Yogya (KR) 8/06/2010 - Ketua Umum PP Muhammadiyah mengharap pelaksanaan muktamar mendatang tidak mengalami gangguan atau intervensi. Ganggauan ini bisa dari pemerintah ataupun dari politic interest group (kelompok kepentingan politik) ataupun dari internal Muhammadiyah. Bahkan dinilai, yg paling rentan adalah intervensi dari orang dalam. Agar tdk menjadi hiruk pikuk, elite dan senior hendaknya juga sama-sama menjaga Muhammadiyah dan tdk menjadikan sebagai faktor pengeruh.
Prof. Dr. Din Syamsuddin mengemukakan hal tsb kpd wartawan disebuah rumah makan, Minggu (6/6) malam. "Dalam Muktamar organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah yg baru berlangsung bulan lalu, baik IMM atau Pemuda Muhammadiyah, intervensi ini sudah muncul, meski tak bisa mempengaruhi keputusan. Sampai sekarang gangguan Muhammadiyah memang belum ada, apalagi terdapat self defense mechanism dalam pemilihan kepemimpinan Muhammadiyah," tandas Din.
Pada awal penjelasan Din menegaskan, persoalan pimpinan Muhammadiyah jgnlah jadi isu pemecah belah dan bisa berdampak sistemik dalam tubuh warga. Adanya pandangan mengenai dua madzhab pemikiran progresif dab konservatif dalam pemilihan pimpinan, hendaknya jgn dibesr-besrkan. "Sebab hal ini akan menimbulkan pembelokan dan ini tdk positif. Apalagi dikotomi yg sempat muncul di Muktamar Malang ini merupakan sesuatu hal yg dapat didialogkan. Diharapkan, hal ini tdk menjadi arus politik yg memecah belah," jelas Din.
Budaya kepemimpinan di persyarikatan bahwa jabatan adalah amanat mekanisme pertama yg cukup kuat dari pertahanan diri utk hadirnya intervensi tsb. Sementara, mekanisme pemilihan yg berlapis-lapis dan tdk langsung menjadi ketua umum meski meraih suara terbanyak menjadikan pertahanan lainnya. "Kami tdk membayangkan jika kemudian ada yg mengatakan: saya direstui penguasa. Atau mereka yg ambisius atau berkonflik, biasanya juga tdk terpilih," jelasnya. Namun Din mengakui, yg paling rentan justru intervensi orang dalam.
Belajar dari tempat lain, menurutnya, ada 4 moda intervensi yg bisa terjadi, mulai dari opersi intelejen canggih dalam arti cara kerja intelejen, black campaign/ black mail. devide et impera dan money politics. Ke-4 moda ini bisa menghimpit ke Muhammadiyah dan arahnya diprediksikan adal utk Pemilu 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar