di hati Anda sudah tidak disesaki lagi dengan emosi yang mengganjal.
2. Berhitung Hingga Sepuluh
Kekuatan emosi sangatlah besar dan dapat muncul kapan saja dan dimana saja. Di tempat kerja, pusat perbelanjaan, ketika bersama teman atau ketika makan malam bersama kekasih.
Ketika Anda sedang merasa dalam situasi yang penuh gejolak emosi, cobalah berhitung hingga sepuluh sebelum Anda mengatakan sesuatu. Hal ini memungkinkan Anda untuk lebih tenang, mengatasi situasi dan berpikir tentang efek positif dan negatif yang akan terjadi jika Anda bereaksi atau berkomentar lebih lanjut.
3. Bagi Tugas Dalam Porsi Kecil
Terkadang emosi datang karena beban atau tugas yang Anda kerjakan terlalu berat. Jika hal itu pemicunya, cobalah membagi pekerjaan itu dalam porsi kecil. Hilangkan pikiran bahwa Anda mempunyai setumpuk pekerjaan yang tidak mungkin Anda selesaikan dengan cepat. Buatlah 'segunung' pekerjaan itu menjadi beberapa 'gunung' kecil, dan cobalah membuat target untuk setiap 'gunung' itu. Meminta pertolongan seseorang juga tidak ada salahnya. Jangan hanya karena ingin dianggap mandiri dan pekerja keras, Anda banting tulang sendirian. Jika memang kemampuan Anda terbatas, berbagilah kelemahan adalah cara efektif mencegah depresi.
4. Bicara Pada Diri Sendiri
Emosi tidak bisa ditebak, satu menit Anda merasa baik-baik saja, setelahnya Anda tiba-tiba lesu dan tidak bersemangat. Beberapa hal mungkin tidak berjalan seperti apa yang diharapkan, Anda pun merasa dunia seakan-akan gelap. Sebelum masuk terlalu jauh dalam kegelapan itu, bicaralah pada diri sendiri. Tanyakan apa yang dapat Anda pelajari dari situasi tersebut dan bagaimana Anda dapat membuat hal itu menjadi tantangan untuk lebih maju lagi ke depannya.
5. Penuhilah Kebutuhan Dasar
Pernahkah Anda merasa terkadang emosi tidak adil? Mereka tiba-tiba datang begitu saja ketika Anda sedang sibuk-sibuknya atau memegang sebuah tanggung jawab. Tapi itulah emosi, tidak bisa disangka-sangka datangnya. Untuk itu, pastikan Anda memenuhi kebutuhan dasar terlebih dahulu, seperti mengonsumsi makanan bergizi, minum air putih yang banyak, tidur dan istirahat yang cukup serta jangan lupa berolahraga.
Aziz, (suplemen dari Mesir)
Hal-hal positif dan negative memang datang silih berganti dalam hidup ini. Terkadang kita terlalu egois karena ingin semua hal berjalan positif, atau kita tidak sabar menunggu kapan datangnya hal positif setelah terjebak lama dalam hal negatif.
Jika Anda merasa emosi Anda kurang stabil saat ini, cobalah 5 strategi mengontrol emosi berikut:
1. Biarkan Keluar
Mengeluarkan emosi terkadang harus dilakukan. 'Membotolkan' perasaan sedih atau marah dapat menguras energi dan mengganggu pikiran Anda. Memendam emosi yang tidak baik dapat merusak diri sendiri dan hubungan dengan kekasih, teman atau keluarga. Biarkan orang lain tahu ketika sesuatu mengganggu pikiran Anda. Jika Anda termasuk orang yang sulit mencurahkan perasaan melalui kata-kata, cobalah menuangkannya dalam sebuah buku harian. Dengan begitu, Anda akan merasa lega karena ruang di hati Anda sudah tidak disesaki lagi dengan emosi yang mengganjal.
2. Berhitung Hingga Sepuluh
Kekuatan emosi sangatlah besar dan dapat muncul kapan saja dan dimana saja. Di tempat kerja, pusat perbelanjaan, ketika bersama teman atau ketika makan malam bersama kekasih.
Ketika Anda sedang merasa dalam situasi yang penuh gejolak emosi, cobalah berhitung hingga sepuluh sebelum Anda mengatakan sesuatu. Hal ini memungkinkan Anda untuk lebih tenang, mengatasi situasi dan berpikir tentang efek positif dan negatif yang akan terjadi jika Anda bereaksi atau berkomentar lebih lanjut.
3. Bagi Tugas Dalam Porsi Kecil
Terkadang emosi datang karena beban atau tugas yang Anda kerjakan terlalu berat. Jika hal itu pemicunya, cobalah membagi pekerjaan itu dalam porsi kecil. Hilangkan pikiran bahwa Anda mempunyai setumpuk pekerjaan yang tidak mungkin Anda selesaikan dengan cepat. Buatlah 'segunung' pekerjaan itu menjadi beberapa 'gunung' kecil, dan cobalah membuat target untuk setiap 'gunung' itu. Meminta pertolongan seseorang juga tidak ada salahnya. Jangan hanya karena ingin dianggap mandiri dan pekerja keras, Anda banting tulang sendirian. Jika memang kemampuan Anda terbatas, berbagilah kelemahan adalah cara efektif mencegah depresi.
4. Bicara Pada Diri Sendiri
Emosi tidak bisa ditebak, satu menit Anda merasa baik-baik saja, setelahnya Anda tiba-tiba lesu dan tidak bersemangat. Beberapa hal mungkin tidak berjalan seperti apa yang diharapkan, Anda pun merasa dunia seakan-akan gelap. Sebelum masuk terlalu jauh dalam kegelapan itu, bicaralah pada diri sendiri. Tanyakan apa yang dapat Anda pelajari dari situasi tersebut dan bagaimana Anda dapat membuat hal itu menjadi tantangan untuk lebih maju lagi ke depannya.
5. Penuhilah Kebutuhan Dasar
Pernahkah Anda merasa terkadang emosi tidak adil? Mereka tiba-tiba datang begitu saja ketika Anda sedang sibuk-sibuknya atau memegang sebuah tanggung jawab. Tapi itulah emosi, tidak bisa disangka-sangka datangnya. Untuk itu, pastikan Anda memenuhi kebutuhan dasar terlebih dahulu, seperti mengonsumsi makanan bergizi, minum air putih yang banyak, tidur dan istirahat yang cukup serta jangan lupa berolahraga.
Aziz, (suplemen dari Mesir)
Cerdas Bukan Keturunan
Anggapan bahwa kecerdasan anak hanya dapat diturunkan oleh orangtua yang juga cerdas, tampaknya harus diubah. Dengan gizi dan stimulasi yang tepat Anda pun bisa mencetak anak cerdas dan kreatif.
Penelitian menunjukkan bahwa sumbangan faktor genetis terhadap intelegensi seseorang berkisar 40-80 persen. "Kita tidak bisa mengukur berapa persentasi kecerdasan yang diturunkan. Yang pasti anak yang cerdas pun harus distimulasi kemampuan berpikirnya agar kecerdasannya muncul".
Namun bila kita merasa kecerdasan kita tergolong rata-rata, tak perlu khawatir nantinya si kecil otaknya kurang "encer". Pasalnya ada faktor lain yang tak kalah penting dalam kecerdasan anak, yakni gizi dan pola asuh orangtua (lingkungan).
Gizi yang baik ibarat bahan bakar bagi otak. Perkembangan sirkuit otak sangat bergantung pada kualitas nutrisi dan stimulasi yang diberikan pada balita sejak dalam kandungan sampai usia tiga tahun pertama, atau disebut masa emas pertumbuhan (golden age period).
Cepatnya pertumbuhan sel otak manusia pada usia bayi hingga usia tiga tahun dan mencapai kesempurnaannya di usia lima tahun, membuat faktor pemenuhan gizi sebagai faktor yang vital.
"Sampai umur setahun, 60 persen energi makanan bayi digunakan untuk pertumbuhan otak," kata dr.Soedjatmiko, Sp.A (K), dokter spesialis anak konsultas tumbuh kembang. Oleh karena itu bayi dan balita membutuhkan banyak protein, karbohidrat, dan lemak.
Dengan nutrisi yang seimbang, makin banyak jumlah sel-sel otak bayi. "Makin banyak kualitas percabangan sel-sel otak, makin bagus fungsi sinaps (ujung sel saraf) antara sel-sel otak, makin cerdas seorang anak," ujar Soedjatmiko.
Stimulasi tepat
Mengingat pentingnya periode emas ini dalam masa perkembangan anak, orangtua dan guru perlu memberikan stimulasi yang cukup bagi anak. Karena hanya dengan stimulasi, perkembangan kognisi, sosial dan emosi anak bisa mencapai tahap yang optimal.
Merangsang kecerdasan anak sudah bisa dilakukan sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan terus menerus setiap hari dengan stimulasi yang bervariasi dan teratur, dengan merangsang otak kiri dan otak kanan bersama-sama.
"Stimulasi akan memengaruhi pertumbuhan sinaps yang membutuhkan sialic acid untuk membentuk gangliosida, yang penting untuk kecepatan proses pembelajaran dan memori," lanjut Soedjatmiko.
Selain itu, rangsangan yang bervariasi dan dilakukan dengan kasih sayang akan melipatgandakan jumlah hubungan antar sel otak sehingga membentuk sirkuit otak yang lebih kompleks, canggih, dan kuat, sehingga kecerdasan anak semakin tinggi dan bervariasi (multiple inteligence).
untuk memberikan stimulasi yang tepat orangtua harus peka terhadap kemampuan anak. "Ajak anak bermain sesuai dengan minatnya. Ajak pula anak melihat berbagai tempat, jangan hanya ke mal saja," kata psikolog yang akrab di sapa Vera ini.
sebaiknya, saran bagi orang tua memberikan tempat tinggal yang kaya fasilitas penunjang kecerdasan, seperti adanya buku- buku, alat musik, juga halaman tempat anak bermain. "Bila tak punya halaman, sesekali ajak anak ke lapangan atau taman publik," cetusnya.
Terakhir adalah stimulasi berupa pendidikan dan pelatihan yang memadai. "Selain sekolah, ikutkan anak pada kegiatan eskul. Tapi bukan les matematika, melainkan yang berkaitan dengan minat anak. Bila dua tahun tidak ada perkembangan, stop, ganti dengan eskul lain.
Aziz, (suplemen dari kawan di Mesir)
Penelitian menunjukkan bahwa sumbangan faktor genetis terhadap intelegensi seseorang berkisar 40-80 persen. "Kita tidak bisa mengukur berapa persentasi kecerdasan yang diturunkan. Yang pasti anak yang cerdas pun harus distimulasi kemampuan berpikirnya agar kecerdasannya muncul".
Namun bila kita merasa kecerdasan kita tergolong rata-rata, tak perlu khawatir nantinya si kecil otaknya kurang "encer". Pasalnya ada faktor lain yang tak kalah penting dalam kecerdasan anak, yakni gizi dan pola asuh orangtua (lingkungan).
Gizi yang baik ibarat bahan bakar bagi otak. Perkembangan sirkuit otak sangat bergantung pada kualitas nutrisi dan stimulasi yang diberikan pada balita sejak dalam kandungan sampai usia tiga tahun pertama, atau disebut masa emas pertumbuhan (golden age period).
Cepatnya pertumbuhan sel otak manusia pada usia bayi hingga usia tiga tahun dan mencapai kesempurnaannya di usia lima tahun, membuat faktor pemenuhan gizi sebagai faktor yang vital.
"Sampai umur setahun, 60 persen energi makanan bayi digunakan untuk pertumbuhan otak," kata dr.Soedjatmiko, Sp.A (K), dokter spesialis anak konsultas tumbuh kembang. Oleh karena itu bayi dan balita membutuhkan banyak protein, karbohidrat, dan lemak.
Dengan nutrisi yang seimbang, makin banyak jumlah sel-sel otak bayi. "Makin banyak kualitas percabangan sel-sel otak, makin bagus fungsi sinaps (ujung sel saraf) antara sel-sel otak, makin cerdas seorang anak," ujar Soedjatmiko.
Stimulasi tepat
Mengingat pentingnya periode emas ini dalam masa perkembangan anak, orangtua dan guru perlu memberikan stimulasi yang cukup bagi anak. Karena hanya dengan stimulasi, perkembangan kognisi, sosial dan emosi anak bisa mencapai tahap yang optimal.
Merangsang kecerdasan anak sudah bisa dilakukan sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan terus menerus setiap hari dengan stimulasi yang bervariasi dan teratur, dengan merangsang otak kiri dan otak kanan bersama-sama.
"Stimulasi akan memengaruhi pertumbuhan sinaps yang membutuhkan sialic acid untuk membentuk gangliosida, yang penting untuk kecepatan proses pembelajaran dan memori," lanjut Soedjatmiko.
Selain itu, rangsangan yang bervariasi dan dilakukan dengan kasih sayang akan melipatgandakan jumlah hubungan antar sel otak sehingga membentuk sirkuit otak yang lebih kompleks, canggih, dan kuat, sehingga kecerdasan anak semakin tinggi dan bervariasi (multiple inteligence).
untuk memberikan stimulasi yang tepat orangtua harus peka terhadap kemampuan anak. "Ajak anak bermain sesuai dengan minatnya. Ajak pula anak melihat berbagai tempat, jangan hanya ke mal saja," kata psikolog yang akrab di sapa Vera ini.
sebaiknya, saran bagi orang tua memberikan tempat tinggal yang kaya fasilitas penunjang kecerdasan, seperti adanya buku- buku, alat musik, juga halaman tempat anak bermain. "Bila tak punya halaman, sesekali ajak anak ke lapangan atau taman publik," cetusnya.
Terakhir adalah stimulasi berupa pendidikan dan pelatihan yang memadai. "Selain sekolah, ikutkan anak pada kegiatan eskul. Tapi bukan les matematika, melainkan yang berkaitan dengan minat anak. Bila dua tahun tidak ada perkembangan, stop, ganti dengan eskul lain.
Aziz, (suplemen dari kawan di Mesir)
Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri bukan karunia tetapi hasil dari upaya yang terus menerus untuk membangun.
1. Ingatlah untuk selalu bersikap wajar. Hindari sikap yang dibuat-buat, pura-pura, over acting, atau mencari perhatian.
2. Perhatikan sikap tubuh Anda. Hindari sikap yang berkesan malas, loyo dan tidak bergairah. Belajarlah dari bintang-bintang film di televisi. Anda pasti bisa menilai perbedaan sikap orang yang PD dan yang kurang PD.
3. Ketika bicara, perhatikanlah nada suara. Usahakanlah untuk melafalkan setiap kata dengan jelas, tidak menggumam, memdesis atau berbisik. Selain itu, pandang lah mata lawan bicara, jangan menunduk, atau memandang ke arah lain.
4. Biasakanlanh mengucapkan kata terimakasih dengan mantap dan tulus.
5. Bersikaplah tegas. Jangan berkata ‘ya’ pada saat mengatakan ‘tidak’. Menjadi yesman mungkin aman tapi tidak sehat bagi harga diri Anda.
6. Lakukan segera apa yang bisa dilakukan sekarang. Hindari kebiasaan menunda-nundadengan alasan malas atau tidak suka melakukannya. Penundaan bisa mengahambat perkembangan rasa percaya diri.
7. Kenalilah kelebihan, kekurangan dan kelemahandiri sendiri. Kembangkanlah potensi diri dan perbaikilah kekurangan. Terimalah kelemahan yang tidak bisa di ubah, dan beranilah merubah kelemahanyang bisa di ubah.
8. Berusahalah untuk tampil rapih dan bersih. You feel great when you look good. Anda akan merasa nyaman ketika anda tamppil dengan baik.
9. Berusahalah untuk memperluas wawasan dan menambah pengetahuan. Orang yang percaya diri umumnya bukan tipe katak dalam tempurung.
10. Berusahalah untuk menjadi ahli atau profesional dalam bidang tertentu meskipun tidak menjanjikan popularitas. Misalnya, piawai dalam memetik gitar, ahli memperbaiki motor, fasih berbahasa inggris, jago main tenis,dsb.
11. Bila diperlukan, jangan ragu untuk meminta bantuan orang lain. Namun berjiwa bersalah untuk menerima penolakan.
12. Hindari kebiasaan mengeluh dan menggerutu. Curahkanlah isi hati kepada orang yang tepat.
13. Kendalikanlah aperasaan-perasaan negatif. Jangan larut dalam keadaan sedih, frustasi, iri hati, dan sakit hati. Semua itu bisa merusak rasa percaya diri.
14. Ketika membicarakan orang lain, bicarakanlah kelebihannya dan kebaikannya saja, bukan kekurangan atau keburukannya. Pribadi yang percaya diri tidak merasa superior dengqn cara menjelekan orang lain, dan tidak merasa inferior karena memuji orang lain.
15. Bila memungkinkan, bantulah orang lain menyelesaikan masalahnya. Tapi bukan untuk ikut campur dalam urusannya.
16. Beranilah mengakui kesalahan, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Jangan menutup-nutupinya.
17. Beranilah mencoba hal-hal baru yang menantang atau yang selama ini Anda hindari dengan alasan takut. Misalnya, bicara dengan orang asing, mengikuti lomba karoke, mengirim puisi ke majalah, bergabung dengan pecinta alam, dsb.
18. Jangan memberi gelar konyol kepada diri sendiri. Dan jangan mau juga ditempel gelar konyol oleh orang lain. Misalnya : si ceking, si gembrot, si tuyul, dsb.
19. Nikmatilah hidup. Tenangkanlah pikiran yang kacau, lepaskanlah beban dan raihlah kegembiraan. Carilah aktifitas yang menyenangkan. Misalnya : berenang baca novel, nonton, mancing, atau apa saja yang Anda senangi.
20. Bayngkanlah diri Anda sebagai pribadi yang percaya diri, dan bersikaplah sebagai orang yang percaya diri. Lama-kelamaan anda akan benar-benar lebih percaya diri.
Rasa percaya diri sangat penting bagi kesuksesan hidup anda!
Ketika anda memilikii rasa percaya diri, maka Anda akan tahu bagaimana caranya harus hidup.
ingat! segala sesuatu itu pada dasarnya mudah, kalo kita menganggapnya mudah! tapi akan terasa sangat sulit klo kita menganggapnya sulit! yakinlah bahwa anda pasti bisa!!!!
Wallahu a'lam bi showwab....
Rasa percaya diri adalah kunci rahasia pertama dari sukses sesorang.
(Ralph Waldo Emerson)
1. Ingatlah untuk selalu bersikap wajar. Hindari sikap yang dibuat-buat, pura-pura, over acting, atau mencari perhatian.
2. Perhatikan sikap tubuh Anda. Hindari sikap yang berkesan malas, loyo dan tidak bergairah. Belajarlah dari bintang-bintang film di televisi. Anda pasti bisa menilai perbedaan sikap orang yang PD dan yang kurang PD.
3. Ketika bicara, perhatikanlah nada suara. Usahakanlah untuk melafalkan setiap kata dengan jelas, tidak menggumam, memdesis atau berbisik. Selain itu, pandang lah mata lawan bicara, jangan menunduk, atau memandang ke arah lain.
4. Biasakanlanh mengucapkan kata terimakasih dengan mantap dan tulus.
5. Bersikaplah tegas. Jangan berkata ‘ya’ pada saat mengatakan ‘tidak’. Menjadi yesman mungkin aman tapi tidak sehat bagi harga diri Anda.
6. Lakukan segera apa yang bisa dilakukan sekarang. Hindari kebiasaan menunda-nundadengan alasan malas atau tidak suka melakukannya. Penundaan bisa mengahambat perkembangan rasa percaya diri.
7. Kenalilah kelebihan, kekurangan dan kelemahandiri sendiri. Kembangkanlah potensi diri dan perbaikilah kekurangan. Terimalah kelemahan yang tidak bisa di ubah, dan beranilah merubah kelemahanyang bisa di ubah.
8. Berusahalah untuk tampil rapih dan bersih. You feel great when you look good. Anda akan merasa nyaman ketika anda tamppil dengan baik.
9. Berusahalah untuk memperluas wawasan dan menambah pengetahuan. Orang yang percaya diri umumnya bukan tipe katak dalam tempurung.
10. Berusahalah untuk menjadi ahli atau profesional dalam bidang tertentu meskipun tidak menjanjikan popularitas. Misalnya, piawai dalam memetik gitar, ahli memperbaiki motor, fasih berbahasa inggris, jago main tenis,dsb.
11. Bila diperlukan, jangan ragu untuk meminta bantuan orang lain. Namun berjiwa bersalah untuk menerima penolakan.
12. Hindari kebiasaan mengeluh dan menggerutu. Curahkanlah isi hati kepada orang yang tepat.
13. Kendalikanlah aperasaan-perasaan negatif. Jangan larut dalam keadaan sedih, frustasi, iri hati, dan sakit hati. Semua itu bisa merusak rasa percaya diri.
14. Ketika membicarakan orang lain, bicarakanlah kelebihannya dan kebaikannya saja, bukan kekurangan atau keburukannya. Pribadi yang percaya diri tidak merasa superior dengqn cara menjelekan orang lain, dan tidak merasa inferior karena memuji orang lain.
15. Bila memungkinkan, bantulah orang lain menyelesaikan masalahnya. Tapi bukan untuk ikut campur dalam urusannya.
16. Beranilah mengakui kesalahan, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Jangan menutup-nutupinya.
17. Beranilah mencoba hal-hal baru yang menantang atau yang selama ini Anda hindari dengan alasan takut. Misalnya, bicara dengan orang asing, mengikuti lomba karoke, mengirim puisi ke majalah, bergabung dengan pecinta alam, dsb.
18. Jangan memberi gelar konyol kepada diri sendiri. Dan jangan mau juga ditempel gelar konyol oleh orang lain. Misalnya : si ceking, si gembrot, si tuyul, dsb.
19. Nikmatilah hidup. Tenangkanlah pikiran yang kacau, lepaskanlah beban dan raihlah kegembiraan. Carilah aktifitas yang menyenangkan. Misalnya : berenang baca novel, nonton, mancing, atau apa saja yang Anda senangi.
20. Bayngkanlah diri Anda sebagai pribadi yang percaya diri, dan bersikaplah sebagai orang yang percaya diri. Lama-kelamaan anda akan benar-benar lebih percaya diri.
Rasa percaya diri sangat penting bagi kesuksesan hidup anda!
Ketika anda memilikii rasa percaya diri, maka Anda akan tahu bagaimana caranya harus hidup.
ingat! segala sesuatu itu pada dasarnya mudah, kalo kita menganggapnya mudah! tapi akan terasa sangat sulit klo kita menganggapnya sulit! yakinlah bahwa anda pasti bisa!!!!
Wallahu a'lam bi showwab....
Rasa percaya diri adalah kunci rahasia pertama dari sukses sesorang.
(Ralph Waldo Emerson)
Harga Kesuksesan
Harga kesuksesan itu ditentukan tiga faktor utama yakni, keberanian bermimpi, merencanakan apa yang kita impikan, serta kesungguhan dan kegigihan dalam bertindak (ACTION). Namun dalam pilihan ACTION, jalan yang kita lewati tak semulus jalan tol. Kerap ada hambatan, rintangan, dari yang sekecil kerikil sampai (mungkin) sebesar batu karang. Tapi apakah hanya karena itu kita akan berhenti dan menyerah untuk tak lagi Action? “No pain, no gain.” Tak ada sukses tanpa perjuangan. Sukses tak akan turun dari langit begitu saja. Namun sukses merupakan hasil dari proses panjang yang berbuah manis pada akhirnya.Saat rintangan itu datang, di sanalah komitmen dan keteguhan anda diuji. Memilih untuk STOP dan NO ACTION, atau memilih melanjutkan perjuangan untuk mewujudkan cita-cita anda.Ya, anda diukur bukan dari berapa kali terjatuh, namun berapa kali anda bangun dan bangkit kembali. Dalam hidup, rintangan dan masalah pastilah selalu ada. Tapi itu akan menempa anda menjadi orang yang kuat dan memang pantas untuk mendapatkan apa yang memang ingin anda capai.Dan bila kita yakin dengan tujuan dan jalan yang kita tempuh, tinggal ketekunan yang berbicara. Ketekunan untuk bertahan dan terus ACTION.Mungkin saja kita mudah terpesona dengan kisah sukses seseorang. Namun tak banyak orang yang (mau) tahu bagaimana dia mencapainya. Bagaimana dia melewati lika-liku kesulitan di awalnya. Bagaimana dia bertahan dan mengatasi segala kesulitan yang menerpa. Bahkan sampai penuh peluh dan ‘berdarah-darah’. Jangan terlena dengan ungkapan sukses itu mudah! karena kesuksesan memang mudah membuat terlena.
Namun ketika kita fokus pada ACTION, rasanya tak akan ada waktu lagi untuk berleha-leha. Energi dan waktu yang tersedia pastinya akan kita curahkan untuknya.Diawali dari tindakan kecil, yang terus dilakukan secara berkelanjutan, dari sana, apa yang anda ingin capai ditentukan. Tak ada pencapaian besar tanpa diawali dari yang kecil. Seperti pendaki gunung, mereka menitinya dari bawah, dan terus mendaki, sampai akhirnya mencapai puncak.Dan pada akhirnya apapun ACTION anda, lakukanlah dengan bermartabat. Bukan karena kecongkakan atau kesombongan anda. Sebab tindakan kita adalah cermin diri kita sendiri. Bila kita suka berkata kasar dan menyakitkan, maka seperti itu juga watak asli kita sendiri.Pilihan ACTION itu seperti bumerang. Yang bila kita lemparkan dengan baik, maka akan kembali dengan baik. Sebaliknya bila melempar dengan cara yang salah, bisa jadi malah melukai diri sendiri.
Saya selalu teringat dengan kutipan kata bijak , ”Dari pada kita memaki kegelapan, lebih baik segera mengambil dan menyalakan lilin untuk menerangi kegelapan.” Jangan pernah menyerah untuk meraih kesuksesan! Karena sukses adalah hak bagi semua manusia.
Aziz, (Suplemen dari kawan di Mesir)
Namun ketika kita fokus pada ACTION, rasanya tak akan ada waktu lagi untuk berleha-leha. Energi dan waktu yang tersedia pastinya akan kita curahkan untuknya.Diawali dari tindakan kecil, yang terus dilakukan secara berkelanjutan, dari sana, apa yang anda ingin capai ditentukan. Tak ada pencapaian besar tanpa diawali dari yang kecil. Seperti pendaki gunung, mereka menitinya dari bawah, dan terus mendaki, sampai akhirnya mencapai puncak.Dan pada akhirnya apapun ACTION anda, lakukanlah dengan bermartabat. Bukan karena kecongkakan atau kesombongan anda. Sebab tindakan kita adalah cermin diri kita sendiri. Bila kita suka berkata kasar dan menyakitkan, maka seperti itu juga watak asli kita sendiri.Pilihan ACTION itu seperti bumerang. Yang bila kita lemparkan dengan baik, maka akan kembali dengan baik. Sebaliknya bila melempar dengan cara yang salah, bisa jadi malah melukai diri sendiri.
Saya selalu teringat dengan kutipan kata bijak , ”Dari pada kita memaki kegelapan, lebih baik segera mengambil dan menyalakan lilin untuk menerangi kegelapan.” Jangan pernah menyerah untuk meraih kesuksesan! Karena sukses adalah hak bagi semua manusia.
Aziz, (Suplemen dari kawan di Mesir)
Jangan Pernah Kubur Cita-cita
Jangan pernah kubur cita-cita dan harapan Anda. Karena dua hal itu bisa memperpanjang usia kita. Dr.Patricia Boyle, neuropsikologis dari Rush Alzheimer Disease Center, Chicago, AS, mengungkapkan hal tersebut.
Apakah cita-cita itu harus tinggi dan ambisius? Ternyata tidak juga, harapan atau tujuan hidup yang sederhana, seperti ingin aktif dalam komunitas tertentu, ternyata sudah punya pengaruh yang besar.
"Menurut analisa, perpanjangan usia antara orang yang punya tujuan hidup yang besar dengan tujuan hidup biasa-biasa saja tak banyak berbeda," kata Boyle.
Dalam studinya, Boyle dan timnya meneliti 1.238 orang dewasa yang sudah berpartisipasi dalam dua riset di Rush University Medical Center, yakni Rush Memory and Aging Project serta the Minority Aging Research Study. Seluruh partisipan rata-rata berusia 78 tahun dan tak menderita demensia (kepikunan).
Di awal studi, para partisipan diminta menjawab pertanyaan tentang tujuan hidup atau cita-cita mereka, dan menilai mana yang sudah berhasil dicapai dan mana tujuan yang berarti dalam hidup mereka.
Hasilnya, mereka yang punya tujuan hidup tinggi separuhnya masih bertahan hidup hingga periode tindak lanjut atau tiga tahun kemudian. Hasilnya tak banyak berbeda dengan responden yang tujuan hidupnya sederhana.
"Ini berarti, bila kita punya tujuan hidup dan bila kita merasa hidup ini berarti atau kita punya langkah untuk mencapai target hidup, kita akan lebih kuat dalam menjalani tahapan kehidupan," kata Boyle.
Studi yang dilakukan Boyle makin menguatkan hasil puluhan riset lain dengan topik sama, pentingnya tujuan hidup untuk menjaga kesehatan psikologi dan fisik. Menurut para ahli, tujuan dan cita-cita kita membantu sistem dalam tubuh kita berfungsi lebih baik dan menguatkan tubuh melawan penyakit.
Aziz, (Suplemen dari kawan di Mesir)
Apakah cita-cita itu harus tinggi dan ambisius? Ternyata tidak juga, harapan atau tujuan hidup yang sederhana, seperti ingin aktif dalam komunitas tertentu, ternyata sudah punya pengaruh yang besar.
"Menurut analisa, perpanjangan usia antara orang yang punya tujuan hidup yang besar dengan tujuan hidup biasa-biasa saja tak banyak berbeda," kata Boyle.
Dalam studinya, Boyle dan timnya meneliti 1.238 orang dewasa yang sudah berpartisipasi dalam dua riset di Rush University Medical Center, yakni Rush Memory and Aging Project serta the Minority Aging Research Study. Seluruh partisipan rata-rata berusia 78 tahun dan tak menderita demensia (kepikunan).
Di awal studi, para partisipan diminta menjawab pertanyaan tentang tujuan hidup atau cita-cita mereka, dan menilai mana yang sudah berhasil dicapai dan mana tujuan yang berarti dalam hidup mereka.
Hasilnya, mereka yang punya tujuan hidup tinggi separuhnya masih bertahan hidup hingga periode tindak lanjut atau tiga tahun kemudian. Hasilnya tak banyak berbeda dengan responden yang tujuan hidupnya sederhana.
"Ini berarti, bila kita punya tujuan hidup dan bila kita merasa hidup ini berarti atau kita punya langkah untuk mencapai target hidup, kita akan lebih kuat dalam menjalani tahapan kehidupan," kata Boyle.
Studi yang dilakukan Boyle makin menguatkan hasil puluhan riset lain dengan topik sama, pentingnya tujuan hidup untuk menjaga kesehatan psikologi dan fisik. Menurut para ahli, tujuan dan cita-cita kita membantu sistem dalam tubuh kita berfungsi lebih baik dan menguatkan tubuh melawan penyakit.
Aziz, (Suplemen dari kawan di Mesir)
Penelitian terbaru
Penelitian terbaru menemukan bahwa bayi usia 6 bulan dapat mengasosiasikan geraman marah atau salakan riang seekor anjing dengan gambar anjing yang dihadapkannya. dari temuan itu, dapat disimpulkan bahwa bayi dapat menerjemahkan emosi bahkan sebelum ia belajar berbicara.
"Emosi ialah salah satu hal pertama yang diserap bayi dari lingkungan sosial," jelas Ross Flom yang merupakan kepala peneliti. Beliau ialah profesor psikologi dari Brigham Young University, Utah.
Penelitian dilakukan terhadap 128 bayi, masing-masing 32 dari empat kelompok umur (6, 12, 18, dan 24 bulan). Hasilnya, bayi dapat membedakan mana gonggongan anjing yang kasar dan tidak ramah, mana gonggongan yang bersahabat. Tak terkecuali bayi yang usianya baru 6 bulan maupun bayi berusia hingga 2 tahun.
Namun, perbedaan besar terletak pada reaksi. Artinya, bayi yang lebih besar memiliki respon berbeda dari bayi 6 bulan. Bayi 6 bulan akan fokus pada gambar itu, menunjukkan ekspresi wajah galak, dengki saat menemukan gambar. Sementara bayi berumur 1-2 tahun, walau mereka pun dapat memahami emosi anjing di gambar dengan tepat, cenderung lebih acuh.
Dalam riset sebelumnya tentang kecerdasan bayi, disebutkan pula bahwa bayi memperlihatkan tanda-tanda kemampuan membaca ekspresi wajah dan lagu kalimat (intonasi) pada pembicaraan. Hal ini dipengaruhi oleh frekuensi waktu ketika ia mengamati dan merekam sesuatu.
Aziz,(Suplemen info dari kawan di Mesir)
"Emosi ialah salah satu hal pertama yang diserap bayi dari lingkungan sosial," jelas Ross Flom yang merupakan kepala peneliti. Beliau ialah profesor psikologi dari Brigham Young University, Utah.
Penelitian dilakukan terhadap 128 bayi, masing-masing 32 dari empat kelompok umur (6, 12, 18, dan 24 bulan). Hasilnya, bayi dapat membedakan mana gonggongan anjing yang kasar dan tidak ramah, mana gonggongan yang bersahabat. Tak terkecuali bayi yang usianya baru 6 bulan maupun bayi berusia hingga 2 tahun.
Namun, perbedaan besar terletak pada reaksi. Artinya, bayi yang lebih besar memiliki respon berbeda dari bayi 6 bulan. Bayi 6 bulan akan fokus pada gambar itu, menunjukkan ekspresi wajah galak, dengki saat menemukan gambar. Sementara bayi berumur 1-2 tahun, walau mereka pun dapat memahami emosi anjing di gambar dengan tepat, cenderung lebih acuh.
Dalam riset sebelumnya tentang kecerdasan bayi, disebutkan pula bahwa bayi memperlihatkan tanda-tanda kemampuan membaca ekspresi wajah dan lagu kalimat (intonasi) pada pembicaraan. Hal ini dipengaruhi oleh frekuensi waktu ketika ia mengamati dan merekam sesuatu.
Aziz,(Suplemen info dari kawan di Mesir)
Langganan:
Postingan (Atom)